23 Nakes RSHS Bandung Terpapar COVID-19

Lonjakan kasus terjadi karena orang masih banyak berlibur

Bandung, IDN Times - Sebanyak 23 tenaga kesehatan yang bekerja di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung terkonfirmasi terpapar COVID-19. Banyaknya tenaga kesehatan yang terpapar ini diduga akibat dari peningkatan kasus COVID-19 yang terjadi pascalibur lebaran. 

Pelaksana harian (Plh) Direktur Pelayanan Medik, Perawatan dan Penunjang RSHS, dr Yana Akhmad Supriatna mengatakan, per Selasa(8/6/2021), ada 23 tenaga kesehatan (nakes) yang terkonfimasi positif. Meski demikian tidak semua menjalani perawatan dilakukan di rumah sakit, ada juga yang dirawat di rumah.

"Itu karena kasusnya tanpa gejala atau ringan," ujar dia, Selasa (8/6/2021).

1. Pelayanan di RSHS tidak terganggu

23 Nakes RSHS Bandung Terpapar COVID-19Ilustrasi (IDN Times/Debbie Sutrisno)

Meski begitu, Yana memastikan pelayanan RSHS tidak terganggu dengan temuan kasus tersebut. Pasalnya, puluhan tenaga kesehatan tidak dalam satu unit pelayanan kerja.

Pihak RSHS pun sudah melakukan upaya agar penyebaran virus di kalangan internal pegawai tidak meluas. "Mudah-mudahan tidak ada lonjakan atau tutup satu layanan," kata dia.

2. Sudah 90 persen tempat tidur intensif terisi

23 Nakes RSHS Bandung Terpapar COVID-19Ilustrasi ruang isolasi pasien COVID-19. (ANTARA FOTO/Jojon)

Terkait adanya peningkatan kasus COVID-19, Yana menyebutkan, lonjakan ini berpengaruh pada tingkat keterisian tempat tidur pasien. Menurut dia, tingkat keterisian tempat tidur pasien COVID109 sudah terisi sebanyak 112 dari 224 tempat tidur yang tersedia.

Sedangkan, keterisian tempat tidur pasien COVID-19 yang kritis di ruang intensif sebanyak 34 tempat tidur dari 40 unit yang ada. Kurang lebih sudah mencapai 90 persen tempat tidur di ruang intensif yang terisi sedangkan dua tempat tidur lainnya disiapkan untuk cadangan.

"Antisipasi jika terjadi lonjakan kasus dengan menambah sarana dan prasarana. Termasuk menambah ruang isolasi bagi pasien Covid-19," pungkasnya.

3. Lonjakan kasus karena banyak orang masih berwisata

23 Nakes RSHS Bandung Terpapar COVID-19Petugas memberikan imbauan kepada warga yang akan berwisata untuk kembali pulang di depan pintu masuk Ancol Taman Impian, Jakarta, Sabtu (15/5/2021). Pengelola Ancol Taman Impian menutup seluruh area rekreasi dan wisata Pantai Ancol selama satu hari pada Sabtu (15/5) untuk dilakukan penyemprotan disinfektan dan evaluasi penguatan protokol kesehatan (ANTARA FOTO/Aprillio Akbar)

Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito menjelaskan penyebab adanya lonjakan kasus virus corona di Jawa Tengah pasca Lebaran. Menurut Wiku, lonjakan kasus itu terjadi karena Jawa Tengah menjadi wilayah yang paling banyak dikunjungi oleh pemudik saat Idul Fitri lalu.

“Jawa Tengah merupakan destinasi mudik yang paling sering dikunjungi oleh masyarakat Indonesia pada saat periode Idul Fitri,” ujar Wiku dalam keterangan persnya yang disiarkan langsung di Channel YouTube Sekretariat Presiden, Jumat (4/6/2021).

Selain itu, Wiku juga menerangkan, pada 13 Mei hingga 19 Mei 2021, mobilitas penduduk ke tempat wisata Jawa Tengah cukup tinggi mencapai 51 persen. Sehingga, hal itu juga menjadi salah satu penyebab lonjakan kasus COVID-19.

Tidak hanya Jawa Tengah saja, pasca Lebaran, DKI Jakarta juga alami kenaikan kasus. Menurut Wiku, salah satu penyebabnya adalah banyak pemudik yang melakukan arus balik ke Jakarta. Sehingga, membawa virus ke Jakarta.

“Hal ini menyebabkan penularan yang mungkin terjadi di wilayah tujuan mudik dapat terbawa hingga kembali ke DKI Jakarta,” tutur Wiku.

Bukan hanya itu, lanjut Wiku, data mobilitas penduduk pasca Idul Fitri juga meningkat pesat dari luar Jabodetabek menuju Jabodetabek.

Baca Juga: Kasus COVID-19 Bandung Terus Naik, Waspada Fasilitas Kesehatan Kolaps!

Baca Juga: Usai Lebaran, Jumlah Pasien COVID-19 di RSHS Bandung Meningkat

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya