DPR Minta Pemerintah Percepat Relokasi Rumah Korban Bencana di KBB

Nasib warga korban bencana belum jelas

Bandung Barat, IDN Times - Wakil Ketua Komisi VIII DPR  RI TB Ace Hasan Syadzily mendorong percepatan relokasi rumah untuk korban longsor dan pergerakan tanah di Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat. Dia mengatakan kebutuhan itu harus segera dipenuhi pemerintah.

"Saya sudah minta kepada BNPB (Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) segera mencairkan kebutuhan dasar mereka dan segera ditindaklanjuti lebih aktif lagi," kata Ace Hasan di Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, kemarin.

1. DPR RI minta BNPB beri perhatian khusus

DPR Minta Pemerintah Percepat Relokasi Rumah Korban Bencana di KBB(Bangkit Rizki/IDN Times)

Saat ini ada warga di dua wilayah di Bandung Barat yang kini nasibnya masih menggantung karena rumah mereka terdampak bencana pergerakan tanah dan longsor. Di Kampung Cigombong, Desa Cibedug, Kecamatan Rongga, tercatat ada 47 Kepala keluarga (KK) atau 169 jiwa yang terdampak pergerakan tanah dan harus direlokasi rumahnya.

Sementara di Kampung Gintung, Desa Cibenda, Kecamatan Cipongkor ada 30 rumah yang terdampak longsor sehingga harus direlokasi. Ada 436 jiwa yang terpaksa harus mengungsi sejak awal bencana yang membuat delapan orang tewas itu, dan hingga kini ada 120 jiwa yang bertahan di pengungsian karena tak memiliki tempat tinggal.

Ace Hasan mengingatkan BNPB dan pemerintah daerah agar memberikan perhatian lebih terhadap kondisi para korban bencana pergerakan tanah dan longsor di Bandung Barat itu.

"Saya sudah sampaikan kepada BNPB pertama tentu bagi para pengungsi untuk mendapatkan perhatian khusus, apalagi kemarin saat Idulfitri mereka menghadapi kesulitan," ujarnya.

2. Warga nilai pemerintah lambat

DPR Minta Pemerintah Percepat Relokasi Rumah Korban Bencana di KBB(Bangkit Rizki/IDN Times)

Kepala Desa Cibedug, Kecamatan Rongga Engkus Kustandi mengatakan warga yang terdampak bencana pergerakan tanah di wilayahnya hingga kini masih menunggu kepastian dari pemerintah soal relokasi. Dia mengatakan hingga kini belum ditemukan lahan yang laik untuk dijadikan pemukiman.

"Relokasi belum selesai. Jangankan bangun rumah, lahan saja belum ada. Jadi warga masih mengontrak dan tinggal di rumah saudara," kata Engkus.

Pemerintah awalnya menyiapkan tiga alternatif lahan sebagai lokasi relokasi. Ketiga lahan tersebut yakni tanah carik desa di di Kampung Cimapag RT 03/04 Desa Cibedug, lahan milik PTPN VIII di Kampung Ciceuri RT 01/09 Desa Cibedug, dan lahan Perhutani di Kampung Cibali RT 4/15 Desa Cicadas.

Tinggal satu opsi lahan lagi yang berpotensi dipakai relokasi yakni eks lahan perkebunan teh Montaya milik PTPN VIII di Blok 20 Kampung Ciceuri RT 01 RW 09 Desa Cibedug.

Berdasarkan peninjauan Badan Geologi, tanah seluas empat hektar di lokasi itu cocok dipakai pemukiman karena tak punya potensi besar bencana longsor. Namun, pemakaian lahan tersebut terkendala administrasi.

Engkus menilai pergerakan Pemkab Bandung Barat terbilang lambat karena menurut informasinya sejauh ini hanya dilakukan surat-menyurat dengan manajemen PTPN. Padahal seharusnya diadakan pertemuan langsung untuk mempercepat prosesnya.

"Dari tiga lahan itu dua lokasi yakni Kampung Cimapag dan Kampung Cibali Desa Cicadas tidak memungkinkan dipakai. Karena yang satu rawan longsor, sedangkan satu lagi terlalu jauh karena beda desa. Jadi pengurusan lahan hanya melalui surat menyurat jadi lambat. Padahal harusnya Pemda dan BUMN bertemu langsung, jadi bisa cepat," ujar Engkus.

3. Pemerintah masih mencari lahan

DPR Minta Pemerintah Percepat Relokasi Rumah Korban Bencana di KBB(Bangkit Rizki/IDN Times)

Sedangkan di di Kampung Gintung, Desa Cibenda, Kecamatan Cipongkor, pemerintah setempat hingga kini masih mencarikan lahan yang tepat untuk merelokasi rumah warga yang terdampak longsor.

Lahan milik warga seluas 6.000 meter persegi itu dinilai laik dijadikan tempat relokasi bagi korban bencana tanah longsor. Namun, mereka terlebih dahulu akan berkoordinasi dengan PVMBG untuk memastikan bahwa lahan tersebut aman dari bencana.

"Sampai sekarang baru ada satu titik lahan yang secara kasat mata bisa digunakan sebagai tempat tinggal baru bagi warga yang terdampak bencana tanah longsor. Berjarak sekitar 1,2 kilometer dari lokasi bencana. Jadi cukup jauh, apalagi terhalang oleh aliran sungai," kata Camat Cipongkor Rega Wiguna.

Rega menyebut dengan luas lahan sekitar 6.000 meter persegi bisa untuk mendirikan sekitar 50 unit rumah. Pasalnya, luas bangunan rumah yang nantinya akan dibangun oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sekitar 60 meter persegi.

"Jika dikalikan 50 rumah maka lahan yang terpakainya sekitar 300 meter persegi dan sisanya bisa dibangunkan masjid dan fasilitas umum lainnya," ucap Rega.

Baca Juga: Korban Pergerakan Tanah di KBB Butuh Kepastian Relokasi

Baca Juga: Jalan Rusak Ditanami Pisang, Pemkab KBB: Diperbaiki Tahun ini

Topik:

  • Galih Persiana

Berita Terkini Lainnya