Angka Reproduksi COVID-19 di Bandung Turun, Pemkot Tetap Waspada

Jangan sampai ada gelombang kedua penyebaran virus corona

Bandung, IDN Times - Pemerintah Kota Bandung mengklaim sudah dapat mengendalikan penularan virus corona jenis bari atau COVID-19. saat ini angka reproduksinya sudah menurun dari 1,09 menjadi 0,62.

Ketua Harian Tim Gugus Tugas Penanganan Percepatan COVID-19 Kota Bandung, Ema Sumarna mengatakan, turunnya angka reproduksi ini sejalan dengan menurunnya kasus positif, orang dalam pemantauan (ODP), dan pasien dalam pengawasan (PDP).

Berdasarkan data yang dia terima, sejak diterapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) proporsional lanjutan, dari 13 Juni hingga 22 Juni 2020, terjadi penurunan kasus. ODP dari 265 orang, kini tinggal 253 orang, kemudian PDP dari 158 orang turun menjadi 150 orang. Kemudian dari 13 Juni 2020 kasus positif berada diangka 138 orang, hingga 22 Juni 2020 angkanya turun menjadi 103 orang.

"Reproduksi itu versi kita, sudah disinkronkan dengan Provinsi. Kita (ada di angka) 0,62 selama PSBB kedua ini, atau di bawah satu. Saya senang luar biasa," ujar Ema, saat ditemui di Balai Kota Bandung, Selasa (23/6).

1. Tes masif jadi kunci penurunan angka ini di masa PSBB proposional

Angka Reproduksi COVID-19 di Bandung Turun, Pemkot Tetap WaspadaIDN Times/Humas Bandung

Ema menuturkan, salah satu keberhasilan Kota Bandung mengendalikan COVID-19 karena banyak masyarakat yang diminta untuk rapid test secara massal. Untuk jumlah pastinya Ema belum bisa menyebut secar rinci.

"Itu saya belum (dapat datanya), biasanya Kamis saya dapat data itu," katanya.

Sementara target pemerintah Kota Bandung dalam melakukan tes masif ini berada di angka 18 ribu atau 0,6 persen dari total penduduk Kota Bandung yang mencapai tiga juta. Saat ini semua puskesmas sudah dapat melakukan tes PCR untuk PDP dan ODP.

"Untuk PCR tidak ada masalah, karena semua puskesmas yang itu sudah bisa PCR, buka hanya rapid, nanti semuanya (hasilnya) dibawa ke BSL2, itu lambatnya tujuh hari ada pengumuman dan itu gratis ya," ucapnya.

2. Antisipasi lonjakan tetap dilakukan

Angka Reproduksi COVID-19 di Bandung Turun, Pemkot Tetap WaspadaRapid test massal Unhas Makassar. IDN Times/Unhas Makassar

Meski ada penurunan angka COVID-19, Pemkot Bandung tetap akan mengantisipasi adanya gelombang kasus corona. Ema menyebut, pihaknya terus melakukan surveilans terhadap orang-orang yang dinilai berisiko tinggi terpapar virus tersebut.

"Untuk antisipasi gelombang kedua, bahwa yang namanya survelilans itu tidak akan berhenti. Penanganan COVID-19 terus berlangsung, artinya pelacakan akan terus kita lakukan," kata dia.

3. Car Free Day belum akan dilaksanakan

Angka Reproduksi COVID-19 di Bandung Turun, Pemkot Tetap Waspada(Ilustrasi CFD Bandung) IDN Times/Humas KPU

Salah satu bentuk mengantisipasi penyebaran virus ini juga tidak membuka dulu kegiatan yang menimbulkan massa seperti car free day (CFD). Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bandung memastikan, CFD dan car free night (CFN) belum bisa digelar selama Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Proporsional. Penerapan protokol kesehatan menjadi faktor pendorong kegiatan tersebut tak mendapat izin dan belum dibuka.

Dishub Kota Bandung hingga saat ini juga belum melakukan koordinasi dengan pihak terkait seperti kepolisian perihal pengoperasian kembali CFD dan CFN di Kota Bandung.

Kepala Bidang Pengendalian dan Ketertiban Transportasi (PDKT) Dishub Bandung, Asep Kuswara mengatakan, CFD dan CFN di Kota Bandung masih belum diketahui kapan akan diizinkan beroperasi kembali, Dishub juga masih belum melakukan koordinasi dengan beberapa pihak terkait lainnya.

"Untuk saat ini, CFD maupun CFN masih belum bisa dibuka karena masih PSBB dan kita belum tahu kapan, protokol kesehatannya juga kalau CFD dan CFN kan sulit. Itulah sementara," ujar Asep saat dihubungi, Selasa (23/6).

Baca Juga: Faktor Ekonomi Paksa Pemkot Bandung Buka Mal Meski Masih Zona Kuning

4. Protokol kesehatan ditakutkan tidak diterapkan maksimal saat CFD

Angka Reproduksi COVID-19 di Bandung Turun, Pemkot Tetap WaspadaJalur sepeda Banjir Kanal Timur, Duren Sawit, Minggu (21/6/2020) (IDN Times/Uni Lubis)

Asep menuturkan, beberapa waktu kemarin sejumlah pesepedah juga ramai di wilayah Dago. Menurutnya, diantara para pesepedah tersebut, masih banyak yang abai terhadap protokol pencegahan COVID-19. Seharusnya, protokol kesehatan merupakan hal utama yang harus dilakukan jika di luar rumah.

"Ada juga kemarin yang sepedah-sepedahan di Dago, protokol kesehatannya juga tidak diterapkan, tidak pakai masker, itu baru sebatas sepedah-sepedahan apalagi kalau kita tutup arus lalu lintas," ungkapnya.

Baca Juga: Pemkot Bandung Akui Terlambat Salurkan Bantuan COVID-19 Tahap Pertama

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya