BMKG: Waspada Gelombang Tinggi hingga 6 Meter di Laut Selatan Jabar

Musim kemarau kering bisa berdampak pada banyak hal

Bandung, IDN Times - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat yang ada di selatan Pulau Jawa termasuk Jawa Barat mewaspadai adanya gelombang tinggi mulai hari ini, Senin (15/8/2022) hingga Rabu (17/8/2022). BMKG memprediksi gelombang luat diprediksi bisa mencapai 6 meter.

Gelombang paling tinggi di Jabar kemungkinan terjadi di kawasan Sukabumi dan Cianjur yang bisa mencapai 6 meter. Sedangkan perairan di Garut dan Pangandaran diperkrakan bisa mencapai 4 meter.

Dikutip dari siaran pers BMKG, untuk 17 Agustus sendiri kemungkinan semua gelombang laut sama berada di kisaran 2,5 meter hingga 4 meter.

1. Hujan lebat akan terjadi di sejumlah daerah

BMKG: Waspada Gelombang Tinggi hingga 6 Meter di Laut Selatan JabarIlustrasi hujan (IDN Times/Sukma Shakti)

BMKG pun memprakirakan hujan lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang berpeluang terjadi di sejumlah provinsi pada Senin.

Menurut prakiraan BMKG, hujan lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang berpotensi terjadi di bagian wilayah Provinsi Aceh, Sumatera Barat, Riau, Kepulauan Riau, Bengkulu, Jambi, Sumatera Selatan, Kepulauan Bangka Belitung, Lampung, Banten, dan Jawa Barat.

Bagian wilayah Provinsi Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat, dan Papua juga berpeluang menghadapi hujan lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang.

Selain itu, hujan yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang berpotensi terjadi di bagian wilayah Provinsi DKI Jakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan Bali.

2. Waspada kekeringan air karena musim kemarau basah

BMKG: Waspada Gelombang Tinggi hingga 6 Meter di Laut Selatan JabarIlustrasi lahan sawah mengalami kekeringan. (ANTARA FOTO/Jojon)

Di Kota Bandung, masyarakat diimbau mewaspadai bahaya dari musim kemarau basah karena bisa menyebabkan sulit mendapat air bersih.

Pengamat Meteorologi dan Geofisika (PMG) Muda Data dan Informasi BMKG Kota Bandung Yan F Permadhi faktor terjadinya kemarau basah ini karena aktifnya La Nina yang sudah berjalan sejak tahun lalu.

“Pada kemarau basah ini, warga harus waspada dengan bencana hidrometeorologi seperti banjir dan angin kencang. Bahkan, ke depannya bisa terjadi kekeringan sampai kesulitan air bersih. Itu yang harus dipersiapkan oleh warga,” kata Yan.

3. Baru netral pada akhir September

BMKG: Waspada Gelombang Tinggi hingga 6 Meter di Laut Selatan JabarIlustrasi hujan (IDN Times/Sukma Shakti)

Menurut Yan, fenomena ini berasal dari adanya faktor Indian Ocean Dipole (IOD) negatif dan gelombang ekuator. Hal itu pun menyebabkan kondisi suhu di Kota Bandung tergolong lebih dingin dari biasanya.

"Di Kota Bandung itu sekarang suhu dinginnya 17 derajat Celsius. Bahkan, di Lembang sampai 14 derajat Celsius," kata dia.

Namun, menurutnya kondisi faktor La Nina sejauh ini sudah mulai melemah. Dia mengatakan perkiraan netralnya kondisi cuaca itu bakal terjadi di bulan September 2022.

Untuk wilayah Kota Bandung, dia memprediksi bencana hidrometeorologi yang bakal banyak terjadi yakni banjir genangan.

Selain itu, warga juga harus selalu menjaga kesehatan karena perubahan suhu yang sangat tinggi, dari panas ke dingin ataupun sebaliknya.

"Perubahan suhu ini membuat stamina tubuh kita juga cepat berkurang. Diharapkan warga Bandung perlu waspada dengan beragam penyakit yang sering menyerang di musim pancaroba," kata Yan.

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya