40 Nakes Puskesmas Cianjur Positif COVID-19, Pelayanan Umum Dibatasi

Angka nakes terpapar virus corona terus bertambah

Cianjur, IDN Times - Dinas Kesehatan Cianjur, Jawa Barat, memastikan puluhan tenaga medis di 14 puskesmas yang tersebar di wilayah itu positif COVID-19. Hal ini berdampak pada pelayanan kesehatan di sejumlah puskesmas dilakukan secara daring dan dibatasi secara tatap muka, sebagai upaya memutus rantai penyebaran virus mematikan itu.

Sekretaris Dinkes Cianjur, dr Irvan Nur Fauzi di Cianjur Selasa, mengatakan 40 orang tenaga medis yang positif itu sebagian besar bertugas di wilayah utara, timur dan wilayah kota Cianjur.

Saat ini, para tenaga kesehatan (nakes) menjalani isolasi di rumah sakit dan vila khusus penanganan COVID-19 di Vila Ciherang, Kecamatan Pacet, di bawah pengawasan Gugus Tugas COVID-19 Cianjur.

"Tercatat mereka yang terpapar bertugas di 14 puskesmas yang ada di Cianjur utara, timur dan kota dengan jumlah tenaga medis yang positif COVID-19 mencapai 40 orang. Bagi yang disertai gejala, menjalani perawatan di RSUD Cianjur, yang lainnya di vila khusus," katanya dikutip dari ANTARA, Rabu (18/11/2020).

1.Untuk sementara pelayanan mayoritas dilakukan secara daring

40 Nakes Puskesmas Cianjur Positif COVID-19, Pelayanan Umum DibatasiDelivery chamber di Puskesmas Selemadeg Barat (Dok.IDN Times/Istimewa)

Untuk memutus rantai penyebaran, kata dia, pelayanan di puskesmas yang terdapat tenaga medisnya positif dilakukan secara daring. Pasien dapat menghubungi dokter atau tenaga medis melalui nomor telepon yang terpampang di masing-masing puskesmas. Meski ada yang tetap memberikan pelayanan tatap muka, namun dengan jumlah pasien terbatas.

Bahkan untuk pelayanan darurat di sejumlah puskesmas tetap dilakukan karena sebagian kecil tenaga medis dan dokter disiagakan. Ia menilai berbagai faktor membuat tenaga medis di sejumlah pusat layanan kesehatan terpapar karena mobilitas bertemu orang banyak sangat tinggi setiap harinya.

"Tidak sedikit yang terpapar setelah bertemu dengan pejabat setempat, seperti kasus kepala puskesmas yang terpapar dari camat yang lebih dulu dinyatakan positif berdasarkan hasil tes usap. Sehingga bagi lingkungan puskesmas yang tenaga medisnya terpapar langsung dilakukan penyemprotan disinfektan dan penerapan protokol ketat bagi pegawai yang piket," katanya.

2. Pelacakan segera dilakukan kepada para nakes ini

40 Nakes Puskesmas Cianjur Positif COVID-19, Pelayanan Umum DibatasiIlustrasi tes swab. ANTARA FOTO/Muhammad Arif Pribadi

Hingga saat ini, tambah dia, sebagian besar kondisi kesehatan tenaga medis yang menjalani isolasi di rumah sakit atau vila khusus, terus membaik dan telah menjalani tes usap kedua, untuk memastikan kembali kondisi kesehatan mereka, sebelum dinyatakan sembuh dan dapat kembali bertugas seperti semula.

"Harapan kami kondisi kesehatan mereka terus membaik dan kembali sembuh, sehingga dapat kembali bertugas seperti semula. Untuk mengantisipasi dan memutus rantai penyebaran, gugus tugas akan melakukan tes cepat dan usap secara acak di seluruh puskesmas yang ada di Cianjur, guna memastikan kondisi kesehatan tenaga medis mulai dari staf, perawat hingga kepala puskesmas," kata Irvan.

3. 282 petuga medis meninggal akibat terinveksi COVID-19

40 Nakes Puskesmas Cianjur Positif COVID-19, Pelayanan Umum DibatasiIlustrasi petugas medis. ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya

Ketua Tim Mitigasi Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Adib Khumaidi, menilai para petugas medis dan kesehatan adalah pahlawan dalam arti sebenarnya saat pandemik COVID-19. IDI mencatat, sampai Hari Pahlawan 10 November 2020 ini, ada 282 petugas medis dan kesehatan yang meninggal akibat terinfeksi COVID-19. 

 


"Mereka berani dan kuat pada saat ketakutan. Mereka muncul setiap hari untuk melawan virus corona, bahkan sering kali dengan membahayakan kesehatan mereka dan keluarga mereka. Bahkan tidak sedikit yang kehilangan nyawa karenanya," ujar Adib dalam siaran tertulis yang diterima IDN Times, Selasa (10/11/2020).

 

Adib mengatakan 282 tenaga medis yang gugur berperang melawan COVID-19 merupakan jumlah tenaga kesehatan yang meninggal sejak Maret hingga November, mereka terdiri atas 159 dokter, 9 dokter gigi, dan 114 perawat.

 


Para dokter yang wafat tersebut terdiri dari 84 dokter umum termasuk 4 guru besar, 73 dokter spesialis yang 6 di antaranya guru besar, serta 2 residen yang berasal dari 20 IDI Wilayah (provinsi) dan 71 IDI Cabang (Kota/Kabupaten).

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya