Bahan Kimia yang Baik Bisa Kurangi Buruknya Buangan Limbah ke Sungai

Masih sedikit pabrik yang pakai bahan baku ramah lingkungan

Bandung, IDN Times - Industri tekstil di Jawa Barat saat ini menjadi sorotan setelah pemerintah meluncurkan program perbaikan Sungai Citarum. Dengan Program Citarum Harum, industri khususnya sektor tekstil diminta memperbaiki kualitas buangan limbah ke sungai. Terlebih selama ini industri tekstil menjadi salah satu penyebab buruknya kondisi Sungai Citarum.

Senior Director Textile Chemical Division of NICCA Atsutaka Kobayashi mengatakan, persoalan kotornya sungai akibat buangan limbah industri tekstil tidak hanya terjadi di Indonesia. Beberapa negara yang menjadi produsen utama tekstil seperti China, India, Bangladesh juga mengalami persoalan serupa.

Menurutnya, banyak perusahaan industri kimia memproduksi bahan baku yang lebih ramah lingkungan. Bahan ini dibuat karena perusahaan tekstil perlahan tapi pasti berupaya ikut serta meminimalisir limbah ke sungai.

"Kami juga membuat produk bahan kimia agar limbah yang dibuat tidak banyak, jadi produknya ramah lingkungan," ujar Kobayashi dalam seminar Sustainability of Green Chemicals for Textile Processing, Kamis (24/10).

1. Anggaran produksi penggunaan bahan ramah lingkungan tak jauh beda

Bahan Kimia yang Baik Bisa Kurangi Buruknya Buangan Limbah ke SungaiPixabay

Kobayashi menerangkan, selama ini banyak pelaku industri tekstil yang menilai anggaran produksi akan lebih mahal ketika mereka menggunakan bahan baku termasuk bahan kimia yang lebih tinggi. Padahal ketika dikalkulasi secara keseluruhan, anggaran tersebut tidak jauh berbeda.

Dengan adanya program Citarum Harum, industri tekstil sudah pasti harus melakukan produksi lebih ramah lingkungan. Jika tidak maka pemerintah daerah dan Satgas Citarum bisa menutup operasional pabrik.

"Itu justru lebih mahal dibandingkan dengan penggunaan bahan kimia ramah lingkungan," paparnya.

2. Baru beberapa perusahaan yang gunakan bahan baku ramah lingkungan

Bahan Kimia yang Baik Bisa Kurangi Buruknya Buangan Limbah ke SungaiDok.IDN Times/Istimewa

Menurut Kobayashi, di area Jawa Barat sebenarnya sudah banyak pelaku usaha yang menggunakan bahan baku ramah lingkungan. Namun, perusahaan tersebut tergolong besar di mana produk yang dihasilkan mayoritas merupakan merek internasional.

"Jadi mereka memang dituntut oleh brand itu untuk menggunakan bahan yang ramah lingkungan," paparnya.

Dia menyebut saat ini produk bahan baku kimia untuk tekstil semakin berkembang. Bahkan banyak produk yang bisa menggunakan sedikit air untuk produksi yang sama. Hal ini bisa menjadi solusi juga untuk mengurangi buangan limbah dari pabrik.

3. Perusahaan harus mau berinvestasi lebih untuk lingkungan

Bahan Kimia yang Baik Bisa Kurangi Buruknya Buangan Limbah ke SungaiIDN Times/Debbie Sutrisno

Kepala Bidang Pembinaan, Pengawasan, Pengaduan, dan Penegakan Hukum Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bandung, Lita Endang, mengatakan, selama ini pihaknya telah melakukan sosialisasi terkait dengan buangan limbah ke industri tekstil yang ada di perkotaan. Sayang upaya ini tetap tidak diindahkan dengan beragam alasan.

Pihak perusahaan menilai mesin yang digunakan sudah tua dan tidak bisa menggunakan bahan kimia terbaru yang ramah lingkungan. Selain itu persoalan IPAL yang ada terbatas membuat limbah tidak bisa ditampung seluruhnya dan harus dibuang tanpa diolah terlebih dahulu.

"Itu kan alasan. Selama ini mereka berada dan mendapat banyak uang. Seharusnya mau untuk mengganti (mesin) atau membuat pembuangan limbah lebih baik," papar Lita.

4. Sudah ada 14 pabrik yang ditutup karena persoalan limbah

Bahan Kimia yang Baik Bisa Kurangi Buruknya Buangan Limbah ke SungaiSungai Citarum

Lita menyebut, sejak program Citarum Harum diresmikan pemerintah, DLH Bandung bersama dengan Satgas Citarum telah menutup 13 pembuangan limbah milik pabrik tekstil. Bahkan hari ini DLH pun bersama Satgas CItarum tengah menutup satu pembuangan pabrik lain.

"Jadi total sudah ada 14 pabrik ditutup," ujarnya.

Meski demikian, penutupan ini dilakukan sementara. Artinya saat pabrik sudah melakukan perbaikan dalam pembuangan limbah, IPAL perusahaan tersebut kembali dibuka agar operasional pabrik berjalan normal.

Baca Juga: Penutupan IPAL Pabrik Tekstil Secara Paksa Bukan Solusi Atasi Citarum

Baca Juga: Perwakilan DPRD Jabar Segera Tinjau Kondisi Terkini Sungai Citarum

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya