Banyak PSK Mangkal di Saritem, Sekda Bandung Ingin Fokus Pengawasan

Jangan ada lagi orang yang menghidupkan Saritem

Bandung, IDN Times - Puluhan pekerja seks komersial (PSK) berhasil dirazia di kawasan Saritem, Kota Bandung, pekan kemarin. Mereka berasal dari berbagai daerah, tidak hanya warga Kota Bandung.

Terkait hal ini, Pelaksana Harian (Plh) Wali Kota Bandung, Ema Sumarna mengatakan bahwa adanya puluhan PSK tersebut menjadi cambuk bagi aparat pemerintah. Sebab seharusnya praktik prostitusi di kawasan tersebut sudah tidak ada.

"Karena sudah dari lama itu ditutup. Seharusnya dipatuhi semua jangan ada lagi yang bertentangan aspek hukum negara dan agamanya," kata Ema di Balai Kota Bandung, Selasa (23/5/2023).

1. Pemerintah bakal perketat pengawasan

Banyak PSK Mangkal di Saritem, Sekda Bandung Ingin Fokus PengawasanIlustrasi Pekerja Seks (IDN Times/Mardya Shakti)

Atas kejadian ini, Pemkot dan Polrestabes Bandung akan bersinergi agar kasus serupa tidak terjadi. Komitmen ini penting karena keberadaan para PSK menjadi citra negatif bagi Kota Bandung dan masyarakat pada umumnya.

"Jangan ada lagi kelompok yang membangkitkan Saritem," kata dia.

2. PSK di Saritem dipekerjakan dua mucikari

Banyak PSK Mangkal di Saritem, Sekda Bandung Ingin Fokus PengawasanIlustrasi Mucikari (IDN Times/Mardya Shakti)

Sebelumnya, 29 wanita berhasil dirazia di sejumlah rumah yang ada di Jalan Saritem, Kota Bandung, Kamis (18/5/2023) malam, sebagai pekerja seks komersial (PSK). Selain itu diamankan juga dua mucikari bernama Dayat alias Ajat (41 tahun) dan Priyatno alias Pritno (32).

Kapolrestabes Kota Bandung Kombes Budi Sartono mengatakan, razia ini dilakukan setelah kepolisian mendapat informasi dari warga sekitar mengenai adanya tempat prostitusi ilegal. Dari sana polisi langsung melakukan penggerebekan pada malam hari.

"Untuk dua orang yang jadi mucikari sudah diamankan dan sedang diperiksa secara intensif di Satreskrim Polrestabes Bandung," kata Budi dalam konferensi pers, Jumat (19/5/2023).

Menurut Budi, wanita yang ada di Saritem dihargai oleh pelaku senilai Rp200 ribu hingga Rp500 ribu. Sebagai muncikari, pelaku mendapat keuntungan dari bisnis prostitusi tersebut.

"Dulu pernah tempat itu dijadikan tempat prostitusi, maka dari itu kami cek lagi dan ternyata masih ada maka dari itu kami lakukan penindakan," ucap dia.

Lebih lanjut, Budi menegaskan, aparat akan berupaya untuk melakukan penertiban tempat prostitusi yang ada di Kota Bandung.

Akibat perbuatannya, dua mucikari disangkakan UU Nomor 21 Tahun 2007 yang mengatur tentang Tindak Pidana Perdagangan Orang dan juga Pasal 209 KUHP dengan ancaman pidana di atas lima tahun.

"Sedangkan untuk pekerja seks komersialnya nanti akan kami serahkan ke Kadinsos, akan dibina untuk pekerja seks komersial tersebut," kata dia.

3. PSK mayoritas dari luar Bandung

Banyak PSK Mangkal di Saritem, Sekda Bandung Ingin Fokus PengawasanIlustrasi PSK (IDN Times/Mardya Shakti)

Sementara itu, Kadinsos Kota Bandung Soni Bakhtiyar menuturkan, para PSK ini mayoritas tidak berasal dari Kota Bandung. Sebagian dari mereka berasal dari Sukabumi, Indramayu, Subang, hingga Cianjur.

Untuk umur para PSK, Dinsos masih akan melakukan pendataan lebih dalam. Nantinya para perempuan ini pun akan direhabilitasi atau pembinaan secara fisik oleh Dinsos Provinsi Jawa Barat.

"Karena kewenangan untuk rehabilitasi ini ada di provinsi, nanti kami akan koordinasi," kata dia.

Kejadian adanya para PSK di kawasan Saritem bukan hal baru. Itu juga diakui Dinsos Kota Bandung bahwa penangkapan oleh Polrestabes Bandung memperlihatkan bahwa transaksi haram tersebut masih ada.

"Ya seperti nyatanya sekarang kita lihat bahwa human trafficking itu masih ada. Makanya kami terus melakukan imbauan dan sosialiasi melalui media massa," kata dia.

Baca Juga: 9 Film Kehidupan PSK Terbaik, Ada Kupu-Kupu Malam!

Baca Juga: Dua Orang Tewas Akibat Rebutan Lahan Prostitusi Online di Bandung

Topik:

  • Galih Persiana

Berita Terkini Lainnya