Bertahan di Tenda Seadanya, Pengungsi di Desa Sukamanah Butuh Bantuan 

Puluhan ribu orang masih mengungsi akibat gempa Cianjur

Bandung, IDN Times - Gempa yang melanda Kabupaten Cianjur meluluhlantahkan ribuan bangunan termasuk rumah warga. Tak sedikit rumah yang rusak berat dan tidak bisa ditempati kembali.

Kondisi ini memaksa warga terdampak mendirikan tenda sementara di sekitar rumahnya. Beralasan karpet, tikar, dan barang lainnya, mereka memilih berada di luar bangunan mengantisipasi adanya gempa susulan yang masih terjadi.

Dua malam sudah Susi bersama warga di RT 01/07, Desa Sukamanah, Kecamatan Cugenang, bertahan di tenda darurat. Tanpa listrik dan minimnya suplai makanan, mereka coba bertahan meski sedih karena banyak anak kecil sampai bayi yang harus merasakan dinginnya angin di malam hari.

"Biasanya kalau malam bayi dikasih minyak telon, ini sekarang tidak ada. Kasihan mereka. Kami sangat butuh bantuan dari pemerintah. Sampai sekarang belum ada yang masuk dari dinas manapun," kata Susi, Selasa (22/11/2022) malam.

Menurutnya, kondisi ini bukan hanya dialami dia dan warga di RT-nya saja. Banyak masyarakat yang berada di RT lain juga mendirikan tenda seadanya asalkan tidak kepanasan saat siang hari. Ada yang dipinggir jalan, samping rumah, hingga lahan kosong tak jauh dari rumah masing-masing.

Belum adanya aliran listrik di malam hari juga dirasakan Kusnadi, salah satu warga di Desa Nagrak. Karena rumah yang hancur dia kemudian mendirikan tenda darurat bersama ratusan warga lain karena tempat tinggalnya tak bisa lagi dihuni. Bermodalkan terpal dan tali plastik seadanya, ia bergegas mendirikan tempat berteduh sementara pada malam pertama pasca gempa.

Kusnadi harus melakukan itu semua dalam kondisi gelap gulita dibantu penerangan seadanya. Sebab aliran listrik di Desa Nagrak terputus akibat 2 dari 3 gardu yang ada di Kabupaten Cianjur rusak setelah gempa M5,6 yang terjadi pada Senin (21/11/2022).

"Kondisi warga yang mengungsi memang sedang dalam kondisi kelelahan, pasca kejadian gempa juga. Ya biasa sakit badan meriang efek masuk angin juga diluar. Kita juga kurang tidur karena kondisi sangat darurat," ujar Kusnadi.

Beralaskan tikar, ia terpaksa menunggu dan berjaga di sekitar tenda karena khawatir ada gempa susulan. Selain itu, Kusnadi mengaku khawatir terjadi pencurian akibat kondisi desa yang gelap gulita.

"Karena sebagian besar barang berharga kami masih ada di rumah, itu mengapa kami gak bisa bikin tenda pengungsian jauh dari rumah. Sekaligus menjaga juga, khawatir ada maling. Tadi juga ada gempa susulan jam 7 kita juga tidur tak terlalu pulas, jaga-jaga wanti wanti ada gempa susulan," jelasnya.

Untungnya, di hari kedua pasca gempa Cianjur, Kusnadi beserta ratusan pengungsi lainnya yang ada di Desa Nagrak mulai mendapatkan bantuan dari pemerintah setempat. Mulai dari obat-obatan hingga bantuan selimut untuk membantu menghangatkan para pengungsi di tenda darurat.

"Tapi kita betul-betul butuh listrik, selain untuk penerangan listrik juga dibutuhkan untuk pasokan air bersih. Jadi otomatis kita juga sekarang cukup sulit mendapatkan air bersih," jelasnya.

Menurutnya, hampir seluruh penduduk Kampung Sudi terpaksa mengungsi atau membuat tenda darurat. Total pengungsi yang ada di desanya tak kurang dari 250 KK.

Bertahan di Tenda Seadanya, Pengungsi di Desa Sukamanah Butuh Bantuan Perbaikan jaringan listrik di kawasan terdampak gempa Cianjur. Dokumentasi PLN

Sementara itu, PLN mengklaim berhasil memulihkan 100 persen sistem kelistrikan yang terdampak gempa di Cianjur, Jawa Barat. Pada pukul 23.05 WIB, 1.844 gardu distribusi dan 21 penyulang yang sebelumnya mengalami gangguan telah berhasil beroperasi. Kurang dari 34 jam, pasokan listrik ke 326.028 pelanggan kembali normal.

Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo menyampaikan, ratusan petugas dikerahkan dengan cepat sejak kejadian untuk segera memulihkan kembali sistem kelistrikan Cianjur yang mengalami padam karena terdampak gempa.

“Dengan kolaborasi berbagai pihak, kurang dari 34 jam kita berhasil menyalurkan listrik kembali kepada seluruh masyarakat. Fasilitas umum seperti rumah sakit, jalan raya, balai desa sampai posko-posko relawan berhasil dipulihkan dan menyala kembali,” terang Darmawan melalui siaran pers diterima IDN Times.

Direktur Distribusi PLN Adi Priyanto menyampaikan dalam proses pemulihan terdapat banyak kendala di lapangan, tetapi dengan kolaborasi berbagai pihak semuanya dapat diselesaikan.

"Ada beberapa daerah yang gardunya roboh dan aksesnya tertutup longsor akibat gempa. Dengan mengerahkan alat berat, akhirnya aksesnya bisa segera dilalui dan tim gabungan segera memperbaiki jaringan listriknya," ucapnya.

Untuk meringankan korban gempa, PLN turut mendirikan tenda darurat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cianjur guna menampung pasien dan warga yang rumahnya mengalami kerusakan. Gerak cepat PLN melalui YBM dalam membangun dapur umum bagi warga terdampak juga dirasakan langsung oleh warga. Sebanyak 1.500 paket makanan didistribusikan kepada warga.

Selain itu puluhan tenaga medis dan tenaga logistik juga turun langsung untuk memberikan pengobatan dan bantuan secara langsung. 2 unit mobil ambulans dan 1 mobil rescue juga dikerahkan untuk terus bergerak dalam membantu logistik dan pemulihan pasca bencana.

PLN mengimbau, bagi masyarakat yang memerlukan informasi mengenai kelistrikan dan menyampaikan pengaduan dapat mengakses aplikasi PLN Mobile.

Baca Juga: 7 Fakta Menarik Cianjur, Kota Santri Jawa Barat yang Rawan Gempa

Baca Juga: Korban Gempa yang Dirawat di RSUD Cianjur Kebanyakan Patah Tulang

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya