13 Anak Dirawat di RS Jiwa karena Kecanduan Bermain Game Sejak 2020

Waspada kecanduan game pada anak di kala pandemik COVID-19

Bandung, IDN Times - Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat dalam beberapa tahun terakhir menerima pasien yang adiktif atau kecanduan menggunakan internet, termasuk game. Direktur RSJ Jabar Elly Marliani menuturkan, dalam dua tahun terakhir angka anak yang kecanduan bermain game dan mendapat perawatan terus bertambah.

Dari data tahun lalu sudah ada delapan anak yang harus rawat jalan di RSJ Jabar karena adiktif game. Sedangkan tahun 2021 dalam dua bulan jumlahnya sudah lima orang.

"Dalam dua bulan saja jumlahnya sudah lima orang. Tapi mereka tidak rawat inap, hanya rawat jalan," ujar Elly ditemui di RSJ Jabar, Selasa (16/3/2021).

Dia menuturkan, pada 2019 sebenarnya anak yang terindikasi adiktif internet cukup banyak. Namun belum ada pendataan yang bisa memastikan bahwa yang bersangkutan adiktif bermain game.

1. Kecanduan mereka membuat emosi anak tinggi

13 Anak Dirawat di RS Jiwa karena Kecanduan Bermain Game Sejak 2020istock/parade.com

Subspesialis Kesehatan Jiwa Anak Remaja RSJ Jabar Lina Budianti mengatakan, saat ini anak-anak yang kecanduan bermain game rata-rata berada di usia 11-15 tahun. Gejala yang paling sering terjadi dari kecanduan tersebut adalah emosi anak yang meluap-luap.

Ketika sang anak dilarang bermain game mereka akan mengekspresikan diri dengan melempar barang atau bahkan mengacungkan senjata tajam.

"Jadi kalau dilarang atau minta dikurangi, mereka langsung terlihat gangguan emosi," ungkap Lina.

2. Pandemik COVID-19 bisa picu kecanduan game pada anak

13 Anak Dirawat di RS Jiwa karena Kecanduan Bermain Game Sejak 2020Ilustrasi Bermain Game (IDN Times/Mardya Shakti)

Lina mengatakan, kondisi pandemik COVID-19 bisa memberik dampak negatif pada kondisi anak yang keseringan menggunakan internet dan bermain game. Karena tidak bisa melakukan banyak hal di rumah, anak-anak kemudian menghabiskan waktu dengan menggunakan internet dan bermain game.

"Apalagi sekarang siswa kan banyak mendapat kuota internet. Jadi walau coba dibatasi juga mereka sudah dapat jatah sendiri dari pemerintah," ungkap Lina.

Di sini peran orang tua yang harus memberikan kelonggaran juga pengawasan secara ketat. Jangan sampai anak terlalu lama menggunakan internet dan bermain game karena bisa berdampak buruk pada perilakunya.

3. Pemprov Jabar segera adakan sekolah tanpa gangguan kendali gawai

13 Anak Dirawat di RS Jiwa karena Kecanduan Bermain Game Sejak 2020Ilustrasi Sekolah di Tengah Pandemik COVID-19 (ANTARA FOTO/REUTERS/Athit Perawongmetha)

Pemerintah Provinsi Jawa Barat akan mengadakan program Sekolah Tanpa Gangguan Kendali Gawai (Setangkai)  sebagai salah satu upaya Pemprov Jabar dalam mencegah fenomena kasus anak yang kecanduan terhadap gawai atau game online.

Kepala Bidang Perlindungan Perempuan dan Anak pada Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Provinsi Jawa Barat, Ema Kusuma, mengatakan pihaknya sedang memantapkan konsep sekolah literasi kepada guru, orang tua, anak-anak tersebut. 

"Mudah-mudahan akhir bulan ini sudah ada konsepnya. Tujuannya jadi memang kita akan memberikan literasi dan edukasi kepada orang tua, kepada anak, dan kepada guru, untuk penggunaan gawai secara aman dan bijak," kata Ema.

4. Menargetkan 1.000 peserta ikut dalam program Setangkai

13 Anak Dirawat di RS Jiwa karena Kecanduan Bermain Game Sejak 2020Ilustrasi sekolah tatap muka (ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra)

Dia menuturkan pihaknya akan meluncurkan program Setangkai pada Mei 2021. Menurutnya, sebagai langkah awal, akan mengadakan diseminasi secara daring yang dengan target 1.000 orang peserta terkait pengenalan program Setangkai kepada guru, orang tua, dan anak pada Selasa pekan depan.

"Jadi mudah-mudahan akhir bulan sudah ada konsep. Setangkai ini program unggulan Gubernur Jabar yang ada di DP3AKB. Kami rencananya akan melakukan launching sekitar bulan Mei 2021," ujar dia.

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya