BMKG Pastikan Hari ini Tak Ada Potensi Waspada Banjir di Sekitar Jabar

Masyarakat diimbau tetap waspada dengan perubahan cuaca

Bandung, IDN Times - Hujan deras mengguyur sejumlah wilayah di Jawa Barat, Sabtu (16/7/2022). Di Kota Bandung hujan terjadi sejak dini hari hingga siang hari. Di beberapa daerah bahkan hujan yang lebat berdampak pada banjir dan longsor.

Untuk hari ini, Minggu (17/7/2022), Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memastikan tidak ada situasi waspada yang diakibatkan cuaca. Kondisi serupa juga diprediksi hingga Senin (18/7/2022).

Dikutip dari siaran pers BMKG, terdapat indeks global seperti SOI (+16.6) dan IOD (-0.69) menunjukkan nilai yang signifikan, di mana kondisi tersebut akan mendukung pertumbuhan awan hujan di wilayah Indonesia.

Sedangkan NINO 3.4 (-0.28) menunjukkan nilai yg tidak signifikan. MJO berada pada kuadran 5 (tidak signifikan), dalam sepekan ke depan berpotensi berada pada kuadran 5 atau 6 yang menunjukkan nilai yang tidak signifikan.

Aktivitas gelombang atmosfer Rossby Ekuatorial diprakirakan aktif di wilayah Kalimantan bagian Timur, Sulawesi, Maluku, Maluku utara, Papua barat dan Papua dalam akhir pekan ini, dan berpotensi meluas ke wilayah Kalimantan, Sulawesi, sebagian Jawa bagian Utara dan Sumatra bagian Timur pada awal pekan depan.

Sedangkan gelombang Kelvin diprakirakan tidak aktif dalam sepekan ke depan Sirkulasi siklonik diprediksi akan terbentuk di Samudera Hindia barat Sumatera.

1. Kondisi hujan lebat diperkirakan ada di kawasan Timur Indonesia

BMKG Pastikan Hari ini Tak Ada Potensi Waspada Banjir di Sekitar JabarIlustrasi hujan (IDN Times/Sukma Shakti)

Daerah konvergensi diprakirakan terbentuk di perairan sebelah barat Sumatra Barat, Riau, Kalimantan Utara, Laut Halmahera, dan Laut Banda. Daerah pertemuan angin diprakirakan terbentuk perairan sebelah utara Papua Barat-Papua. Kondisi tersebut mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sekitar wilayah sirkulasi siklonik dan di sepanjang daerah konvergensi tersebut.

"Prakiraan Cuaca Tanggal 17 Juli 2022 berdasarkan prakiraan cuaca berbasis dampak (IBF) untuk dampak banjir/banjir bandang, berlaku tanggal 17 Juli 2022. Tidak ada potensi dampak dengan status waspada untuk wilayah Jawa Barat," dikutip IDN Times dari siaran pers tersebut.

2. Tetap waspada dengan perubahan cuaca yang sering terjadi

BMKG Pastikan Hari ini Tak Ada Potensi Waspada Banjir di Sekitar JabarIlustrasi banjir bandang (ANTARA FOTO/Mohamad Hamzah)


BMKG mengimbau asyarakat diimbau agar tetap waspada dan berhati-hati terhadap dampak yang dapat ditimbulkanoleh kondisi cuaca ekstrem di awal musim kemarau seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, angin kencang, pohon tumbang, dan jalan licin.

Bagi yang sedang dalam perjalanan di jalan raya, apabila terjadi cuaca ekstrim seperti hujan deras disertai petir, diharap segera menepi dan masuk kegedung, hindari berlindung di bawah pohon besar pada kondisi demikian, menjauhi tebing jika berada di wilayah yang berbukit.

"Ketika terjadi hujan yang ekstrem ataupun hujan sedang dengan durasi lama harap menjauhi aliran sungai yang berpeluang meluap.

Hal yang perlu diwaspadai oleh masyarakat saat ini adalah tetap tenang dan waspada, berhati-hati. Ketika beraktifitas diluar rumah dan mengurangi kegiatan diluar apabila tidak penting. Mencari informasi resmi kebencanaan dari pihak yang berhubungan langsung seperti BNPB, BMKG,TAGANA,TNI/Polri dan aparat Pemerintahan setempat.

Berkaitan dengan Peringatan Dini tinggi gelombang, bagi masyarakat yang berkepentingan ke Wilayah Pesisir/Perairan Selatan Jawa Barat, diharap agar selalu berhati-hati dan memperhatikan rambu-rambu keselamatan yang ada.

3. La Nina pada Juli diprediksi masih aktif dengan kategori lemah

BMKG Pastikan Hari ini Tak Ada Potensi Waspada Banjir di Sekitar JabarPengendara menerobos hujan di jalan Saranani, Kendari, Sulawesi Tenggara, Rabu (18/11/2020). (ANTARA FOTO/Jojon)

Sementara itu, Deputi Bidang Meteorologi, Guswanto mengatakan, curah hujan dengan intensitas ringan hingga lebat masih berpotensi mengguyur sebagian besar wilayah Indonesia selama sepekan ke depan (16-23 Juli 2022) meskipun telah memasuki musim kemarau.

Hal ini disebabkan oleh masih aktifnya beberapa fenomena dinamika atmosfer skala global-regional yang cukup signifikan. Di antaranya, yaitu fenomena La Nina yang pada bulan Juli ini diidentifikasi masih cukup aktif dengan kategori lemah.

"Kondisi tersebut masih turut berpengaruh terhadap penyediaan uap air secara umum di atmosfer Indonesia," ungkap Deputi Bidang Meteorologi, Guswanto di Jakarta, Sabtu (16/7/2022).

Selain La Nina, kata Guswanto, fenomena Dipole Mode di wilayah Samudra Hindia saat ini juga menunjukkan indeks yang cukup berpengaruh dalam memicu peningkatan curah hujan terutama di wilayah Indonesia bagian barat.

Dalam skala regional, terdapat beberapa fenomena gelombang atmosfer yang aktif meningkatkan aktivitas konvektif dan pembentukan awan hujan, yaitu; MJO (Madden Jullian Oscillation), gelombang Kelvin, dan gelombang Rossby yang terjadi pada periode yang sama.

"Adanya pola belokan angin dan daerah pertemuan serta perlambatan kecepatan angin (konvergensi) di sekitar Sumatera bagian selatan dan di Jawa bagian barat juga mampu meningkatkan potensi pembentukan awan hujan di wilayah tersebut didukung dengan anomali suhu muka laut positif yang dapat meningkatkan potensi uap air di atmosfer," paparnya.

Menurut Guswanto, meskipun saat ini sebagian besar wilayah Indonesia sudah memasuki musim kemarau, namun, karena adanya fenomena-fenomena atmosfer tersebut memicu terjadinya dinamika cuaca yang berdampak masih turunnya hujan di sebagian besar wilayah Indonesia.

Berikut prediksi potensi Hujan untuk periode sepekan kedepan (16 - 23 Juli 2022) :

Sedang-Lebat masih dapat terjadi di beberapa wilayah sebagai berikut :
1. Jawa Barat
2. Jawa Tengah
3. Kalimantan Tengah
4. Sulawesi Utara
5. Sulawesi Tengah
6. Maluku Utara
7. Maluku
8. Papua Barat
9. Papua

Ringan-Sedang masih dapat terjadi di beberapa wilayah sebagai berikut :
1. Aceh
2. Jambi
3. Sumatera Selatan
4. Kep. Bangka Belitung
5. Lampung
6. Banten
7. DKI Jakarta
8. DI Yogyakarta
9. Jawa Timur
10. Kalimantan Barat
11. Kalimantan Utara
12. Kalimantan Timur
13. Kalimantan Selatan
14. Gorontalo
15. Sulawesi Barat
16. Sulawesi Tenggara
17. Sulawesi Selatan

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya