28,44 Persen Warga Bandung Habiskan 72,81 Batang Rokok per Minggu

Padahal rokok ini penyumbang garis kemiskinan Indonesia

Bandung, IDN Times - Angka masyarakat yang merokok di Indonesia masih tinggi. Kementerian kesehatan telah merilis hasil survei global penggunaan tembakau pada usia dewasa (Global Adult Tobacco Survey – GATS) yang dilaksanakan tahun 2011 dan diulang pada tahun 2021 dengan melibatkan sebanyak 9.156 responden.

Dalam temuannya, selama kurun waktu 10 tahun terakhir terjadi peningkatan signifikan jumlah perokok dewasa sebanyak 8,8 juta orang, yaitu dari 60,3 juta pada tahun 2011 menjadi 69,1 juta perokok pada tahun 2021.

Sementara di Kota Bandung terdapat sekitar 28,44 persen warga yang berusia di atas 15 tahun aktif merokok. Tak tanggung-tanggung, dalam sepekan rata-rata mereka bisa menghabiskan 72,81 batang rokok. Untuk diketahui jumlah warga Kota Bandung sudah mencapai 2,53 juta jiwa per Juni 2022. Dari angka tersebut 77,46 persen sudah berusia di atas 15 tahun.

1. Orang kaya habiskan batang rokok lebih banyak

28,44 Persen Warga Bandung Habiskan 72,81 Batang Rokok per Mingguilustrasi perokok (IDN Times/Arief Rahmat)

Badan Pusat Statistik (BPS) pun memberikan klasifikasi untuk data perokok aktif di Kota Bandung dalam buku tentang Statistik Kesejahteraan Kota Bandung 2022. Dari rilisan ini, Jumlah penduduk 15 tahun yang merokok dengan tiga kategori kelompok pengeluaran, yakni kelompok pengeluaran 40 persen terbawah, 40 persen tengah, dan 20 persen atas.

Kemudian, BPS juga membaginya berdasarkan tingkat pendidikan, yakni yang hanya tamat sekolah dasar (SD) serta telah tamat sekolah menengah pertama (SMP).

Untuk perokok yang berusia 15 tahun ke atas dari kelompok pengeluaran 40 persen terbawah mencapai 32,79 persen. Kelompok ini menghabiskan rata-rata 63,24 batang per minggunya.

Sementara itu, perokok yang berusia 15 tahun ke atas dari kelompok pengeluaran 40 persen tengah mencapai 28,71 persen. Kelompok perokok ini rata-rata menghabiskan 78,11 batang per minggu.

Kemudian, perokok yang berusia 15 tahun ke atas dari kelompok pengeluaran 20 persen teratas mencapai 20,71 persen. Perokok dari kelompok ini rata-rata menghabiskan 84,64 batang per minggunya.

2. Rokok bisa menyasar masyarakat dari kalangan pendidikan manapun

28,44 Persen Warga Bandung Habiskan 72,81 Batang Rokok per Mingguilustrasi rokok (pexels.com/Basil MK)

Untuk pengelompokkan berdasarkan tingkat pendidikan, perokok berusia 15 tahun ke atas yang lulusan SD ke bawah mencapai 29,74 persen. Mereka rata-rata menghabiskan 71,30 batang per minggunya.

Sementara perokok berusia 15 tahun ke atas lulusan SMP atau tingkat yang lebih tinggi lagi mencapai 28,12 persen, dan menghabiskan 73,21 batang per minggunya.

3. Rokok jadi salah satu penyumbang kenaikan garis kemiskinan

28,44 Persen Warga Bandung Habiskan 72,81 Batang Rokok per Mingguilustrasi cukai rokok (IDN Times/Arief Rahmat)

Garis kemiskinan (GK) di Indonesia naik 5,95 persen per September 2022, menjadi Rpp535.547 per kapita per bulan. Komoditas yang menjadi penyumbang terbesar garis kemiskinan per September ialah beras hingga rokok kretek filter.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), beras memberikan sumbangan terbesar pada garis kemiskinan. Di perkotaan, kontribusinya mencapai 18,98 persen, dan di perdesaan mencapai 22,96 persen.

Kemudian, rokok kretek filter berkontribusi hingga 11,1 persen di perkotaan, dan 10,48 persen di perdesaan.

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya