Bandung Sister City Upayakan Kemudahan Akses Pendidikan di Luar Negeri

Pemuda Bandung aktif melaksanakan program kerja

Bandung, IDN Times - Konferensi Bandung Sister City akan digelar tahun depan. Berbagai persiapan pun tengah dilakukan termasuk menambah pasukan anak muda Bandung yang nantinya bisa berkontribusi dalam perhelatan tersebut.

Sebanyak 34 pemuda-pemudi dari berbagai kalangan pun berhasil direkrut. Mereka kemudian diberikan pelatihan selama tiga hari dengan mendatangkan sejumlah narasumber kompeten. Harapannya, para anak muda ini bisa mendapat ilmu agar mampu menjalin komunikasi secara baik dengan pemuda dari sister city yang berada di berbagai belahan negara.

Head Department of International Focus Basic, Mirza Israni mengatakan, konferensi ini merupakan upaya dari pemerintah kota (Pemkot) Bandung membangun kerja sama dalam berbagai bidang, misalnya, sektor pendidikan. Selama ini banyak peluang untuk belajar di luar negeri, tapi peluang itu tidak banyak diketahui anak muda.

"Lewat konferensi ini kita bisa membangun relasi salah satunya pemanfaatan beasiswa pertukaran pelajar," ujar Mirza saat ditemui IDN Times, Sabtu (6/7).

1. Menjaring sebanyak-banyaknya relasi pemuda

Bandung Sister City Upayakan Kemudahan Akses Pendidikan di Luar NegeriIDN Times/Debbie Sutrisno

Mirza mengatakan, dalam persaudaran antarkota banyak pemuda dari berbagai kota di luar negeri yang juga aktif melakukan berbagai kegiatan. Mereka juga memiliki banyak konsep yang kemudian bisa dikerjasamakan dengan program Basic.

Pemparan dari para pemuda yang tergabung dalam sister city inilah yang coba digaet para pemuda Bandung. Sebab Mirza optimistis banyak sekali program yang mampu dimanfaatkan mulai dari kebudayaan, bahasa, hingga bahasa lainnya.

"Yang penting kita akan menjalin audiensi, dan belajar diplomasi demi meningatkan manfaat dari konferensi Bandung Sister City," ujar Mirza.

2. Konsep pendidikan di Indonesia kurang modern

Bandung Sister City Upayakan Kemudahan Akses Pendidikan di Luar NegeriIDN Times/Debbie Sutrisno

Salah satu peserta Basic 2.0, Selma Amalia, menuturkan, dia sangat senang bisa masuk ke dalam kepengurusan Bandung Sister City. Selma yang merupakan mahasiswa Unpad jurusan Hubungan Internasional bertekad mencari manfaat dari kerja sama antar-kota di bidang pendidikan.

Dia menilai, pendidikan di Bandung bahkan di Indonesia masih mementingkan nilai dari suatu mata pelajaran. Misalnya, ketika SMP atau SMA saat akan melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi maka harus ada penilaian yang bagus ketika ingin masuk ke sekolah atau universitas tertentu.

Hal ini, menurutnya, kurang pas karena untuk belajar maka lembaga pendidikan seharusnya bisa melihat minat dan bakat dari seorang anak didik.

"Pendidikan itu bisa mengubah hidup seseorang dan ini yang ingin saya galakan sekarang," ujarnya.

3. Kemenlu apresiasi kegiatan ini

Bandung Sister City Upayakan Kemudahan Akses Pendidikan di Luar NegeriIDN Times/Debbie Sutrisno

Acting Director America and European Inter-Regional and Intra-Regional Cooperation, Kementerian Luar Negeri (Kemenlu), Virdina Ririen mengapresiasi kegiatan yang dilakukan panitia Basic. Dia menyebutkan, Bandung menjadi salah satu kota yang paling aktif dalam menjalin kerja sama dengan kota-kota lain di luar negeri. Selain pihak pemerintah daerah, para pemuda yang bernaung di Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) juga aktif menyelenggarakan berbagai kegiatan, sehingga tidak pernah ada program yang kosong.

"Di Bandung itu ada terus (kegiatannya). Ini sebenarnya kunci dari kerja sama internasional, di mana aktif itu bukan hanya pada saat seremonial tapi apa yang akan dicapai dalam perjanjian melalui berbagai kegiatan," kata Virdina.

Menurutnya, di Bandung para pemuda-pemudinya memang lebih aktif karena kerja sama program dengan kota lain banyak yang menyasar ana muda. Sedangkan kota baik di dalam negeri maupun luar negeri memiliki level keikutsertaan pemuda yang berbeda karena program yang dikerjasamakan tidak sama.

"Kalau di Berlin misalnya, mereka lebih banyak untuk program pengembangan cagar budaya. Itu kan level (umur kepersertaan) sudah berbeda dengan Bandung," paparnya.

Baca Juga: 34 Pemuda Ikuti Pelatihan Bandung Sister City 2.0

Baca Juga: Gagal Ujian karena Koneksi Internet, Peserta SMUP Unpad Kecewa

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya