BPOM Cari Alternatif Vaksin Lain untuk Penanganan COVID-19 

Semoga vaksin virus corona bisa segera ditemukan

Bandung, IDN Times - PT Bio Farma dan FK Unpad tengah melakukan uji klinis calon vaksin COVID-19 sejak Selasa(11/8/2020). Pada tahapan uji klinis perdana ini sebanyak 19 relawan yang sudah disuntikkan vaksin COVID-19. Diharapkan, pengujian ini bisa rampung pada Januari 2021.

Meski demikian, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) saat ini juga tengah mencari alternatif lain selain vaksin Sinovac yang didatangkan dari Tiongkok untuk menangani dan meredam penyebaran COVID-19 yang belum mereda.

Kepala BPOM Penny K Lukito mengatakan, saat ini Indonesia memang bekerja sama dengan negara lain untuk meneliti vaksin. Namun, pada saat yang sama, berbagai penelitian vaksin juga dikembangkan dari dalam negeri.

"Kami kan bekerja sama dengan negara lain, tapi dalam waktu yang sama juga berbagai riset berkembang, ada di Universitas Airlangga, kemudian beberapa industri farmasi juga sudah mulai," kata Penny di Rumah Sakit Pendidikan (RSP) Universitas Padjajaran, Jalan Eyckman, Kota Bandung, Selasa (11/8/2020).

1. Peluang vaksin lain cukup banyak

BPOM Cari Alternatif Vaksin Lain untuk Penanganan COVID-19 Ilustrasi Vaksin (ANTARA FOTO/Wahyu Putro A)

Sehingga, kata dia, Indonesia memiliki berbagai peluang sumber vaksin untuk bisa diproduksi nantinya. Sebab pencarian vaksin virus corona ini bukan hanya dilakukan oleh Indonesia semata.

"Jadi semakin banyak kesempatan kita untuk berbagai alternatif, jadi seluruh dunia, kebutuhan vaksin sangat besar, kita akan berkompetisi," kata Penny.

2. Sedangkan izin untuk vaksin Sinovac bisa selesai bertepatan dengan waktu uji klinis

BPOM Cari Alternatif Vaksin Lain untuk Penanganan COVID-19 Vaksin COVID-19 Sinovac, Minggu (19/7) tiba di Soetta dan langsung dibawa ke Bandung untuk segera mulai Uji Klinis oleh Biofarma dan FK Unpad (Dok. IDN Times/Istimewa)

Saat ini BPOM juga ikut mendampingi Tim Peneliti Unpad dalam uji klinis vaksin COVID-19 Sinovac untuk memastikan protokol uji klinis dilakukan secara tepat.

Menurutnya proses perizinan untuk vaksin itu juga dilakukan secara bersamaan dengan proses uji klinisnya. Sehingga ketika uji klinis telah selesai, BPOM bisa segera mengeluarkan izin edarnya.

"Sekitar Januari itu juga sudah bisa kita keluarkan izin untuk peredaran dalam kondisi pandemi, jadi tetap kita jamin aspek keamanan, mutu, dan efikasinya," kata dia.

3. Masyarakat Indonesia jadi prioritas penyaluran vaksin

BPOM Cari Alternatif Vaksin Lain untuk Penanganan COVID-19 Presiden Joko Widodo tiba di PT Bio Farma (Persero) Bandung untuk meninjau fasilitas produksi dan pengemasan Vaksin COVID-19, Selasa (11/8/2020) (Dok. Biro Pers Kepresidenan)

Sementara itu, Direktur Utama PT Bio Farma, Honesti Basyir memastikan masyarakat Indonesia jadi prioritas penyaluran vaksin setelah uji klinis selesai dan vaksin COVID-19 Sinovac itu diizinkan untuk diproduksi.

"Prioritas untuk dalam negeri dulu," kata Honesti Basyir.

Dalam perhitungannya, ada sekitar 160 juta masyarakat Indonesia yang diprioritaskan untuk mendapatkan vaksin. Setiap masyarakat itu, kata dia, membutuhkan dua dosis untuk vaksinasi.

"Tahun depan itu target ada 160 juta populasi yang harus divaksin, satu orang itu dua dosis, artinya kita harus menyiapkan vaksin 320 juta dosis," kata dia.

4. Jika vaksin dalam negeri cukup maka produk ini bisa diekspor

BPOM Cari Alternatif Vaksin Lain untuk Penanganan COVID-19 Presiden Joko Widodo tiba di PT Bio Farma (Persero) Bandung untuk meninjau fasilitas produksi dan pengemasan Vaksin COVID-19, Selasa (11/8/2020) (Dok. Biro Pers Kepresidenan)

Apabila vaksinasi untuk masyarakat Indonesia sudah terpenuhi, lalu menurutnya PT Bio Farma akan memikirkan untuk melakukan ekspor vaksin ke negara lain. Sejauh ini, pihaknya masih menunggu proses uji klinis ini usai dan perizinan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) yang ditargetkan selesai pada Januari 2021.

Selain itu, Honesti mengatakan sejauh ini Bio Farma memiliki kapasitas produksi sebanyak 100 juta vaksin dalam satu tahun. Lalu pada Desember 2020 mendatang, akan ada gedung baru yang menambah kapasitas produksi vaksin sebanyak 150 juta dosis per tahun.

"Yang lagi dilihat Presiden itu gedung baru, itu bisa menambah 150 juta dosis per tahun, akan selesai Desember. Artinya Desember ini secara kapasitas, kita sudah siap 250 juta dosis," kata Honesti.

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya