Belum Ada Daerah di Jabar yang Sudah Ajukan Izin Terapkan Normal Baru

PSBB Proposional di seluruh daerah Jabar masih berlaku

Bandung, IDN Times - Pemerintah Provinsi Jawa Barat mematikan belum ada satupun dari kabupaten/kota yang mengajukan izin ke Kementerian Kesehatan untuk mengganti penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dengan konsep normal baru atau adaptasi kebiasaan baru (AKB).

Pun dengan 15 daerah yang masuk dalam zona biru sejauh ini nihil ajukan perubahan tersebut. Hal ini disampaikan Juru Bicara Gugus Tugas COVID-19 Jabar Daud Achmad.

"Semua masih berproses," ujar Daud dalam konferensi pers, Rabu (3/6).

1. Harus ada kajian mendalam sebelum terapkan normal baru

Belum Ada Daerah di Jabar yang Sudah Ajukan Izin Terapkan Normal BaruIDN Times/Debbie Sutrisno

Daud menjelaskan, untuk menerapkan AKB tidak bisa dijalankan tanpa adanya kajian. Maka setiap daerah harus melakukannya dengan melihat epidemologi di kawasan tersebut, kemudian bagaimana fasilitas kesehatan, hingga survei kesehatan warganya.

"Penuhi itu dulu sebagai syarat untuk bisa diajukan menjadi daerah yang menerapkan adaptasi kebiasaan baru," paparnya.

2. Sejumlah daerah mulai lakukan simulasi new normal

Belum Ada Daerah di Jabar yang Sudah Ajukan Izin Terapkan Normal BaruIDN Times/Debbie Sutrisno

Kabupaten Sumedang masuk dalam 15 daerah zona biru yang dirilis Pemprov Jabar. Hal ini artinya masyarakat di Sumedang bisa melakukan aktivitas normal 100 persen tapi tetap memerhatikan protokol kesehatan COVID-19.

Wakil Bupati Sumedang, Erwan Setiawan mengatakan penerapan AKB di Kabupaten Sumedang akan mulai efektif pada Selasa, (2/6) 2020. Menurutnya, protokol kesehatan untuk AKB cukup sederhana, maka dari itu simulasi perlu dilakukan.

"Semua (kapasitasnya) hanya 50 persen. Mal jam 09.00 WIB hingga 18.00 WIB, mini market ini dari 06.00 WIB sampai 18.00 WIB. Akan kita kaji berkala, kalau berhasil baik bisa saja jam operasionalnya ditambah. Yang penting protokol kesehatan dijalankan," kata Erwan di Mal Jatinangor Town Square beberapa waktu lalu.

Di Bandung, pemerintah kota bersiap melakukan simulasi penerapan protokol virus corona (COVID-19) di sejumlah mal. Simulasi dilakukan guna mengecek kesiapan daerah jika hasil evaluasi PSBB mengizinkan untuk mal beroperasi kembali di Jawa Barat.

Rencananya, simulasi ini akan dilakukan secara bertahap sampai Jumat (5/6) mendatang. Beberapa mal yang sudah dilakukan simulasi yakni Paris Van Java (PVJ), Bandung Indah Plaza (BIP), dan Bandung Elektronik Center (BEC).

3. Belum ada daerah masuk zona hijau di Jabar

Belum Ada Daerah di Jabar yang Sudah Ajukan Izin Terapkan Normal BaruSejumlah toko pakaian di Bandung mulai buka. IDN Times/Debbie Sutrisno

Normal baru atau akrab disebut new normal saat ini sangat dinanti masyarakat di sejumlah daerah. Di Jawa Barat, Pemerintah Provinsi telah memberikan rekomendasi kepada 15 kabupaten/kota jika ingin menerapkan normal baru di berbagai sektor aktivitas. Sedangkan 12 daerah sekarang masih berada di zona kuning.

Meski demikian, Kepala Dinas Kesehatan Jabar Berli Hamdani memastikan hingga hari ini belum ada satupun daerah yang menerapkan normal baru atau adaptasi kebiasaan baru (AKB).

"Kelihatannya belum ada yang menerapkan secara langsung di hari ini," kata dia.

4. Penurunan angka penyebaran COVID-19 jadi faktor keinginan terapkan

Belum Ada Daerah di Jabar yang Sudah Ajukan Izin Terapkan Normal BaruDok.Humas Jabar

Sementara itu, Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Jawa Barat (Jabar), Ridwan Kamil menyebut angka reproduksi efektif (Rt) di Jabar terus mengalami penuruan. Sebelumnya, Rt Jabar berada di angkat 0,97, saat ini menjadi 0,67. Hal itu memperlihatkan sebaran COVID-19 di Jabar terkendali.

"Sekarang sudah turun lagi menjadi 0,67. Sebelumnya, sempat di angka satu, lalu saat persiapan AKB (Adaptasi Kebiasaan Baru) 0,97 dan sekarang di 0,67," kata Emil melalui siaran pers yang dikutip IDN Times, Rabu (3/6).

Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Jabar mengukur angka reproduksi efektif (Rt) dengan pemodelan SimcovID (Simulasi dan Pemodelan COVID-19 Indonesia) berdasarkan metode Kalman Filter yang merupakan perpanjangan dari metode Bayesian Sequential.

SimcovID sendiri merupakan tim gabungan yang terdiri dari peneliti berbagai perguruan tinggi, seperti ITB, Universitas Padjadjaran, YGM, UGM, ITS, UB, dan Undana, dan peneliti perguruan tinggi luar negeri, yakni Essex & Khalifa University, University of Southern Denmark, dan Oxford University.

Baca Juga: Pengamat: Indonesia Gak Menyongsong New Normal, tapi New Backward!

Baca Juga: Cegah PHK, Jokowi Perintahkan Industri Padat Karya Harus Diperhatikan 

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya