BRI Incubator Dampingi 25 UMKM di Bandung untuk Mampu Go Global

Para UMKM didorong agar bisa peluas pasar ke luar negeri

Bandung, IDN Times - Sebanyak 25 pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di area Bandung Raya ikut serta dalam program BRI Incubator yang dilaksanakan di Rumah BUMN Bandung. Program ini diselenggarakan untuk menjadikan UMKM melebarkan sayap hingga ke luar negeri.

Penanggung Jawab Rumah BUMN Bandung, Supriatna mengatakan, 25 UMKM yang ikut dalam program ini telah mengikuti berbagai seleksi mulai dari aspek legalitas, kemasan produk, hingga komitmen dalam menyelesaikan persiapan administrasi.

"Karena dari awal publikasi memang harus ada persyaratan mempunyai rekening BRI, membuat QRIS, hingga mengunduh BRimo," kata Supriatna, Jumat (26/5/2023).

1. Berikan berbagai pelatihan untuk meningkatkan kualitas UMKM

BRI Incubator Dampingi 25 UMKM di Bandung untuk Mampu Go GlobalDebbie Sutrisno/IDN Times

Dia menuturkan, dengan slogan Go Global pelatihan yang dilakukan pun dilaksanakan dari hulu hingga hilir seperti manajemen bisnis yang baik sampai membuat pitch deck atau presentasi mengenai bisnis UMKM dan targetkan ke depannya.

"Di sini peserta ditantang untuk menyiapkan berapa sih kebutuhan mereka dalam mengembangkan usaha termasuk sampai ekspor," ujar Supriatna.

Pelatihan bagian ini sangat penting agar peserta bisa lebih paham bagaimana tata cara mengembangkan usahanya hingga bisa bersaing di dalam dan luar negeri.

2. Tiga terbaik bakal dilombakan di tingkat nasional

BRI Incubator Dampingi 25 UMKM di Bandung untuk Mampu Go GlobalProduk UMKM yang diikutsertakan dalam BRI Incubator Bandung. Debbie Sutrisno/IDN Times

Tercatat 25 pelaku dan produk UMKM yang mengikuti BRI Incubator antara lain, Kostumanakimut, lookart.indonesia, Madanara, PETEKRES, Roemah Baraya SnackStego Kids, Tanatin_shop, Walad Aqiqah Youseeme 1705, Bakso Aci Tercabaikan, dan Rumah Sandal Geulis.

Dari penilaian yang dilakukan didapat didapat tiga pemenang yaitu Koku Footware, Cikopi Mang Eko, dan Arlenne. Selain itu ada juga pemenang yang melakukan transaksi BRI terbanyak yaitu Bakso Aci Terbacaikan dan salo BRI terbanyak, Madanara.

"Nantinya yang tiga besar ini akan kita ikut sertakan dalam lomba di tinggal nasional," kata dia.

Meski demikian, bukan berarti 22 UMKM yang lain tidak akan dirangkul. Mereka tetap menjadi binaan BRI dan ikut serta dalam berbagai pameran termasuk yang mendatangkan pembeli dari luar negeri.

3. UMKM terpacu untuk go global

BRI Incubator Dampingi 25 UMKM di Bandung untuk Mampu Go Globalilustrasi ekspor-impor (IDN Times/Aditya Pratama)

Pemilik jenama Cikopi Mang Eko, Muchar Koswara mengatakan, berbagai yang diadakan melalui program BRI Incubator makin membuka wawasannya untuk meningkatkan penjualan khusunya untuk ekspor. Selama ini produk Muchtar lebih banyak dijual di dalam negeri. Meski permintaan dari luar banyak, tapi dia tidak punya sistem yang bisa menunjang ekspor. Bahkan pembeli dari Jerman sudah memintanya mengirim kopi sebanyak 1 ton setiap bulannya.

"Karena saya memang tidak pernah ikut-ikut kaya gini, jadi bingung memang kalau mau pengembangan. Nah sekarang ikut program BRI jadi mulai ke buka jalannya. Kaya kemarin ketemu mentor yang bisa bantu buat ekspor," ujarnya.

Untuk menuju ke sana, dia juga ingin mencari pendanaan dari investor agar bisa membeli alat baru yang harganya memang lumayan mahal. Produk lokal alat roaster berada di kisaran harga Rp30 juta hingga Rp780 juta, tergantung merek dan besaran alat.

Harga ini masih lebih rendah dibandingkan alat yang didatangkan dari luar negeri. Meski rasa tidak begitu jauh, tapi gengsi para pemain kopi tinggi sehingga menggunakan alat dari luar negeri bisa membuat kopi hasil roasting diminati lebih banyak kedai.

"Kalau bisa sih produksi tahun ini juga naik dari 1 ton per bulan jadi 1,5 ton. Inginnya sih ada investor masuk jadi bisa memenuhi permintaan yang memang banyak," ujarnya.

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya