Banggakan Kang Pisman, Oded Klaim Persoalan Sampah di Bandung Teratasi

Jangan sampai Bandung jadi lautan sampah lagi

Bandung, IDN Times - Kota Bandung tahun ini memasuki usianya ke-211. Berbagai cara dilakukan pemerintah bandung untuk membuatnya lebih baik.

Di masa kepemimpinan Oded-Yana, Pemkot Bandung perlahan mulai membenahi persoalan sampah yang sempat menghantui kota ini melalui progam Kang Pisman (Kurangi, Pisahkan dan Manfaatkan Sampah).

Oded menuturkan, melalui gerakan ini terjadi penurunan sampah pada tahun 2019 sebesar 14,6 persen, tahun 2020 sebesar 16,09 persen. "Dan tahun 2021 per bulan Agustus sebesar 498 ton serta waste to food mencapai 288,19 ton/hari," ujar Oded dalam diskusi Hari Jadi Kota Bandung (HJKB), Senin (27/9/2021).

1. Perbanyak bank sampah untuk permudah daur ulang

Banggakan Kang Pisman, Oded Klaim Persoalan Sampah di Bandung TeratasiSeorang nasabah tengah menimbang sampah yang dibawa ke Bank Sampah Resik. IDN Times/Debbie Sutrisno

Di sisi lain, Pemkot Bandung pun berupaya untuk mengolah sampah rumah tangga agar tidak langsung terbuang ke tempat pembuangan akhir (TPA). Salah satunya dengan memperbanyak unit bank sampah.

Tahun 2021 total sebanyak 1.322 unit bank sampah dan 32.598 nasabah bank sampah resik, dengan jumlah sampah yang dikumpulkan sebanyak 1.009.857 kg.

"Sampah tersebut bernilai nominal sebesar Rp. 1.115.434.476," kata dia.

Di sisi lain, hadirnya kawasan bebas sampah (KBS) di Kota Bandung telah mampu mengurangi 30 persen pembuangan sampah ke TPS. Tukar sampah jadi emas (6.020 kg sampah telah ditukar 213 keping emas).

Dalam langkah pengurangan sampah tersebut, Pemkot Bandung mengeluarkan inovasi berupa pembayaran PBB dengan menggunakan sampah. Ini dikerjasamakan dengan bank sampah untuk menjadikan sampah anorganik yang bernilai jual sebagai alat tukar membayar tagihan PBB.

2. Minyak jelantah pun kini ditampung

Banggakan Kang Pisman, Oded Klaim Persoalan Sampah di Bandung Teratasifreepik.com/wirestock

Para ibu rumah tangga yang biasa bergelut di dapur kini tidak perlu bingung apabila memiliki minyak goreng bekas atau jelantah. Karena kini Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung menampung jelantah rumah tangga.

Melalui program Beli Jelantah (Betah), masyarakat bisa mendapatkan manfaatnya karena untuk satu kilogram jelantah akan dihargai sekitar Rp3.000.

Oded mengatakan, program Betah ini sebagai upayanya dalam mengurangi persoalan lingkungan akibat jelantah yang kerap dibuang sembarangan.

Bahkan, dampaknya justru bukan hanya pencemaran saja, namun bisa menyebabkan penyumbatan drainase lantaran jelantah yang membeku.

"Jelantah tidak diolah lagi oleh kita, kalau dibiarkan akan sangat mengganggu. Oleh karenanya, saya harap ini bisa terus berjalan," ucap Oded.

Pemkot Bandung melalui Bank Sampah Resik PD Kebersihan akan menampung jelantah dari masyarakat. Selanjutnya, PD Kebersihan sudah menjalin kerja sama dengan Asosiasi Kafe dan Restoran (Akar) Jawa Barat sebagai pengumpul jelantah berskala lebih besar.

3. Setiap sampah bisa ditukar jadi emas

Banggakan Kang Pisman, Oded Klaim Persoalan Sampah di Bandung TeratasiPetugas Bank Sampah Resik memperlihatkan kepingan emas mini yang bisa ditukarkan dengan sampah non-organik. IDN Times/Debbie Sutrisno

Sementara itu, Direktur Utama PD. Kebersihan, Gun Gun Saptari Hidayat mengatakan, jelantah menjadi item baru yang dikomodir oleh Bank Sampah Resik.

Walaupun sebelumnya, pihaknya sudah lebih dulu mengadakan pelatihan kepada masyatakat mengenai pengolahan jelantah ini.

"Untuk sementara saat ini yang menyetorkan 1 kilo ke Bank Sampah Resik bisa jadi Rp3.000. Nanti bisa dicatat dalam bentuk tabungan atau bisa ditukar emas mini," ucap Gun Gun.

Sementara itu, Ketua Harian Akar Jawa Barat, Gan Bonddillie mengungkapkan, selama ini jelantah yang terkumpul diekspor. Sebagian besarnya ke wilayah benua Eropa.

Hal ini sebagai cara untuk melawan penampung nakal yang malah kembali mendur ulang jelantah menjadi minyak goreng.

"Kita kerja sama dengan eksportir. Kebanyakan ke Belanda dan negara-negara Eropa lainnya. Karena mereka yang punya sistem buat mengolahnya menjadi biodisel. Karena menghindari pengepul nakal diolah lagi jadi minyak dan dijual kembali," kata pria yang akrab disapa Bon Bon ini.

Meski begitu Bon Bon sudah berkomunikasi dengan PT. Pertamina untuk menyelenggarakan pelatihan mengolah jelantah menjadi biodisel. Hal ini seirinh beryambahnya daya tampung pascamenjalin kerjasama dengan Pemkot Bandung.

"Tahap selanjutnya kita bisa mengolah jadi biodiesel. Kita sudah minta pelatihan ke Pertamina," katanya.

Bagi warga yang berminat menjual jelantahnya bisa datang langsung ke Bank Sampah Resik PD Kebersihan Jalan Babakan Sari 1 No. 64, Babakan Sari, Kec. Kiaracondong Kota Bandung.

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya