Bantu Olah Sampah, BRI Beri Mesin Pengolah dan Mobil ke Warga Ciamis

Sudah ada ratusan warga ikut serta pilah sampah

Bandung, IDN Times - Perusahaan Bank Rakyat Indonesia (BRI) memberikan bantuan pada warga di Dusun Majalaya, Desa Imbanagara Raya, Kecamatan Ciamis, Kabupaten Ciamis, berupa mesin insektarium dan mobil pengangkut sampah. Bantuan ini diberikan agar warga bisa mengolah sampah dan membuat kawasan pemukiman sekitar lebih bersih.

Pemberian bantuan diberikan pada Kantor Bank Sampah Unit (BSU) Kartini. Tempat ini menjadi pusat puluhan ibu-ibu yang rajin melakukan pengelolaan sampah.

Wakil Direktur Utama BRI Catur Budi Harto menuturkan, bantuan ini merupakan dukungan dari BRI dengan tujuan pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals). Salah satunya melalui upaya sosialisasi pengelolaan sampah dalam program BRI Peduli Yok Kita Gas.

Dari program ini masyarakat mendapatkan edukasi tentang pengelolan sampah dan pelatihan pemakaian alat-alat pengelolaan sampah. "Di sisi lingkungan, BRI Peduli Yok Kita Gas memeberikan edukasi kepada masyarakat mengenai pemilahan sampah baik organik maupun anorganik," kata dia beberapa waktu lalu kepada wartawan.

1. Ubah cara pandang dalam urusan sampah

Bantu Olah Sampah, BRI Beri Mesin Pengolah dan Mobil ke Warga CiamisIDN Times/Istimewa

Sampah anorganik dapat diolah lagi menjadi barang-barang bernilai ekonomis. Dalam mendukung pengelolaan sampah tersebut, BRI telah menyalurkan 173 unit bak maggot komunal dan 50 unit kandang Black Soldier Fly (BSF).

“Hasilnya hingga saat ini sudah terkumpul 236.153 kg sampah organik dan 471.323 kg sampah anorganik di bank sampah. Selain itu juga tercatat sebanyak 6.921,5 kg maggot terjual dan juga sebanyak 34.739.868 Kg CO2e karbon tereduksi melalui bank sampah” ungkap Catur.

Gerakan Anti Sampah Yok Kita Gas berhasil mengubah cara pandang masyarakat tentang mengubah sampah jadi uang. Sampah anorganik akan dicacah menggunakan alat pencacah sampah yang disediakan BRI bagi masyarakat. Setelah sampah dicacah, sampah pun dijual kepada pengumpul sampah dan masyarakat pun memperoleh pendapatan.

Hasilnya, tercatat total tabungan masyarakat yang melakukan penukaran sampah menjadi uang di bank sampah sebanyak Rp104.420.916 dengan jumlah nasabah bank sampah yang terdaftar sebanyak 8.699 nasabah.

2. Berdiri sejak 2018

Bantu Olah Sampah, BRI Beri Mesin Pengolah dan Mobil ke Warga CiamisIDN Times/Istimewa

Ketua BSU Kartini Aan Samsiah menuturkan, awal mula pendirian organisasinya dimulai dari sosialisasi Pemkab Ciamis yang terus-menerus mendorong masyarakat untuk mendirikan bank sampah di masing-masing desa.

"Awalnya ini program pemerintah, ada SK Bupati Ciamis yang memutuskan bahwa setiap desa harus mendirikan Bank Sampah," kata Aan pada Ayobandung.com saat ditemui di Kantor BSU Kartini.

Pemerintah kabupaten setempat mendatangi pengurus PKK Desa Imbanagara Raya untuk menyosialisasikan hal tersebut pada 2018. Namun pihak PKK sempat menolak karena ketiadaan fasilitas dan modal awal pendirian bank sampah.

Akan tetapi setelah Pemkab datang untuk yang ketiga kalinya, PKK Imbanagara Raya pun setuju untuk mendirikan BSU Kartini di tahun yang sama. Sebagai tahap awal, Aan dan beberapa rekan melakukan studi banding ke Bank Sampah Alhuda di Kecamatan Rancah, Kabupaten Ciamis yang sudah aktif melakukan pengelolaan sampah organik.

Setelah itu, Aan berpikir bagaimana cara untuk menggerakkan ibu-ibu di wilayahnya dalam pembentukkan bank sampah. Akhirnya ia mulai melakukan edukasi dan sosialisasi soal pengelolaan sampah kepada ibu-ibu secara bertahap.

"Karena ibu-ibu di sini suka olahraga, saya akhirnya melakukan sosialisasi sambil jalan santai, senam, kadang-kadang ke pengajian juga," ungkap Aan.

3. Sudah ada 300 nasabah ikut serta olah sampah

Bantu Olah Sampah, BRI Beri Mesin Pengolah dan Mobil ke Warga CiamisIDN Times/Istimewa

Perlahan, kesadaran ibu-ibu terhadap pengelolaan sampah mulai tumbuh. Alhasil keikutsertaan masyarakat dalam setiap kegiatan BSU Kartini mulai meningkat. Aan pun berinisiatif untuk melakukan beberapa terobosan terkait pengelolaan sampah di wilayahnya. Selain jual beli sampah, BSU Kartini juga membuat program tabungan receh, tabungan sampah, tabungan hari raya, budidaya magot, pembuatan kerajinan dari sampah sampai produksi kompos.

"Jadi setelah mengumulkan sampah ke BSU Kartini, ibu-ibu bisa menabung uang hasil penjualannya di sini. Nanti bisa ditukar dengan sembako," kata Aan.

Setelah cukup berkembang dan mendapat bebagai penghargaan lingkungan atas keberhasilan dalam mengelola sampah, Aan pun mengambil Langkah untuk menghidupkan Kembali Kelompok Wanita Tani (KWT) Imbanagara Raya pada 2022.

Saat ini anggota BSU Kartini sudah mencapai 229 orang dengan jumlah nasabah lebih dari 300 orang. Semuanya terdiri dari warga di empat dusun, yaitu Majalaya, Warungkulon, Sukasari, dan Selaawi.

"Padahal awalnya kami (BSU Kartini) hanya punya tujuh orang anggota. Untuk jumlah pengurus sekarang totalnya 22 orang dan semuanya perempuan," tutur Aan.

Selain itu, saat ini BSU Kartini sudah memiliki kerjasama pengelolaan sampah dengan tiga sekolah, yaitu PAUD Kartini, SMK Bakti Kencana, dan SD Negeri 1 Imbananagara Raya. Sampah dari ketiga sekolah tersebut ditampung dan ditabung di BSU Kartini.

Hasil tabungan tersebut, biasanya digunakan sekolah dalam kegiatan akhir semester. Sehingga sekolah tidak harus memungut lagi biaya saat ada acara perpisahan sekolah atau kegiatan lainnya.

Baca Juga: Dukung Pemulihan Sungai Ciliwung, PGN Angkut 7.956 Kg Sampah

Baca Juga: Pegadaian & Persit KCK PCBS Kopassus Luncurkan Program Bank Sampah

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya