Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Antisipasi Klaster PTM, Siswa dan Guru di Bandung Mulai Swab PCR Acak

Tes acak siswa yang ikuti PTMT di Kota Bandung. IDN Times/Debbie Sutrisno

Bandung, IDN Times - Sebagai bentuk antisipasi munculnya klaster pembelajaran tatap muka (PTM), Pemerintah Kota Bandung mulai melaksanakan pengetesan polymerase chain reaction (PCR) virus COVID-19 di sejumlah sekolah, Jumat(15/10/2021). Salah satu pengetesan PCR dilakukan di Sekolah Dasar (SD) Kresna di Kecamatan Cicendo. Pelaksanaan tes dilakukan sejak pagi hari dibantu petugas UPT puskesmas setempat.

Terdapat 30 siswa yang tiga guru yang dites sebagai sampling pengecekan apakah di sekolah ini terdapat orang terpapar virus corona atau tidak. Tes dilakukan secara acak kepada siswa dan yang saat itu sedang kebagian belajar di sekolah.

Salah satu guru SD Kresna, Rizkia mengatakan, tes seperti ini sangat bermanfaat. Dengan pengetesan diharapkan ada kepastian siswa dan guru apakah harus melanjutkan pembelajaran tatap muka terbatas (PTMT) atau tidak di tengah pandemik COVID-19.

"Kalau semua negatif kan bagus jadi PTMT bisa berjalan lagi. Kita juga jadi lebih aman kalau tahu kondisinya seperti apa," ujar Rizkia ditemui usai mengikuti tes PCR, Jumat (15/10/2021).

1. PTMT harus berikan keselamatan bagi guru dan siswa

Sekda Kota Bandung Ema Sumarna meninjau pelaksanaan simulasi PTM terbatas, Senin (7//6/2021). IDN Times/Debbie Sutrisno

Riri, sapaan akrabnya, menyebut bahwa PTMT sudah sangat dinantikan siswa dan orang tua pendamping. Bahkan guru pun sangat ingin belajar bisa kembali di sekolah agar bahan ajar yang ingin diberikan bisa terserap utuh.

Namun, kondisi pandemik ini memang tidak dipungkiri membuat para guru dan orang tua was-was jikalau ada penyebaran virus di sekolah. Maka, dengan adanya pengetesan acak yang dilakukan dinas kesehatan, bisa ada kepastian apakah PTMT di SD Kresna ini layak dilanjut atau tidak.

"Kan kita ingin memastikan juga, biar PTMT ini bisa terus berjalan," ujar Riri.

2. Berharap semua siswa bisa ikut belajar di kelas

Gubernur Banten, Wahidin Halim, saat meninjau pembelajaran tatap muka (PTM) di SMAN 1 Kota Serang dan SMKN 1 Kota Serang, Senin (6/9/2021). (Dok. Humas Pemprov Banten)

Menurutnya, dari perbincangan guru dan orang tua siswa, setiap anak didik sudah ingin masuk ke sekolah dan belajar di kelas. Mereka bosan ketika harus belajar secara daring (online) setiap hari.

Namun, karena aturan yang berlaku harus ada pembatasan siswa, jumlah anak didik yang belajar pun jadinya terbatas datang ke sekolah dan dilakukan secara bergilir. Di SD Kresna misalnya, dari setiap kelas yang isinya sekitar 30 orang, hanya 8 siswa saja yang diperbolehkan belajar bersama. Sedangkan sisanya harus belajar dari rumah.

"Sekarang baru 25 persen. Pengennya kalau sudah ada kepastian siswa dan guru negatif ini angkanya bisa naik. Ya mudah-mudahan 100 persen bisa sekolah lagi," ungkap guru kelas 3 ini.

3. Hasil PCR akan dikirim ke Labkesda untuk segera diperiksa

Kepala UPT Puskesmas Pasirkaliki, dr Deborah. IDN Times/Debbie Sutrisno

Kepala UPT Puskesmas Pasirkaliki, dr Deborah mengungkapkan pihaknya sudah melakukan uji usap terhadap 30 siswa dan 3 guru di SDN Kresna dan selanjutnya di SD angkasa serta 5 SMA di Kecamatan Cicendo. Sedangkan satu SMP 47 dilakukan oleh Puskesmas Sukaraja.

"Jadi memang kegiatan harus dilakukan untuk mengetahui sejauh mana anak-anak udah prokes supaya kalau ada kasus lebih mudah memutus mata rantai. Di masa pandemi kegiatan ini akan dilaksanakan terutama anak yang belum divaksin kita harus mengetahui sejauh mana perkembangan penyakit ini," katanya.

Ia mengungkapkan, sampel uji usap PCR akan dikirim ke Laboratorium Kesehatan Daerah Provinsi Jawa Barat. Jika hasil sudah keluar maka akan ditindaklanjuti dengan kebijakan terkait PTM terbatas. Apabila ditemukan kasus COVID-19 maka akan dilakukan trasing.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Yogi Pasha
Debbie sutrisno
Yogi Pasha
EditorYogi Pasha
Follow Us