MinyaKita Naik, Penjual dan Pedagang Makanan di Cimahi Kelimpungan

Penjualan Minyakita turun usai harganya naik

Cimahi, IDN Times - Harga minyak goreng kemasan MinyaKita di Kota Cimahi, Jawa Barat sudah mengalami kenaikan. Harganya sudah menyentuh Rp16.000 per liter. Kondisi tersebut membuat pedagang dan konsumen menjerit.

Seperti diketahui Harga Eceran Tertinggi (HET) minyak goreng kemasan yang diluncurkan pemerintah pusat itu awalnya Rp14.000 per liter. Namun, kini Kementrian Perdagangan menetapkan arga Rp15.700 per liter atau naik Rp1.700 per liter karena HET MinyaKita dianggap sudah tidak sesuai dengan harga biaya pokok produksi yang terus mengalami perubahan.

Naiknya MinyaKita itu membuat sejumlah pedagang di Kota Cimahi kebingungan menyiasati lantaran harga minyak goreng bersubsidi ini paling murah dan bisa memberikan keuntungan dibandingkan minyak goreng premium lainnya.

"Itu harga yang paling murah. Harga per 2 liter juga sekarang Rp32 ribu (Rp16 ribu per liter)," kata Rita (35), salah seorang pedagang Pasar Antri Cimahi, Senin (29/7/2024).

1. Stok MinyaKita mencukupi

MinyaKita Naik, Penjual dan Pedagang Makanan di Cimahi Kelimpungan(Bangkit Rizki/IDN Times)

Mahalnya minyak goreng kemasan terobosan pemerintah pusat itu membuat penjualan berkurang. Padahal, selama ini MinyaKita paling banyak dicari konsumen. "Ini lagi masa sulit, jadi pembeli berkurang ke kita, tadi nya kan dari minyak curah belinya ke minyakita. Tapi sekarang minyakita mahal jadi pembeli malah berkurang, bingung kita juga," ujar dia.

Asep (52), pedagang lainnya menuturkan untuk ketersediaan minyak goreng kemasan MinyaKita saat ini masih mencukupi. Hanya saja harganya yang naik berdampak terhadap penjualan dan suplai dari distributor.

"Makanya bingung menjualnya, sekarang sedikit. Sekarang yang subsidi sepertinya semuanya udah tidak ada yang suplai ke sini. Makanya disini minyakita dari sales canvasing saja," tuturnya.

2. Pedagang makanan mengeluh

MinyaKita Naik, Penjual dan Pedagang Makanan di Cimahi Kelimpungan(Bangkit Rizki/IDN Times)

Imbas kenaikan harga minyakita tak hanya dirasakan para pedagang. Akibat kondisi tersebut, mereka terpaksa menyiasati barang dagangannya dengan cara mengurangi jumlah atau ukuran maupun menaikan harga jual.

"Tiap hari saya pake minyakita karena murah dan terjangkau, tapi karena naik saya harus muter otak biar bisa terus dagang," kata pedagang tahu goreng, Gugun Gunawan (53).

Menurut pedagang yang kerap mangkal di Kawasan Cibabat ini, kenaikan harga minyakita sangat berpengaruh terhadap harga jual makanan yang mereka jajakan.

Lantaran harganya naik, sambung Gugun, dirinya kini beralih ke minyak kemasan merek lain. Sebab, selain harganya naik, kualitas minyakita dianggap kurang memuaskan.

"Sebelum pake minyak goreng merek lain, saya sering menggunakan minyakita. Tapi setelah naik saya beralih ke merek yang lain dengan kualitas lebih bagus," ujarnya.

Kemudian, lanjut Gugun, dari sisi kualitas minyakita lebih boros karena saat menggoreng cepat menyusut jika dibandingkan dengan minyak merek lainnya.

"Kalau minyakita, lebih cepat menyerap ke makanan kalau saat menggoreng. Jadi ke makanan lebih berminyak," ucapnya.

Gugun berharap pemerintah dapat menstabilkan harga minyak, khususnya bagi para pelaku usaha yang labanya tak menentu. "Ya harapannya bagi kami sih bisa lebih dikendalikan lagi. Soalnya pemasukan kan suka tidak tentu," katanya

Keluhan yang sama juga diungkap Yunita (44), penjual ayam geprek di Kelurahan Cibabat ini mengaku bingung lantaran harga di kemasan masih tertera Rp. 14.000, sedangkan di pasar harganya Rp. 16.000.

"Aneh ya, di kemasannya kasih Rp 14.000 sedangkan harganya Rp 16.000. Di warung juga sekarang susah dapatnya," ucapnya.

3. Disdagkoperind Kota Cimahi periksa kondisi di lapangan

MinyaKita Naik, Penjual dan Pedagang Makanan di Cimahi Kelimpungan(Bangkit Rizki/IDN Times)

Sementara itu, Kepala Dinas Perdagangan Koperasi UKM dan Perindustrian (Disdagkoperin) Cimahi, Hella Haerani mengaku, hasil survei menunjukkan bahwa kenaikan harga minyak goreng belum terjadi secara signifikan.

"Belum terlalu signifikan dan tidak signifikan sekali. Hanya segelintir saja dan belum naik, itu hanya isu," ujarnya.

Meski begitu, sebut Hella, guna mencegah kemungkinan kenaikan harga yang tidak wajar, pihaknya bakal turun ke lapangan untuk memeriksa kondisi dan mencari tahu jika ada oknum yang menaikan harga minyak tanpa izin.

"Kami akan turun ke lapangan untuk mencari bila ada oknum yang sampai menaikan harga minyak tanpa sepengetahuan kami," ujar Hella.

Baca Juga: 22 Produk Usaha Mikro Asal Cimahi Rambah Pasar Internasional

Baca Juga: Ibu Muda di Kota Cimahi Edarkan Sabu, Begini Modusnya

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya