Akademisi ITB Harap Sistem Kegempaan di Indonesia Bisa Ditingkatkan

Sistem ini untuk meminimalisir korban jiwa

Bandung, IDN Times - Gempa bumi terjadi di kawasan wilayah Jawa Barat dalam sepekan ke belakang. Setelah terjadi gempa di Sumedang, masyarakat sempat panik dengan adanya gempa bumi di daerah Banten.

Dengan kondisi Indonesia yang rawan gempa, pemerintah harus mampu meningkatkan kembali sistem kewaspadaan kegemaan yang ada. Hal ini bisa dipelajari dari negara Jepang yang sudah handal dalam mengantisipasi dampak gempa bumi.

1. Perbaikan sistem penting agar bisa meminimalisir korban jiwa atau kerusakan

Akademisi ITB Harap Sistem Kegempaan di Indonesia Bisa DitingkatkanDokumen Antara Foto

Pakar gempa dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Prof. Dr. Irwan Meilano, S.T., M.Sc., menuturkan bahwa pemerintah Indonesia harus bisa belajar dari pemerintah Jepang dalam hal antisipasi gempa bumi.

"Pertama, sistem peringatan dini di Jepang yang sangat baik. Sistem tersebut menjadi penting karena mereka memiliki infrastruktur strategis, reaktor nuklir, kereta api cepat, dan itu harus dihentikan seketika sesudah gempa terjadi sebelum gelombang gempanya mencapai tempat mereka. Ini juga penting bagi masyarakat. Ini pembelajaran yang sangat penting, jadi selayaknya pun kita sudah memiliki kapasitas,” ujarnya dikutip dari keterangan resmi, Rabu (3/1/2024).

Kedua, pembelajaran dalam konteks infrastruktur kualitas bangunan. Dibandingkan dengan goncangan gempa, kerusakan yang terjadi lebih sedikit. Hal ini membuktikan bahwa Jepang memiliki kualitas infrastuktur yang sangat baik.

2. Bakal ikut petakan penyebab gempa Sumedang

Akademisi ITB Harap Sistem Kegempaan di Indonesia Bisa DitingkatkanIDNTIMES

Menurutnya, saat ini terdapat berbagai lembaga yang tergabung dalam Pusat Studi Gempa Nasional (Pusgen), ITB pun termasuk salah satu di antaranya. Beliau menyatakan, ITB bersama beberapa lembaga terkait lainnya, akan bersama-sama mencari parameter dari sumber-sumber gempa baru, untuk mengidentifikasi lebih detail mengenai gempa yang terjadi di Sumedang.

"Belajar dari gempa yang terjadi di Sumedang, kami akan mencari parameter yang lebih detail. Kemungkinan nanti akan dimasukkan ke dalam sumber-sumber gempa baru yang terjadi di Indonesia," tuturnya.

Selain itu, hal lain yang menurutnya menjadi perhatian adalah kekuatan gempa yang tidak terlalu besar, namun dapat menimbulkan dampak kerusakan yang signifikan.

"Terdapat tiga hal yang menjadi concern, pertama adalah ternyata ada sumber gempa yang tidak terlalu besar dari Magnitudo-nya, namun ternyata cukup dangkal kedalamannya. Kedua, bagaimana karakteristik lapisan tanah di Jawa Barat yang mempunyai berbagai produk vulkanik, sehingga dapat meningkatkan guncangan gempa," ungkapnya.

Kemudian yang ketiga adalah kondisi geografis wilayah di Sumedang dan sekitarnya yang memiliki banyak penduduk dan telah dipadati bangunan, sehingga dapat berpotensi menimbulkan banyak kerusakan saat terjadi bencana.

3. Jangan anggap sepele gempa berkekuatan kecil

Akademisi ITB Harap Sistem Kegempaan di Indonesia Bisa DitingkatkanDebbie Sutrisno/IDN Times

Dengan kondisi ini, dia meminta masyarakat untuk mewaspadai potensi bencana gempa yang walaupun kekuatannya tidak terlalu besar, tapi tetap dapat menimbulkan dampak kerusakan.

"Hal inilah yang perlu menjadi pembelajaran, khususnya bagi masyarakat di Jawa Barat. Sebab, kita juga pernah ada kejadian yang mirip, yakni gempa Cianjur pada November tahun lalu. Meski kekuatannya berbeda, tapi tetap memberikan kerusakan yang signifikan," tandasnya.

Masyarakat pun diimbau untuk lebih meningkatkan kesiapsiagaan serta kewaspadaan terhadap gempa bumi susulan maupun potensi bencana lainnya.


Jangan lupa untuk tetap mengikuti petunjuk dari pemerintah, instansi, serta otoritas setempat mengenai informasi terkini bencana. Tetaplah tenang dan hindari kepanikan, agar dapat berpikir dengan lebih jernih guna mengambil langkah-langkah yang selanjutnya diperlukan.

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya