60 Ribu Hektare Lahan di Area Citarum Masih Kritis dan Harus Ditanami

Emil meminta pemerintah segera mencairkan dana bank dunia

Bandung, IDN Times - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil memaparkan perkembangan pencapaian dalam program percepatan pengendalian pencemaran dan kerusakan daerah aliran sungai (DAS) Citarum atau Citarum Harum dalam Rapat Koordinasi dan Evaluasi Dua Tahun Penanganan DAS Citarum di kantor Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, Jakarta, Kamis (17/10)

Dalam pelaporannya ini, Emil mengatakan, kondisi Citarum saat ini sudah mengalami banyak kemajuan setelah dua tahun berjalan. Mulai dari penanganan limbah industri, pemantauan kualitas air, sampai penanganan sampah di DAS Citarum, semua perlahan dikerjakan agar kondisi aliran sungai kembali bagus.

"Selama dua tahun progres perbaikan sudah mencapai angka sekitar 30 persen dari target. Pada akhir 2023 progres harus sudah mendekati target (100 persen)," kata Ridwan melalui siaran pers yang diterima IDN Times, Jumat (18/10).

1. Lahan tidak produktif masih luas

60 Ribu Hektare Lahan di Area Citarum Masih Kritis dan Harus DitanamiANTARA FOTO/Anis Efizudin

Emil mengatakan, salah satu tantangan percepatan pengendalian pencemaran dan kerusakan DAS Citarum adalah lahan kritis atau lahan tidak produktif. Menurutnya, ada sekira 60 ribu hektare lahan kritis di luar kawasan hutan.

"Permasalahan mendasar ternyata ada di lahan kritis karena masih 60 ribu hektare yang belum tertangani saking luasnya. Kita butuh 24 juta pohon untuk ditanam. Semoga itu terselesaikan dengan kolaboratif," kata dia.

2. Bantuan anggaran dari bank dunia harus dipercepat

60 Ribu Hektare Lahan di Area Citarum Masih Kritis dan Harus DitanamiDok.IDN Times/Istimewa

Dalam rapat koordinasi dan evaluasi tersebut, Emil mengusulkan agar pencairan bantuan dana sebesar 100 juta dolar Amerika atau kurang lebih Rp1,4 triliun dari Bank Dunia dipercepat untuk menyelesaikan persoalan sampah Sungai Citarum.

"Untuk pencairan dana Bank Dunia dipercepat agar program-program kita bisa dilaksanakan," katanya.

Emil pun berharap rapat koordinasi seperti ini rutin digelar karena persoalan DAS Citarum sangat kompleks. Tujuannya, lanjut Emil, agar soliditas semua pihak yang terlibat dalam program Percepatan Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan DAS Citarum terjaga.

"Citarum sangat kompleks, kalau jarang rapat akan banyak miskomunikasi. Jadi, kita rutinkan dan tiap akhir tahun kita lapor ke presiden," kata Emil mengakhiri.

3. DAS Cimalaya pun kondisinya tercemar

60 Ribu Hektare Lahan di Area Citarum Masih Kritis dan Harus DitanamiDok.IDN Times/Istimewa

Sementara itu, Tim Laboratorium Perum Jasa Tirta (PJT) II Jatiluhur menegaskan bahwa hasil uji laboratorium air DAS Cilamaya secara umum tercemar. Asisten Manajer Laboratorium PJT II Jatiluhur Leni Mulyani mengatakan, pihaknya untuk memeriksa kualitas air Sungai Cilamaya. Mengingat sudah bertahun-tahun air sungai yang pengelolaannya di bawah perusahaan BUMN ini, tercemar limbah sejumlah pabrik yang berada di kawasan Subang dan Purwakarta.

"Dari contoh air yang diambil di empat titik DAS Cilamaya secara umum hasilnya bahwa air sungai tersebut secara umum tercemar. Meski ada plus minusnya," kata Leni.

Tercemarnya sungai tersebut dilihat dari parameter yaitu COD dan BOD-nya, apalagi standar baku mutu COD dan BOD dikisaran angka sepuluh, sedangkan menurut hasil lab mencapai delapan ratus.

"Standarnya 10 COD dan BOD 2, ini di atas standar dan cukup saya katakan untuk tidak dikonsumsi untuk rumah tangga,karena apabila digunakan secara jangka panjang akan berbahaya" jelasnya.

Hasil uji laboratorium tersebut diumumkan oleh pihak Laboratorium PJT II kepada perwakilan perusahaan yang berada di aliran DAS Cilamaya, Pemkab Karawang, Pemkab Subang dan Pemkab Purwakarta.

Pertemuan tersebut guna mencari solusi untuk menyelesaikan pencemaran Aliran Sungai Cilamaya yang cukup mengkhawatirkan.

Baca Juga: Demo di Gedung Sate, Massa Aksi Kembali Suarakan 7 Tuntutan

Baca Juga: Potret Jokowi Memimpin Indonesia Diabadikan Fotografer Ini dalam Buku

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya