Berusia 100 Tahun, Ini Kata Rektor ITB untuk Indonesia

Satu abad akan menjadi tantangan paling besar bagi ITB

Bandung, IDN Times - 100 tahun sudah umur Institut Teknologi Bandung (ITB) berdiri. Sebagai Pendidikan Tinggi Teknik Indonesia (PTTI), kampus ini telah mencetak banyak lulusan berkualitas yang mampu memberikan perubahan bagi bangsa Indonesia.

Saat ini, ITB dipimpin oleh rektor perempuan pertama, Profesor Reini Wirahadikusumah. Bersama jajarannya, dalam usia yang genap satu abad ini Reini ingin memperbaiki kondisi internal ITB agar mampu menjadi kampus yang lebih unggul dan lulusannya bisa berdampak luas secara nasional maupun internasional.

Dia menyebut, dalam lima tahun ke depan setelah dilantik transformasi organisasi di dalam tubuh ITB merupakan hal penting. Sebab, untuk mencapai berbagai target yang ditetapkan dalam sebuah organisasi termasuk kampus, maka pondasinya harus kuat terlebih dahulu.

"Tantangan ITB setelah 100 tahun ini akan lebih besar. Dengan besarnya tantangan itu maka internal kita harus diperbaiki. Bukan sekarang jelek, tapi kita harus coba untuk dorong lagi agar target ke depan bisa tercapai," ujar Reini ditemui dalam konferensi pers 100 tahun ITB, Kamis (2/7).

1. Banyak pihak belum puas dengan capaian ITB sekarang

Berusia 100 Tahun, Ini Kata Rektor ITB untuk IndonesiaIDN Times/Debbie Sutrisno

Salah satu yang ingin di capai ITB dalam kepengurusan sekarang adalah memperbaiki peringkat universitas di mana masyarakat dunia. Sebelumnya, Quacquarelli Symonds World University Rankings atau QS WUR baru-baru ini telah merilis hasil pemeringkatan universitas-universitas terbaik di dunia tahun 2020.

Institut Teknologi Bandung (ITB) pada tahun ini berada di peringkat ke-331. Posisi ITB naik dari tahun sebelumnya pada peringkat 359. Namun, rangking ini disebut sebagian orang bahkan alumninya sendiri kurang pantas. Seharusnya, angka tersebut bisa lebih baik.

"Capaian rangking ini menjadi bahan introspeksi kami walaupun sebenarnya naik dibandingkan tahun lalu. Meski tidak begitu penting tapi ini kan indikator. Itu belum memuaskan dan jadi pekerjaan rumah bersama," ujarnya.

2. Lulusan kampus harus bisa berdampak luas pada masyarakat

Berusia 100 Tahun, Ini Kata Rektor ITB untuk IndonesiaInstagram/itb1920

Dia mengatakan, ITB saat ini menjadi kampus yang diburu banyak calon mahasiswa. Mereka berbondong-bondong untuk bisa masuk ke ITB karena kampus ini merupakan salah satu yang terbaik di Indonesia.

Reini menyebut, lulusan dari ITB pun tidak sulit untuk bekerja ketika dibutuhkan. Banyak pihak baik dari dalam negeri maupun luar negeri membutuhkan tenaga dari lulusan kampus ini.

Namun, itu tidak selalu jadi tolak ukur. Menurutnya, yang paling penting saat ini bagiamana lulusan dari ITB bisa berdampak luas bagi masyarakat. "Kita harus bisa memberikan dampak yang lebih," ujarnya.

Jika lulusan ITB hanya berdampak positif untuk dirinya sendiri atau lingkup keluarga itu hal biasa. Tapi, saat lulusan ITB bisa berdampak pada masyarakat luar termasuk negara itu baru hal yang bagus.

"Itu yang ingin kita ubah. Bagaimana kita bisa memuat banyak perubahan dan itu harus dimulai dari sekarang, lima tahun kepengurusan saya," paparnya.

3. Berupaya perbaiki sistem belajar manfaatkan berbagai platform

Berusia 100 Tahun, Ini Kata Rektor ITB untuk IndonesiaInstagram/itb1920

Di tengah persoalan pandemik COVID-19, sektor pendidikan saat ini masih menunggu arahan dari pemerintah pusat maupun darah agar bisa dibuka kembali seperti biasa. Dalam beberapa bulan terakhir perkuliahan di kampus sudah ditiadakan dan menggantinya dengan belajar secara jarak jauh (online).

Reini menuturkan, hal serupa dilakukan manajemen ITB. Meski belum sempurna, tapi sistem belajar online terus diperbaharui agar semakin bagus dan bisa membuat mahasiswa memiliki kualitas yang mirip dengan ketika mereka belajar di kelas.

"Memang akan ada dampaknya (kuliah online), tapi jangan pesimislah. Kan ini sementara dalam beberapa bulan. Kami juga terus memperbaiki kualitas belajar online agar bisa bagus," ungkapnya.

4. Berharap lulusan ITB tidak akan menurun kualitasnya dampak pandemik COVID-19

Berusia 100 Tahun, Ini Kata Rektor ITB untuk IndonesiaIDN Times/Debbie Sutrisno

Dia pun berharap, kualitas lulusan ITB tidak menurun meski saat ini banyak yang harus belajar secara online. Alhasil banyak yang tidak bisa melakukan praktikum padahal hal itu sangat berdampak pada ilmu yang diterima.

Reini menyebut, ketika perkuliahan dibuka secara normal, maka para mahasiswa yang harus melakukan praktikum atau pelajaran lainnya bisa dilakukan sehingga ketertinggalan ilmu bisa dikejar agar mereka tetap mampu bersaing dengan lulusan kampus lainnya.

"Saya optimistis tahun depan sudah bisa dibuka (perkuliahan). Nanti yang belum melakukan praktik atau kuliah lainnya bisa kejar lagi sebelum lulus," pungkasnya.

 

Baca Juga: Besok Usianya Genap Seabad, Ini Sepenggal Sejarah ITB

Topik:

  • Galih Persiana
  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya