Berbisnis Ikan Cupang, si Penghilang Stres di Kala Pandemik COVID-19

Tren jualan ikan hias terus meningkat

Bandung, IDN Times - Memelihara ikan hias saat ini tengah menjadi tren di kalangan masyarakat. Bukan ikan hias besar, melainkan ikan-ikan yang ukurannya relatif kecil.

Pandemik COVID-19 yang masih mendera Indonesia membuat masyarakat terpaksa lebih banyak melakukan aktivitas di dalam rumah. Aspek sosial dengan bertemu satu sama lain pun dikurangi demi meredam penyebaran virus corona.

Belum normalnya aktivitas seperti dulu kala, rupanya membuat orang-orang semakin kreatif dalam membunuh rasa bosan. Salah satunya dengan memelihara ikan hias.

Hal ini ternyata berdampak baik bagi para penjual ikan hias, seperti dirasakan Yana Waryana. Dia mulai kebanjiran orderan selama pandemik COVID-19. Terlebih ketika Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Yana mengatakan, selama pandemi ini dia mengalami peningkatan penjualan 50 persen dibanding hari biasa. 

"Kalau dibanding hari biasa karena kita sudah punya pasar sendiri, ikan cupang atau ikan hias ya jelas ada peningkatan. Kebutuhan konsumen lebih tajam daripada dulu," kata Yana, Sabtu (21/11/2020).

1. Warna-warni ikah hias yang ciamik mampu memikat mata

Berbisnis Ikan Cupang, si Penghilang Stres di Kala Pandemik COVID-19Dok.IDN Times/Istimewa

Menurut Yana, banyak orang mulai melirik untuk memelihara ikan hias karena warna-warnanya yang cantik. Perpaduan corak warna pada tubuh setiap ikan hias dianggap mampu memberikan ketenangan secara psikologis pada pemiliknya. Alhasil tak sedikit mereka yang mengincar ikan sebagai peliharaan selama pandemik. 

"Saya pernah tanya kepada konsumen, kenapa yang tadinya pelihara burung jadi ke ikan hias. Katanya, mereka bosan karena gak bisa keluar rumah. Makanya larinya ke ikan, biar bisa menghilangkan stress," kata Yana.

Pria yang sudah merintis usaha dari tahun 2016 menuturkan, daya tarik dari ikan hias jelas terdapat pada corak warna. Keindahan warna yang berpadu dengan air jernih di akuarium, dipercaya bisa memberikan ketenangan. 

"Pertama, kita lihat air apalagi di dalamnya berwarna gerak. Jelas bisa bikin tenang. Kedua, dari colorfull dan warnanya, ikan cupang kan satu juta warna jadi beragam," jelasnya.

2. Ikan galaxy dan cupang jadi buruan pembeli

Berbisnis Ikan Cupang, si Penghilang Stres di Kala Pandemik COVID-19Dok.IDN Times/Istimewa

Dari banyaknya, ikan hias yang dijual, Yana mengungkap saat ini yang paling banyak dicari konsumen Indonesia adalah ikan galaxy rasbora, ikan cupang candy, dan ikan nemo. Sedangkan untuk pasar luar negeri, ikan cupang alam masih jadi primadonanya. 

Dalam hal perawatan, Yana mengatakan tidak terlalu sulit. Konsumen cukup rajin mengganti air dan memberikan pakan sesuai kebutuhan. Kehadiran ikan hias rupanya tidak cuma sebagai hobi saja, saking banyaknya pecinta ikan hias, mulai banyak kompetisi ikan hias berstandar nasional dan internasional. 

Yana sendiri mulai menjajal dunia ikan hias sejak duduk di bangku SMA. Dimulai dari kesenangannya memelihara ikan hias, Yana akhirnya menggeluti bidang ini sampai sekarang punya toko sendiri di Gedebage. 

"Kebetulan hobi mulai dari SMA pelihara ikan cupang. Kuliah agak stop, nah tingkat akhir mulai lagi main di Cupang dan Gapi. Kemudian saya cari-cari informasi tentang ikan hias, lumayan juga pasarannya," terangnya. 

Sekali beternak, induk ikan cupang bisa menghasilkan sampai 800 ekor. Melihat pasar yang menjanjikan, Yana akhirnya serius dalam berbisnis ikan hias.

"Harganya sendiri beragam, paling murah dari dua ribu rupiah juga ada, paling mahal diharga Rp 10 juta. Harga ditentukan dari warna dan genetik ikan tersebut," tandasnya.

3. Manfaatkan momen mencari cuan dari ikan hias

Berbisnis Ikan Cupang, si Penghilang Stres di Kala Pandemik COVID-19Dok.IDN Times/Istimewa

Sementara itu, pelaku usaha ikan hias di Kota Bekasi, Eko Supriadi mengatakan, menjual ikan hias seperti cupang memang menjadi tren saat ini. Melihat ada peluang di sektor ini, Eko pun tak ingin ketinggalan.

Dia coba menekuni bisnis ikan hias yang sudah digemarinya sejak kecil. Dengan terjun di usaha ini Eko pun makin tahu bahwa jenis ikan hias cupang ada banyak, tak sekedar cupang aduan yang dia kenal pada saat sekolah dulu.

"Selama pandemik bisnis cupang makin meningkat. Karena banyak yang kerja dari rumah, dan mencari kesibukan lain. Dan peliharan cupang jadi pilihan," ujar Eko saat dihubungi.

Ketika pertama kali membuka usaha, lanjut Eko, ikan hias yang dia siapkan langsung ludes oleh pembeli. Setiap harinya mesti angkanya belum melonjak kembali tapi ada saja yang membeli ikan jualannya.

4. Manfaatkan media sosial untuk berjualan lebih gampang

Berbisnis Ikan Cupang, si Penghilang Stres di Kala Pandemik COVID-19Dok.IDN Times/Istimewa

Karena trennya sedang meningkat, maka penjual ikan hias kian menjamur. Persaingan dalam berjualan pun pasti ada meski pasarnya masih besar.

Untuk memudahkan pembeli mengetahui setiap ikan hias yang dimiliki, Eko coba merambah media sosial untuk berjualan. Cara ini diyakini bisa membuat pembeli bisa memilih lebih jeli ikan mana yang akan dia pilih karena sebelumnya telah melihat di media sosial setiap pembeli.

"Sekarang bahkan ada sampai lelang ikan hias lewat Instagram. Jadi memang jualan ikan hias sekarang gak pernah sepi dari peminat," ungkap Eko.

Pria satu anak ini menuturkan, sebagai pemula uang yang dihasilkan dari bisnis ikan hias memang belum besar. Terlebih usaha Eko baru memanfaatkan halaman di depan rumah.

Setiap minggunya dari penjualan ikan dia bisa meraup ratusan ribu rupiah. "Kalau sampai jutaan rupiah memang belum. Tapi lumayan lah namanya pemula kan," ujarnya.

Dia pun mengajak masyarakat untuk ikut serta berwirasusaha dalam bentuk apapun, termasuk ikan hias. Meski ikan hias sekarang baru sekedar tren di kala pandemik, tapi peluang bisnis sektor ini masih menggiurkan.

Baca Juga: Cupang dan Tanaman Hias Jadi Penyelamat Ekonomi Warga Bandung Raya 

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya