Banyak Pabrik Tetap Beroperasi Tanpa Lakukan Rapid Test Terlebih Dulu

Imbauan untuk meminimalisir penyebaran COVID-19 tak mempan

Bandung, IDN Times - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat (Jabar) telah meminta pabrik yang memiliki pekerja banyak dan ingin menjalankan operasionalnya melakukan rapid test (tes cepat). Hal itu guna memastikan pekerja di pabrik tersebut tidak ada yang terpapar virus corona jenis baru (COVID-19).

Meski demikian, banyak pabrik nyatanya tetap beroperasi tanpa melakukan rapid test terlebih dahulu. Salah satu pekerja pabrik tekstil di Banjaran, Kabupaten Bandung, AHA menuturkan, hingga hari kelima penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di Bandung Raya, pihak perusahaannya belum melakukan tes cepat.

"Ya memang ada pabrik di Indonesia yang jujur dan nurut ke pemerintah?," ujar AHA ketika dihubungi, Senin (27/4).

1. Was-was saat bekerja tapi butuh uang untuk makan

Banyak Pabrik Tetap Beroperasi Tanpa Lakukan Rapid Test Terlebih DuluIlustrasi pegawai pabrik. ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi

AHA menutukan, secara pribadi dia takut tertular virus tersebut. Hal yang lebih dikhawatirkan yakni saat ini tertular tapi tidak menunjukkan gelaja.

"Pas di rumah ada anak dan istri takutnya kena ke mereka malahan," kata dia.

Namun, karena kondisinya AHA harus bekerja seperti biasa maka tidak mungkin untuk istirahat dan melakukan semua pekerjaan dari rumah (work from home/WFH). Tanpa berangkat ke pabrik maka dia tidak bisa menafkahi keluarganya.

"Urang boga anak dan pamajikan. Kumaha ie teh serba salah (Saya punya anak dan istri. Bagaimana ini jadi serba salah)," ujarnya.

2. Berharap ada ketegasan dari pemerintah daerah

Banyak Pabrik Tetap Beroperasi Tanpa Lakukan Rapid Test Terlebih DuluSuasana rapid test di Makassar, Kamis (23/4). Humas Pemkot Makassar

Terkait dengan rapid test secara mandiri oleh pihak perusahaan, AHA meminta pemerintah daerah lebih tegas dalam memberikan imbauan. Ketegasan ini penting agar perusahaan memang melakukan rapid test untuk menjaga para pekerjanya tidak terlalu virus ketika bekerja di pabrik.

"Ya mudah-mudahan (ada ketegasan)," kata dia.

Dia berharap dengan ada rapid test bisa lebih tenang ketika bekerja. Sebab, perusahaan tahu jika memang ada pekerja tertular atau tidak.

3. Perusahaan hanya meningkatkan standar kesehatan dalam bekerja

Banyak Pabrik Tetap Beroperasi Tanpa Lakukan Rapid Test Terlebih DuluGoogle Image

Sementara itu, KIA yang bekerja di salah satu pabrik tekstil lainnya di Kabupaten Bandung, menjelaskan, pihak perusahaan sejauh ini memang belum melakukan rapid test. Perusahaan pun tetap beroperasi karena sudah mendapat izin dari Kementerian Perindustrian untuk pengiriman produk ke gudang di luar Provinsi Jabar.

Meski belum melaksanakan rapid test, perusahaannya sudah memberikan standar operasional (SOP) dalam keseharian selama pandemik COVID-19. Setiap pekerja wajib menggunakan masker, mengecek suhu tubuh, hingga masuk ruang disinfektan.

"Kita juga bekerja dengan jarak sampai 1,5 meter. Karyawan bahkan diminta cuci tangan sekali dalam satu jam," ujar KIA.

4. Jumlah pekerja saat operasional pabrik mulai dikurangi

Banyak Pabrik Tetap Beroperasi Tanpa Lakukan Rapid Test Terlebih DuluProses pembuatan masker di dalam pabrik. IDN Times/zainul arifin

AST, pekerja di pabrik lain, juga menuturkan bahwa perusahaan tempat dia bekerja belum melakukan rapid test. Upaya dari perusahaan yang paling besar dilakukan adalah meminimalisir pekerja di pabrik.

Hampir 50 persen pekerja yang ada di tempat produksi bekerja secara shif. Sedangkan mereka yang di luar produksi sudah mulai dirumahkan secara bertahap.

"Masih shif gitu aja kerjanya. Cuman info dari HRD kalau memang harus dilakukan perusahaan sudah siap-siap," ujar AST.

Baca Juga: Pabrik yang Beroperasi saat PSBB Harus Punya Sertifikat Bebas COVID-19

Baca Juga: Lagi, Karyawan Pabrik PT Kahatex Positif Terinfeksi Virus Corona 

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya