70 Persen Teh Nasional dari Jabar, Tapi Budaya Ngeteh Masih Minim

Yuk budayakan lagi minum teh tiap hari

Bandung, IDN Times - Provinsi Jawa Barat merupakan produsen teh terbesar di Indonesia. Sekitar 70 persen produk teh berasal dari Tanah Pasundan.

Namun, hal itu bertolak belakang dengan budaya minum teh masyarakat Jawa Barat (Jabar). Saat ini 'ngeteh' atau budaya minum teh kalah saing oleh budaya 'ngopi' atau minum kopi.

"Budaya minum teh ini makin memudah tersisihkan oleh budaya ngopi. Padahal seharusnya ngeteh dan ngopi ini bisa jadi kekuatan yang sama-sama di kedepankan," ujar Kepala Bank Indonesia (BI) Jawa Barat, Herawanto dalam Media Breafing Karya Kreatif Jawa Barat (KKJ) 2022, Jumat (13/5/2022).

1. Produk teh harus dominasi pasar domestik dan internasional

70 Persen Teh Nasional dari Jabar, Tapi Budaya Ngeteh Masih Minimilustrasi berbagai jenis bubuk teh (Pexels.com/skitterphoto)

Dengan banyaknya lahan perkebunan di Indonesia dan produknya yang memiliki cita rasa, teh seharusnya bisa menjadi primadona bagi masyarakat Indonesia. Produk teh dalam negeri juga harus mampu bersaing dengan barang dari luar negeri yang sekarang mulai membanjiri pasar Indonesia.

Perbaikan pasar ini nantinya bisa berdampak pada petani teh yang memiliki perkebunannya sendiri. Mereka menjadi lebih terperhatikan sehingga pendapatannya pun bisa meningkat.

"Kita harus sama-sama memperhatikan ini karena potensi (perkebunan teh) sangat luar biasa," ujarnya.

2. UMKM Jabar seharusnya punya produk teh yang dikenal luas

70 Persen Teh Nasional dari Jabar, Tapi Budaya Ngeteh Masih MinimIlustrasi teh, bubuk teh, tea house di Teaspace (IDN Times/Shemi)

Pengamat Pariwisata Aang Afandi menuturkan, produk UMKM dari Jawa Barat termasuk teh seharusnya bisa dikenalkan lebih jauh pada masyarakat. Di sisi lain, para produsen tersebut harus mampu membuat produk dengan ciri khas tertentu yang menampilkan dari mana teh itu dibuat.

UMKM Jawa Barat misal melihat contoh pada produk Thaitea yang kental dengan negara Thailand. Tau teh hijau yang dikenal datang dari Jepang.

Hal seperti ini seharusnya bisa juga dilakukan pemerintah daerah atau UMKM di Jabar. "Misalnya, ada produk teh kotak tapi dengan nama ikonik berkaitan Jabar. Atau menciptakan rasa khusus yang memang harus didapat dengan mengolah teh dari Jabar," kata dia.

3. Pertumbuhan Ekonomi kreatif masih menjanjikan

70 Persen Teh Nasional dari Jabar, Tapi Budaya Ngeteh Masih Minim

Aang mengatakan, para masyarakat di pedesaan termasuk pelaku UMKM harus mampu meningkatkan perekonomian dengan mengembangkan kreativitas. Produk kreatif seperti teh atau barang lainnya masih menjanjikan karena nilai jualnya cukup tinggi.

Perkembangan kawasan wisata di pedesaan pun bisa dikolaborasikan oleh penduduk di desa atau kawasan pertanian. Mereka bisa menyediakan tempat wisata agar wisatawan mendapat rasa senang ketika bertandang ke kawasan tersebut.

"Ketika wisatawan datang ke suatu daerah, mereka bisa menikmati kawasan wisatanya dan mendapat produk kreatif yang tidak bisa didapat dari tempat wisata lainnya. Nah ini yang harus dikembangkan UMKM, baik itu produk makanan, minuman, fesyen, atau kerajinan lainnya," papar Aang.

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya