Angka COVID-19 Bertambah? Jumlah Kecamatan Zona Hijau di Jabar Turun

Artinya semakin banyak orang terpapar COVID-19?

Bandung, IDN Times - Pemerintah Provinsi Jawa Barat mendapat data terbaru terkait jumlah kecamatan yang masuk dalam zona hijau penyebaran COVID-19. Berdasarkan data terakhir terdapat penurunan jumlah kecamatan yang masuk di kategori zona hijau.

Sekretaris Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Jawa Barat Daud Achmad menuturkan, dua pekan kemarin setidaknya ada 257 kecamatan yang sudah masuk zona hijau. Data itu dihimpun ketika Pemprov Jabar sedang mempersiapkan untuk membuka sekolah tingkat SMA/SMK di kecamatan level tersebut.

Namun, secara perlahan jumlah kecamatan zona hijau justru menurun. "Sempat ke angka 248, sekarang dari data terakhir ke saya hanya ada 228 kecamatan hijau," ujar Daud, Selasa (18/8/2020).

1. Warga Jabar terpapar positif COVID-19 capai 8.640 orang

Angka COVID-19 Bertambah? Jumlah Kecamatan Zona Hijau di Jabar TurunIDN Times/Debbie Sutrisno

Daud menuturkan, saat ini penambahan angka warga yang terpapar COVID-19 di Jabar masih meningkat. Per 17 Agustus 2020, ada penambahan 45 orang yang terjangkit. Dengan demikian jumlah terkonfirmasi di Jabar hingga hari ini mencapai 8.640 orang.

Dari angka tersebut, terdapat 238 orang yang meninggal dunia. Namun, kabar baiknya sudah ada 4.713 orang yang sembuh dari paparan COVID-19.

"Sedangkan yang sedang menjalani isolasi atau perawatan ada 3.689 orang," paparnya.

2. Penegakan sanksi untuk mereka yang tak memakai masker sudah dilakukan

Angka COVID-19 Bertambah? Jumlah Kecamatan Zona Hijau di Jabar TurunIDN Times/Debbie Sutrisno

Daud menuturkan, untuk meminimalisir penyebaran kasus virus corona Pemprov Jabar sebenarnya sudah mengimbau masyarakat rajin menggunakan masker. Bahkan aturan sudah dibuat dan ditegakkan oleh aparat agar mereka yang tidak mengenakan masker di tempat umum diberi sanksi.

"Mulai dari teguran, sanksi tertulis, dan denda uang akan kita lakukan. Sekarang banyak orang lupa bawa masker, atau mereka bawa tapi tidak dipakai," ungkapnya.

Dia berharap pemerintah kabupaten/kota bisa mengeluarkan aturan sendiri agar penegakan semakin maksimal. "Sekarang baru beberapa seperti di Cirebon, daerah lain saya belum dapat data yang sudah buat juga," papar Daud.

3. Pemprov Jabar siapkan berbagai skema untuk perbaiki iklim ekonomi di saat pandemik

Angka COVID-19 Bertambah? Jumlah Kecamatan Zona Hijau di Jabar TurunIlustrasi perekonomian Indonesia diserang virus corona (IDN Times/Arief Rahmat)

Sebelumnya, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyebut, kondisi pandemik COVID-19 yang terjadi memang berdampak negatif bagi masyarakat khususnya dari segi ekonomi. Butuh kerja keras seluruh elemen masyarakat untuk bisa membangkitkan kembali perekonomian secara menyeluruh.

"Kita optimistis dapat bangkit dari keterpurukan ekonomi. Pasti ada secercah cahaya di masa uram. Di balik kesulitan pasti ada jalan keluar. Jika ada masa terbenam akan ada masa terbit matahari," kata Ridwan Kamil, Senin (17/8/2020).

Pandemik, lanjut Emil, mengakibatkan munculnya berbagai persoalan multi dimensi di bidang kesehatan hingga ekonomi. Pertumbuhan ekonomi di Jabar bahkan tercatat terkoreksi hingga minus 5,9 persen. Meskipun kondisi ini terbilang lebih baik dibanding wilayah dan negara lain yang mengalami kontraksi contohnya Uni Eropa di bawah 14 persen.

Menurutnya, bangsa Indonesia diuji jati dirinya pada masa pandemi ini, apakah dapat bersatu padu kemudian membawa bangsa Indonesia bangkit dari keterpurukan ataukah tidak.

4. Bersama kita harus saling bahu membahu

Angka COVID-19 Bertambah? Jumlah Kecamatan Zona Hijau di Jabar Turununsplash.com/United Nations COVID-19 Response

Kini, Emil menambahkan, bangsa Indonesia sepatutnya saling peduli dan menolong sebab marak sebangsanya yang masuk ke dalam kategori miskin akibat menurunnya pendapatan bahkan dirumahkan karena di-PHK. Intinya, setiap warga harus memberi yang terbaik bagi negerinya.

"Banyak saudara kita yang masuk kategori miskin, berkurang drastis pendapatannya, dirumahkan bahkan hilang pendapatan karena pemutusan hubungan kerja dalam situasi seperti ini, ibu pertiwi memanggil kita untuk bisa memberikan yang terbaik, apa yang ada pada kita dan dari apa yang kita miliki," tutur dia.

Emil mengungkapkan, Pemprov Jabar saat ini sudah melakukan tes swab dengan metode PCR mencapai 180 ribu pengetesan. Angka itu merupakan yang terbanyak dibanding provinsi lain di Jabar kecuali DKI Jakarta.

Dia menambahkan, dari laporan level kewaspadaan atau zona risiko tanggal 3 Agustus hingga 9 Agustus, tidak ada wilayah di Jabar yang masuk ke dalam zona merah. Sementara itu, angka reproduksi kasus di Jabar dalam dua pekan terakhir ada di angka 0,86 dan dinilai masih terkendali.

"Ini mengartikan bahwa kasus masih bisa dalam kategori terkendali dan terus kita tingkatkan kewaspadaan dengan memperhatikan tiga aspek yakni epidemiologi, surveilans dan pelayanan kesehatan," ucap dia.

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya