Cerita Mahasiswa ITB Menunggak UKT dan Tetap Berjuang untuk Berkuliah

Ada sekitar 200-an mahasiswa yang terancam tak bisa kuliah

Bandung, IDN Times - Ratusan mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) melakukan demonstrasi di depan gedung rektorat, Senin(29/1/2024). Mereka ingin bertemu dengan pihak manajemen kampus untuk mencari solusi terkait banyaknya mahasiswa yang tengah mengalami kesulitan membayar uang kuliah tunggal (UKT).

Aksi ini diinisiasi oleh Keluarga Mahasiswa (KM) ITB. Para mahasiswa yang datang pun bukan hanya dari mereka yang belum bisa bayar UKT, tapi banyak mahasiswa secara sukarela ikut aksi meski orang tua mereka masih sanggup membayar.

Di sela-sela demontrasi ini terdapat beberapa mahasiswa yang benyuarakan kekesalannya, di mana mereka adalah satu dari ratusan mahasiswa yang belum bisa membayar UKT.

Dewi Zahra misalnya, mahasiswa seni rupa semester empat ini masih belum bisa membayar UKT untuk perkulihan semester baru. Punya tiga adik yang berdekatan membuat orangtuanya harus membayar pendidikan ketiga adiknya. Dengan uang pas-pasan Dewi sering kesulitan membayar UKT hingga akhirnya uang kuliah tersebut harus dia cicil.

"Ayah saya baru lepas status pengangguran itu tahun kemarin. Jadi uangnya belum cukup untuk bayar semuanya di waktu yang sama. Jadi kemarin itu sempat jual motor dan lainnya," kata Dewi ditemui saat aksi demonstrasi, Senin (29/1/2024).

1. Sudah ajukan surat penurunan UKT tapi tak pernah dapat

Cerita Mahasiswa ITB Menunggak UKT dan Tetap Berjuang untuk BerkuliahIDN Times/Debbie Sutrisno

Dia bercerita, dengan kondisi finansial keluarga yang belum menentu, Dewi sudah sering mengajukan keringanan UKT. Berbagai persyaratan pun dipenuhi mulai dari surat esai, keterangan kurang mampu, hingga memfotokan rumah. Namun, hingga beberapa kali mengajukan dia tidak pernah mendapatkan penurunan UKT. Alhasil setiap harus membayar UKT, dia harus mencicil sebanyak tiga kali. 

Sempat ditawari untuk ikut pembiayaan lewat aplikasi Danacita, Dewi menolaknya. Dia tidak ingin terjerat utang dalam bentuk apapun untuk perkuliahan di ITB. 

Menurutnya, kampus sebesar ITB seharusnya bisa membantu mahasiswa dengan cara yang benar, tidak lewat aplikasi pinjaman online berbunga besar. 

"Saya kesal karena banyak fasilitas juga yang dibangun padahal belum terlalu penting. Harusnya uang yang ada diperbantukan dulu ke mahasiswa yang membutuhkan," ungkap Dewi. 

Dia berharap pihak kampus bisa melihat mana yang menjadi prioritas dalam hal pendidikan sehingga teman-temannya yang punya kesulitan lebih parah dalam membayar UKT bisa terbantu.

2. Kampus awalnya bisa menunggak sekarang diharuskan cuti

Cerita Mahasiswa ITB Menunggak UKT dan Tetap Berjuang untuk BerkuliahIDN Times/Debbie Sutrisno

Persoalan belum sanggup membayar UKT juga disampaikan Deovie Lentera. Mahasiswa ITB semester 8 ini masih punya tunggakan hingga Rp18,75 juta ke kampus. Dia belum bisa membayar uang tersebut karena kondisi keuangan keluarga belum memungkinkan.

Dia menuturkan, orangtuanya sekarang sudah pensiun dari pekerjaan. Untuk kebutuhan berbagai macam hal bahkan rumah yang selama ini ditempati harus digadaikan. 

Pemilihan untuk masuk ke kampus negeri seperti ITB, diharapkan Deovie akan membuat langkahnya di perkuliahan tidak tersendat meski harus kekurangan uang untuk membayar. Sayang, berbagai opsi dari kampus untuk penangguhan susah didapatkannya. Pengajuan beberapa kali untuk menurunkan UKT pun tak kunjung diperoleh padahal semua persyaratan sudah diajukan dan sesuai keinginan kampus.

"Latar belakang saya kondisi finansial selama empat semetser ke belakang masih ada opsi penangguhan. Jadi tetap bisa kuliah tapi aksesnya dibatasi sedikit, tapi minimal bisa kuliah. Masuk semester ini opsi penangguhan diganti, saya jadi tidak bisa kuliah kalau tunggakan saya tidak dibayar," kata dia.

Beruntung sejauh ini dia kerap mendapat bantuan keuangan dari para alumni ITB yang sukarela memberikan uang untuk adik-adik kelas di kampus. 

Deovie pun berharap pihak kampus bisa memberikan lebih banyak beasiswa dan kemudahan kepada para mahasiswa yang memang benar-benar belum bisa membayar UKT. Jangan sampai mahasiswa harus cuti atau justru tidak melanjutkan kuliah sama sekali karena persoalan uang yang harus dibayarkan.

3. Ada sekitar 200-an mahasiswa terancam tidak bisa berkuliah

Cerita Mahasiswa ITB Menunggak UKT dan Tetap Berjuang untuk BerkuliahIDN Times/Debbie Sutrisno

Sementara itu, Ketua Kabinet KM ITB, Yogi Syahputra mengatakan bahwa mahasiswa yang awalnya belum bisa membayar UKT mencapai 137 orang. Namun, setelah dikonfirmasi kepada pihak kampus angka ini bertambah menjadi lebih dari 200 mahasiswa. 

Opsi untuk membayar perkuliahan dengan pinjaman dari aplikasi Danacita pun ditolak banyak mahasiswa karena bunga dari pinjaman tersebut dianggap terlampau besar. 

Dengan mengambil pinjaman Rp12,5 juta dalam setahun dia harus mengembalikan uang Rp15,5 juta. 

"Yang mana itu berkisar pada kisaran 20% dan ini sangat memberatkan," kata dia.

Dengan kondisi ini, KM ITB pun berupaya mencari donasi kepada para alumni dari berbagai angkatan untuk bisa membantu adik kelasnya menuntaskan perkualiahan. 

Baca Juga: Mahasiswa ITB Pasang Spanduk Protes: "Institut Tapi Berpinjol"

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya