Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Kerangka Ibu dan Anak Dites di Puslabfor Mabes Polri

(Bangkit Rizki/IDN Times)

Bandung Barat, IDN Times - Kerangka ibu dan anak yang ditemukan di rumah Kompleks Tanimulya Indah, RT 10/15, Desa Tanimulya, Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat dibawa ke Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Mabes Polri untuk menjalani tes DNA dan toksikologi.

Kapolres Cimahi AKBP Tri Suhartanto mengatakan, tes toksikologi yang dilakukan terhadap dua kerangka itu untuk memastikan penyebab kematian sampai ditemukan tinggal tulang.

"Kemudian toksikologi untuk mengetahui penyebab kematiannya. Karena dari identifikasi awal di RS Sartika Asih, bahwa di tengkorak kerangka itu tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan," kata Tri di Mapolres Cimahi, Senin (5/8/2024).

1. Dua kerangka akan dites DNA

(Bangkit Rizki/IDN Times)
(Bangkit Rizki/IDN Times)

Kemudian tes DNA dilakukan untuk memastikan identitas kedua kerangka tersebut, meskipun hasil identifikasi sebelumnya sudah dipastikan kerangka itu berjenis kelamin perempuan berusia 50-60 tahun dan laki-laki berusia 15-20 tahun.

"Tes DNA dilakukan untuk mengetahui identitas yang bersangkutan, apakah sama dengan yang kami duga? Kalau hasil identifikasi awal, dipastikan kerangka itu berjenis kelamin perempuan berusia 50-60 tahun dan laki-laki usia 15-20 tahun," ungkap Tri.

Tri menjelaskan pihaknya sudah mendapatkan sampel DNA dari pria atas nama Mudjoyo Tjandra yang diduga sebagai suami dan ayah dari dua kerangka tersebut.

"Tes DNA ini harus ada pembanding, kami sudah ambil sampel suaminya agar hasilnya akurat dan dipastikan hubungannya," kata Tri.

2. Polisi hanya temukan debu dan tanah

(Bangkit Rizki/IDN Times)
(Bangkit Rizki/IDN Times)

Sebelumnya, kerangka mayat ibu dan anak yang diduga bernama Iguh Indah Hayati (55 tahun) dan Elia Imanuel Putra (24) ditemukan pada Senin (29/7/2024). Kondisi mayat ditemukan terbaring di atas kasur berbeda oleh mantan suaminya bernama Mudjoyo Tjandra saat hendak membawa surat-surat penting.

Berdasarkan pemeriksaan, Mudjoyo meninggalkan rumah itu sejak tahun 2014, dan komunikasi terakhir terjadi pad November 2018. Hingga akhirnya dia mendatangi lagi rumah yang dihuni Indah dan Elia yang ternyata sudah menjadi kerangka.

"Hasil olah TKP tidak ada noda ditemukan di tengkorak korban, hanya tanah dan debu, mungkin bekas pembusukan kulit," kata Tri.

3. Ketua RT ungkap curhatan korban

(Bangkit Rizki/IDN Times)

Ketua RT setempat Bambang Daryanto mengungkapkan, sebelum ditemukan menjadi kerangka, Indah pernah bercerita kepadanya seputar keluarga. Dia mengatakan ibu dan anak itu merasa ditelantarkan oleh suaminya.

"Si korban ini yang jelas dulu pernah saya berinteraksi dengan mereka. Si ibu pernah ke rumah saya curhat tentang keadaan keluarganya, yang katanya bahwa suaminya sudah tidak menafkahi lagi," ungkap Bambang.

Bahkan, kata Bambang, jauh sebelum ditemukan sudah menjadi kerangka, dirinya sempat menyambangi rumahnya karena mendapati informasi bahwa Elia Imanuel Putra tidak datang ke sekolah saat ujian.

"Saya ditanya oleh pihak sekolah anak si ibu itu (Elia) kenapa pas ujian tidak datang. Dari situ saya langsung ke rumahnya memang masih ada tapi lihat rumahnya sudah dalam keadaan berantakan. Saya tanyakan kalian tidur di sini? Mereka jawab iya," ujar Bambang.

Kemudian sekitar tahun 2018 atau 2019, Indah berpamitan kepada Bambang karena mendapat pekerjaan di tempat lain. "Si ibu (Indah) itu pamit ke saya bahwa dia akan pindah karena mendapatkan pekerjaan baru. Tapi hanya pindah saja kependudukannya, jadi cuma pamit bukan pindah. Mau kerja bilang ke saya ke Sumedang," ujar Bambang.

Bahkan sebelum berpamitan, kata dia, yang bersangkutan juga sempat menitipkan berkas-berkas kepada tetangganya.

"Tadinya dia mau sambil memberikan berkas ini jangan sampai ketangan suaminya. Tapi sama tetangga pertama itu ditolak, lalu ada tetangga lain, nah diterima sama itu," ucapnya.

Setelah itu, ujar Bambang, dia dan warga lainnya tidak mendapat kabar lagi terkait keberadaan ibu dan anak tersebut karena mengira sudah berpindah tempat. Tak ada yang menaruh curiga apapun, terlebih lagi kondisi rumah itu sudah terbengkalai dan terdapat tulisan akan dijual.

Bahkan anehnya, kata dia, selama ini warga sekitar tidak pernah mencium bau apapun yang mengarah dari rumah tempat ditemukannya dua kerangka tersebut.

"Masalah bau memang saya gak mengerti kenapa gak ada bau padahal jalan ini aktif.
Di sini pernah ada sampah itu bau kan masyarakat komplain, saya langsung bersih. Tapi setelah itu tidak ada lagi bau apapun," ujarnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ferry Rizki
EditorFerry Rizki
Follow Us