Aksi Warga Bandung, Mengubah Sampah Jadi Nutrisi Bagi Ibu Hamil

Kegiatan bantuan seperti ini harus ditiru warga lainnya

Bandung, IDN Times - Pemenuhan nutrisi bagi ibu hamil dan ibu yang memiliki balita menjadi hal krusial bagi tumbuh kembang anak. Sayangnya, pemenuhan gizi ini kurang bisa dilakukan 15 ibu hamil dan 150 ibu yang memiliki balita di RW 06 Kelurahan Gumuruh, Kecamatan Batununggal, Kota Bandung.

Musababnya, perekonomian keluarga ibu tersebut belum mampu menyediakan makanan bernutrisi bagi calon anak atau anak balita. Kondisi ini diperparah karena banyak suami para ibu yang kemudian tidak bekerja setelah dirumahkan dampak pandemik COVID-19 yang menyerang Indonesia.

Tak ingin membiarkan nutrisi anak terabaikan, puluhan warga di RW 06 yang tergabung dalam karang taruna, ibu-ibu PKK, dan perwakilan rukun tetangga (RT) berinisiatif memberikan bantuan sembako dan makanan untuk ibu hamil serta yang memiliki balita. Gerakan ini dinamai cantelan, yaitu menggantungkan makanan di pagar rumah untuk kemudian diambil warga yang membutuhkan.

"Makanannya bervariasi setiap minggu. Tapi sekarang lebih banyak ke sayuran. Kemudian kita berikan biskuit atau susu untuk ibu hamil dan ibu yang sudah punya balita," ujar Ketua RW 06 Sofyan Musthafa ketika berbincang dengan IDN Times akhir pekan kemarin.

Sampai saat ini kegiatan cantelan bisa berlangsung minimal satu pekan sekali. Pengumpulan uang untuk cantelan dilakukan dengan berbagai cara, termasuk dari daur ulang sampah maupun menjual berbagai barang bekas.

1. Cantelan dilakukan setiap akhir pekan

Aksi Warga Bandung, Mengubah Sampah Jadi Nutrisi Bagi Ibu HamilIDN Times/Debbie Sutrisno

Sofyan menuturkan, saat ini setidaknya terdapat sekitar 300 kepala keluarga (KK) yang membutuhkan bantuan di lingkungannya. Sedangkan jumlah KK di RW 06 mencapai 880 KK.

Karena jumlah keluarga kurang mampu cukup banyak, Sofyan bersama warga lainnya kemudian berinisiatif mengumpulkan dana untuk memberi bantuan ketika pandemik COVID-19 mulai memperlihatkan dampaknya pada perekonomian keluarga.

Dari sana warga mulai mengumpulkan bantuan berupa uang tunai dari mereka yang memiliki penghasilan lebih baik. Kemudian dana yang terkumpul dibelikan sembako untuk langsung dibagikan kepada warga yang harus dibantu.

"Kita lakukan cantelan biasanya seminggu sekali setelah terkumpul uang bantuan. Kadang kalau ada bantuan lebih dari warga bisa dua kali dalam seminggu," kata Sofyan.

Karena ingin membuat pembagian cantelan lebih terarah dan tidak menjadi rebutan, masing-masing perwakilan dari sembilan RT mendata siapa saja yang layak untuk mendapat bantuan dan meminta mereka datang ke titik di mana sembako digantungkan.

2. Karang Taruna bantu pengumpulan dana untuk cantelan dengan mengumpulkan sampah dan barang bekas yang bisa dijual

Aksi Warga Bandung, Mengubah Sampah Jadi Nutrisi Bagi Ibu HamilIDN Times/Debbie Sutrisno

Sofyan menuturkan untuk setiap kegiatan cantelan, uang yang dibutuhkan tidak sedikit. Setidaknya harus ada Rp3 juta sampai Rp4 juta untuk membuat 250 hingga 300 paket sembako, biskuit ibu hamil, atau susu.

Uang sebesar ini jelas tidak mudah mengumpulkannya. Sebab, tidak mungkin mengandalkan donasi uang tunai dari warga karena mereka pun merasakan dampak pandemik ini.

Setelah berdiskusi, pemuda-pemudi karang taruna berinisiatif untuk mengumpulkan sampah bekas yang masih bisa didaur ulang seperti botol kaca, botol plastik, hingga kardus. Pengumpulan biasanya dilakukan tiga sampai empat kali hingga dana untuk cantelan terkumpul.

"Cara ini juga efektif agar warga mulai sadar untuk memilih sampah yang masih bisa didaur ulang. Kita sosialiasaikan ke mereka dan warga juga mau membantu. Jadi sampah bisa diolah mulai dari masing-masing rumah, untuk kegiatan ini (cantelan). Bagus kan," ungkap Sofyan.

3. Berkeliling membawa gerobak dan alat musik ketika mengumpulkan sampah bekas

Aksi Warga Bandung, Mengubah Sampah Jadi Nutrisi Bagi Ibu HamilIDN Times/Debbie Sutrisno

Ketua Karang Taruna RW 06 Kokom Komariah menuturkan, kegiatan cantelan yang diinisasi RW 06 menjadi program yang harus dikerjakan bersama-sama. Dengan semangat 'sauyunan', Kokom ingin agar kegiatan ini dilakukan seluruh elemen di sekitar RW sehingga semuanya merasa saling memiliki tali persaudaraan.

"Sekarang setiap masyarakat kena dampak (COVID-19). Jadi kita coba bergerak dengan hati nurani," ujarnya.

Saat ini ada 50 pemuda pemudi karang taruna yang ikut serta. Mulai dari yang mengumpulkan, memilah, dan menjual dilakukan dengan membagi pekerjaan. Pengumpulan sampah sendiri biasanya dilakukan setiap akhir pekan. Tapi tidak sedikit yang menampung ketika warga ada yang ingin memberikan barang bekasnya.

Agar lebih menarik, ketika berkeliling mencari sampah dan barang bekas, Kokom bersama anggota karang taruna lainnya menggunakan musik sebagai pengingat kepada warga bahwa mereka datang untuk mencari sampah.

"Kita pakai yang ada saja alat musik di sekre. Cara ini sudah turun menurun, tradisi istilahnya. Biar ga bosen juga kan jadi rasa capeknya ga ke rasa," kata dia.

Saking antusiasnya warga, lanjut Kokom, bahkan pernah ada yang memberikan mesin cuci hingga kulkas bekas kepada karang taruna untuk dijual. Barang seperti ini jelas lebih disukai karena harga jualnya tinggi.

4. Bersyukur bisa terbantu dalam pemenuhan nutrisi anak

Aksi Warga Bandung, Mengubah Sampah Jadi Nutrisi Bagi Ibu HamilIDN Times/Debbie Sutrisno

Ane Tridayanti, salah satu ibu hamil yang menerima bantuan sembako dari cantelan dan susu, berterimakasih dengan adanya program ini. Bantuan dalam bentuk biskuit dan susu formula untuk bayi yang ada di kandungannya sangat membantu. Apalagi selama ini pemberian nutrisi untuk bayi masih sulit dia optimalkan dari penghasilan sehari-hari.

Menurutnya, sejak wabah virus corona muncul di Indonesia, pendapatan suaminya tidak menentu karena sempat diberhentikan dari pekerjaan. Untuk sehari-hari dia mengandalkan pemasukan dari berjualan jajanan.

"Saya kadang untuk periksa kandungan saja beberapa bulan ini tidak bisa karena ga ada uang. Jadi buat kasih nutrisi ya kalau ada uang lebih saja," ungkapnya.

Meski kegiatan ini tidak sering tapi Ane merasa terbantu dengan adanya sembako empat sehat lima sempurna yang bisa dinikmati sekeluarga.

Hal senada disampaikan Oom Sari. Wanita 33 tahun ini memiliki satu balita yang baru berumur satu tahun. Dalam beberapa bulan ke belakang suaminya sakit sehingga tidak bisa bekerja secara normal. Alhasil dia hanya mengandalkan bantuan dari berbagai pihak termasuk program keluarga harapan (PKH) dari pemerintah pusat.

Dengan adanya sembako dari kegiatan cantelan, Oom cukup terbantu karena minimal dalam seminggu sekali anaknya bisa mendapatkan makanan yang bergizi. Selain itu sayuran dari cantelan yang bervariatif membuat anak lebih lahap saat makan.

5. Ibu hamil dan balita harus mendapatkan asupan bergizi

Aksi Warga Bandung, Mengubah Sampah Jadi Nutrisi Bagi Ibu HamilIDN Times/Debbie Sutrisno

Kegiatan cantelan sendiri awalnya hanya fokus dalam pemenuhan sembako yang menyehatkan. Pekan kemarin saja, isi cantelan berupa sayuran, ikan, tahu atau tempe, dan buah-buahan.

Namun, setelah pemerintah menggulirkan pemberian bantuan yang juga ada isinya sembako, maka isi cantelan kemudian diubah dengan mengedepankan bantuan untuk ibu hamil dan balita.

"Karena sekarang kan ibu-ibu di tengah pandemik ini butuh bantuan untuk nutrisi. Hanya mengandalkan pemerintah saja tidak cukup, makanya kami tambah nutrisi dalam cantelan ini karena mereka butuh ekstra nutrisi" kata Sri Antin, salah satu anggota PKK di RW06.

Untuk itu, pemilihan sembako dalam cantelan pun lebih difokuskan dalam pemenuhan gizi bagi mereka. Harapannya bayi dalam kandungan ibu dan balita bisa tumbuh dengan sehat ketika mendapat asupan gizi yang baik.

Baca Juga: 11 Potret Kegiatan Cantelan, Ubah Sampah Jadi Nutrisi Bagi Ibu Hamil

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya