Antisipasi Kebocoran Pemudik ke Jabar, Pengawasan di Desa Diperketat

Warga yang mencoba mudik masih membludak

Bandung, IDN Times - Pemerintah Provinsi Jawa Barat telah berupaya memaksimalkan penjagaan di pintu-pintu masuk perbatasan antarkota maupun antarprovinsi. Hal ini dilakukan untuk meminimalisir pulang-perginya pemudik yang datang maupun pergi dari Provinsi Jawa Barat.

Selain mengetatkan jalur-jalur provinsi, intensifikasi pengawasan dilakukan di desa-desa. Pengoptimalan perangkat desa dengan membentuk Satgas Desa Tanggap COVID-19 dilakukan, agar semua aparatur desa bahu-membahu mencegah COVID-19.

Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPM-Desa) Jabar Dedi Supandi mengatakan, Satgas Desa Tanggap COVID-19 memiliki tiga tugas utama. Selain mencegah penyebaran COVID-19, desa-desa di Jabar memperketat pengawasan mobilitas warga yang masuk daerahnya.

"Kami mendata penduduk yang rentan sakit, penduduk yang datang, penduduk yang pulang mudik dari provinsi lain atau bahkan luar negeri, untuk mendeteksi penyebaran dengan memantau pergerakan masyarakat," ucap Dedi melalui siaran pers yang dikutip IDN Times, Sabtu (23/5).

1. Siapkan fasilitas desa jadi ruang isolasi

Antisipasi Kebocoran Pemudik ke Jabar, Pengawasan di Desa Diperketatfacebook.com/ndink.laombeng

Selain pendataan, Satgas Desa Tanggap COVID-19 bertugas mengidentifikasi fasilitas-fasilitas desa untuk dijadikan ruang isolasi. Kemudian, masih dalam aspek pencegahan, Satgas Desa Tanggap COVID-19 rutin mengedukasi masyarakat, salah satunya dengan pemasangan spanduk yang berisi informasi krusial.

"Tentang rumah sakit rujukan, nomor telepon, dan lain sebagainya. Pemantauan terhadap Orang Dalam Pemantauan (ODP) dilakukan, meminta kepada pemudik untuk isolasi diri selama 14 hari, dan memastikan tidak ada kegiatan yang bersifat massal atau ada kerumunan," kata Dedi.

Satgas Desa Tanggap COVID-19 diketuai oleh kepala desa dan terdiri dari banyak unsur. Mulai dari bidan desa, ketua Rukun Tangga (RT), ketua Rukun Warga (RW), pendamping keluarga harapan, PKK, Karang Taruna, Puskesmas, sampai unsur mitra seperti Babinsa, Babinkamtibmas, dan Patriot Desa.

Keterlibatan banyak pihak dalam Satgas Desa Tanggap COVID-19 bertujuan agar penanganan dan pencegahan COVID-19 berjalan cepat, tepat, dan menyeluruh.

2. Jumlah kendaraan yang hendak mudik masih membludak

Antisipasi Kebocoran Pemudik ke Jabar, Pengawasan di Desa DiperketatDok.IDN Times/Istimewa

Jasa Marga mencatat pada H-3 menjelang perayaan Idul Fitri masih banyak kendaraan yang menggunakan akses tol dan meninggalkan Jakarta baik dari arah timur, barat, dan selatan.

Mulai dari H-7 sampai H-3 atau pada 17 Mei hingga 21 Mei 2020, ada sekitar 367.703 kendaraan yang pergi dari Jakarta. Angka ini meningkat cukup besar karena sehari sebelumnya total kendaraan yang melintas dari ketiga akses ini hanya 306.682 kendaraan. Artinya dalam satuhari ada 61.021 pertambahan kendaraan keluar dari Jakarta.

"Jasa Marga mencatat lalu lintas tertinggi untuk kendaraan yang meninggalkan Jakarta dari ketiga arah tersebut terjadi pada H-4 Lebaran tahun 2020, yaitu sebesar 87.377 kendaraan," ujar Dwimawan Heru, Corporate Communication & Community Development Group Head PT Jasa Marga melalui siaran pers, Jumat (22/5).

3. Ada 8.013 kendaraan diminta putar balik dalam satu hari

Antisipasi Kebocoran Pemudik ke Jabar, Pengawasan di Desa DiperketatDalam Sehari, Polda Metro Amankan 95 'Travel Gelap' yang Antar Pemudik (Dok. Istimewa)

Pada H-3 Lebaran 2020, kendaraan yang berniat mudik menggunakan akses tol dari sekitar Jabodetabek semakin banyak. Berdasarkan data PT Jasa Marga dan Kementerian Perhubunga, tercatata ada
8.013 kendaraan yang diduga hendak mudik.

Kendaraan baik pribadi maupun umum kemudian dialihkan aparat kepolisian ke Gerbang Tol (GT) Cikarang Barat 3 di cek poin Km 31 Cikarang Barat, Jalan Tol Jakarta -Cikampek untuk kembali ke Jakarta

"Jumlah kendaraan yang diputar balik kemarin, Kamis (21/5), melonjak dua kali lipat dibanding hari sebelumnya, Rabu (20/5)," ujar General Manager Representatif Office 1 Jasamarga Transjawa Tollroad Widiyatmiko Nursejati, melalui siaran pers, Jumat (22/5).

4. Hampir 90 persen kendaraan tersebut milik pribadi

Antisipasi Kebocoran Pemudik ke Jabar, Pengawasan di Desa Diperketatinstagram/zulfa_flower_surabayaplantshop

Dari total 8.013 kendaraan yang dialihkan tersebut, sebanyak 7.732 adalah kendaraan pribadi dan 281 merupakan kendaraan angkutan penumpang. Lonjakan jumlah kendaraan yang dikeluarkan ini menimbulkan kepadatan menjelang lokasi cek poin.

Widiyatmiko juga menjelaskan bahwa lonjakan kendaraan yang dikeluarkan tersebut bukan berarti mencerminkan adanya peningkatan lalu lintas yang meninggalkan Jakarta, namun lebih kepada upaya diperketatnya pengawasan kendaraan keluar area Jabotabek dari aparat.

”Pantauan kami di Gerbang Tol (GT) Cikampek Utama untuk hari Kamis kemarin, jumlah kendaraan yang meninggalkan Jakarta untuk menuju Jalan Tol Trans Jawa turun sekitar 43 persen jika dibandingkan dengan Lalu lintas Harian Rata-rata (LHR) normal,” ujar Widiyatmiko.

Baca Juga: Di Bandung, Polisi Putar Balik Mobil Pemudik Berisi 13 Orang Asal DKI 

Baca Juga: Kisah Mahasiswa Rantau: Tidak Bisa Mudik Hingga Kehabisan Uang

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya