Banjir Bandang Terjang Kawasan Cisarua, Kabupaten Bogor

Sekitar 474 warga berhasil dievakuasi akibat bencana ini

Bogor, IDN Times - Banjir bandang terjadi di Desa Tugu Selatan, Kawasan Puncak, Cisarua, Bogor sekitar pukul 09.00WIB, Selasa (19/1). Belum ada laporan korban jiwa dalam peristiwa ini.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor, Jawa Barat menyatakan 474 warga berhasil dievakuasi pascabanjir bandang di Desa Tugu Selatan, Kawasan Puncak, Cisarua, Bogor.

"134 kepala keluarga (KK) atau 474 jiwa sudah berhasil dievakuasi," kata Sekretaris BPBD Kabupaten Bogor Budi Pranowo saat dihubungi ANTARA di Bogor.

Menurutnya, ratusan korban banjir bandang itu kini mengungsi di masjid yang lokasinya tak terdampak banjir. Budi mengatakan, banjir bandang tersebut menyebabkan puluhan rumah warga rusak, bahkan beberapa akses jalan di wilayah tersebut tak dapat dilalui kendaraan.

1. Belum pastikan ada korban jiwa

Banjir Bandang Terjang Kawasan Cisarua, Kabupaten BogorIlustrasi foto dampak banjir bandang. ANTARA FOTO/Mohamad Hamzah

Namun demikian, hingga kini ia belum dapat memastikan mengenai adanya korban jiwa atau korban hanyut terbawa aliran sungai yang meluap, karena masih dalam proses penanganan.

"Tim BPBD terdiri dari tim evakuasi dan perlengkapan, tim tenda shelter logistik, serta tim P3K dengan ambulans untuk menjemput apabila ada pengungsi," kata Budi.

2. Hujan deras masih terjadi hingga Februari 2021

Banjir Bandang Terjang Kawasan Cisarua, Kabupaten BogorIlustrasi Hujan (IDN Times/Sukma Shakti)

Badan Meteorologi, Kli­matologi dan Geofisika (BMKG) melalui Stasiun Meteorologi Citeko, Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, memprediksi puncak musim hujan terjadi di bulan Januari-Februari 2021.

"Indonesia khususnya akan mengalami musim hujan akibat adanya massa uap air yang dibawa oleh angin ini. Makannya kami memprediksi puncak musim penghujan bakal terjadi pada Januari hingga Februari ini," ungkap Forecaster Stasiun Meteorologi Kelas III Citeko, Kabupaten Bogor, Ronald C Wattimena.

Menurutnya, terjadinya puncak musim hujan pada Januari hingga Februari ini lantaran adanya pergerakan Monsun Asia, atau angin yang bergerak dari arah barat membawa massa udara yang lebih banyak.

Ia menjelaskan, Monsun Asia biasanya bertiup dalam kurun waktu Oktober hingga April. Angin ini bertiup saat matahari berada di belahan bumi selatan, yang menyebabkan Benua Australia musim panas, sehingga bertekanan rendah, sedangkan Benua Asia lebih dingin, sehingga tekanannya tinggi.

3. Iklim La Nina baru melemah pada Mei 2021

Banjir Bandang Terjang Kawasan Cisarua, Kabupaten BogorIlustrasi Puting Beliung (IDN Times/Mardya Shakti)

Ronald menyebutkan, potensi bencana hidrometeorologi bisa saja terjadi pada puncak musim penghujan ini. Terlebih pada tahun ini, masih terjadi fenomena cuaca La Nina, yang dapat memicu meningkatnya curah hujan di sekitar wilayah Indonesia, termasuk Kabupaten Bogor.

Berdasarkan hasil pantauan BMKB, anomali iklim La Nina masih terpantau berlangsung di samudera pasifik denganintensitas level moderat, dan kemungkinan akan melemah pada Mei 2021.

"Saat ini kita sedang memasuki anomali iklim La Nina, dan kemungkinan bakal melemah pada Mei 2021 ini. Makannya kami imbau masyarakat agar senantiasa waspada, terhadap bencana hidrometeorologi," terang Roland.

Baca Juga: 900 Jiwa Terdampak Banjir Bandang di Kabupaten Bogor 

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya