Banjir Kabupaten Bandung Akibatkan 101 Ribu Jiwa Jadi Korban

Banjir tahun ini empat kali lebih besar dari biasanya

Bandung, IDN Times - Jumlah masyarakat korban banjir di Kabupaten Bandung kembali bertambah. Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Barat (Jabar), Rabu (1/4) sekitar pukul 18.00 WIB, sedikitnya ada 101.644 jiwa yang terdampak banjir besar di Kabupaten Bandung.

Jumlah kecamatan yang terdampak masih sama berada di tujuh kecamatan, yakni Dayeuhkolot, Bojongsoang, Baleendah, Ciparay, Solokanjeruk, Cangkuang, dan Kutawaringin.

"Untuk jumlah pengungsi pun naik menjadi 3.298 jiwa dari 1.130 KK," ujar Manajer Pusat Pengendalian Operasi BPBD Jawa Barat, Budi Budiman Wahyu, dari siaran pers yang diterima.

1. Pengungsi ditempatkan di 10 titik

Banjir Kabupaten Bandung Akibatkan 101 Ribu Jiwa Jadi KorbanIDN Times/Debbie Sutrisno

Untuk menjaga jarak agar warga tidak menumpuk di tempat pengungsian, saat ini BPBD telah menyebar mereka yang harus mengungsi di 10 tempat.

1. Aula Desa Dayeuhkolot
2. INKANAS pokso BPBD Jabar
3. Shelter Parung Halang
4. Masjid Nurul Huda RW 03
5. SD CIjagra, Paud
6. Masjid RW 17
7. Masjid Al-Hidayah
8. Masjid Nurul Haq
9. SDN 2 Bojongsoang
10. Shelter Desa Dayeuhkolot

Wahyu menuturkan, akibat banjir ini juga terdapat sejumlah fasilitas umum yang rusak. Misalnya, 24.620 rumah, 50 rumah ibadah, 45 sekolah, dan 46 fasilitas umum lainnya.

2. Prosedur kesehatan COVID-19 diterapkan di pengungsian banjir

Banjir Kabupaten Bandung Akibatkan 101 Ribu Jiwa Jadi KorbanIDN Times/Debbie Sutrisno

Sebelumnya, Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil bersama Ketua Umum Jabar Bergerak Atalia Ridwan Kamil meninjau lokasi banjir Dayeuhkolot dan meninjau pengungsian warga di Baleendah, Kabupaten Bandung, Rabu(1/4).

Dia menuturkan, di tengah wabah COVID-19 saat ini, pengungsian para warga terdampak banjir juga diatur oleh sebuah prosedur tetap (protap), mulai dari pemberian masker hingga jarak sebesar 1-2 meter bagi pengungsi. Selain itu, akan dilakukan rapid test untuk para pengungsi di zona tertentu.

“Kepada zona-zona yang perlu diwaspadai, kami sudah mengirimkan (alat) rapid test juga untuk men-sampling pengungsi-pengungsi supaya bisa kita monitor. Kalau ternyata negatif (COVID-19) semua berarti situasi lebih aman terkendali," kata Emil.

3. Berharap proyek sodetan Cisangkuy bisa selesai tepat waktu

Banjir Kabupaten Bandung Akibatkan 101 Ribu Jiwa Jadi KorbanIDN Times/Debbie Sutrisno

Emil menuturkan, berdasarkan data yang dihimpun rata-rata ketinggian banjir yang terjadi saat ini mencapai empat kali dari banjir biasanya. Dia cukup heran padahal beberapa proyek untuk meminimalisir banjir seperti Curug Jompong dan danau retensi Cienteng sudah dijalankan.

"Ini (banjir) hanya bisa dikurangi kalau sodetan Cisangkuy sudah selesai. Tapi kan ini memang masih dikerjakan targetnya mudah-mudahan tahun ini selesai," ujar Emil usai melakukan tinjauan, Rabu (1/4).

Meski menargetkan tahun ini bisa selesai dikerjakan, Emil khawatir kondisi pandemi corona (COVID-19) akan memperlambat pengerjaan proyek sodetan Cisangkuy. Meski demikian, dia akan melakukan koordinasi kembali dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) agar proyek ini bisa selesai sesuai target.

"Mudah-mudahan apa yang bisa kita lakukan sekarang kita bantu dulu. Kami akan segera merapatkan ini dengan PUPR," ujarnya.

Baca Juga: Proyek Sodetan Cisangkuy untuk Atasi Banjir Bandung Diprediksi Molor

Baca Juga: [FOTO] Berjibaku Menghindari Penyebaran COVID-19 di Pengungsian Banjir

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya