Cireng Mini Diduga jadi Penyebab Puluhan Siswa SD Keracunan

Bandung Barat, IDN Times - Puluhan siswa SD di Desa Saguling, Kecamatan Saguling, Kabupaten Bandung Barat (KBB) diduga mengalami keracunan. Penyebabnya diduga karena jajanan cimin alias cireng mini yang dibeli dari pedagang di sekolah.
Para siswa di SDN 3 Jati Saguling diketahui mengkonsumsi cimin alias cireng mini pada Selasa (26/9/2023). Kemudian mereka merasakan gejala demam, pusing, muntah hingga diare yang identik dengan keracunan makanan.
"Dugaan penyebabnya dari jajanan cimin berbumbu pedas, mungkin dari pedasnya ini," ucap Kepala Puskesmas Saguling, Burhan saat dikonfirmasi, Kamis (28/9/2023).
1. Sampel cimin diambil untuk dilakukan uji labolatorium
Burhan mengatakan, tim medis sudah mengambil sampel jajanan makanan yang dijual seorang pedagang itu. Sampel yang diambil berupa terigu, bahan cabe kering, masako, bumbu bawang, cimin siap goreng, bumbu keju dan bahan baku cimin tepung singkong tapioka.
Sampel makanan tersebut selanjutnya akan dibawa ke Labolatorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Provinsi Jawa Barat untuk memastikan kandungan yang terdapat di dalamnya. Hasilnya diperkirakan akan keluar dalam tiga hari kerja.
"Lagi diinvestigasi diambil sampel makanannya untuk diuji. Biasanya 1-3 hari hasilnya sudah keluar," ucap Burhan.
2. Jumlah siswa yang keracunan diperkirakan bertambah
Hingga kini ada 34 siswa yang terdata mengalami keracunan diduga usai mengkonsumsi cimin pedas, satu di antaranya meninggal dunia karena memiliki penyakit penyerta. Jumlah itu menurut Burhan bisa saja bertambah karena menurut informasi pedagang cimin tersebut berjualan di sekolah lainnya.
Untuk mengantisipasi adanya tambahan korban dugaan keracunan itu, kata Burhan, pemerintah akan menambah fasilitas tempat tidur. Sebab, bed atau tempat tidur yang tersediaa saat ini sudah penuh oleh pasien.
"Kami jaga-jaga juga dengan bed sudah full mungkin ada tambahan bed darurat untuk mengantispasi penambahan pasien ke depannya. Untuk bed persiapan 10-15, lorong dan selasar sudah dipersiapkan," kata Burhan.
3. Puluhan siswa alami muntah hingga diare
Camat Saguling Kemal Adhiyaksa mengatakan, peristiwa keracunan ini bermula saat para siswa SDN 3 Jati itu mengeluhkan mual, diare, pusing, demam, dan muntah-muntah secara bersamaan. Gejala tersebut dirasakan para siswa usai mengkonsumsi jajanan di sekolah pada Selasa (26/9/2023).
"Jadi anak-anak ini jajan di hari Selasa ketika sekolah, nah malam Rabu mulai gejala panas, muntah, dan diare," ucap Kemal.
Sementara untuk saat ini, pemerintah masih menunggu perkembangan dari rumah sakit dan puskesmas terkait kondisi semua korban tersebut dan berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan untuk melakukan uji laboratorium sampel makanan.
"Sekarang penanganan masih terus berjalan. Kami bersama Puskemas dan Dinas Kesehatan update terus kondisinya. Kami berdoa, mudah-mudahan jumlah korban tidak bertambah," ujar dia.
Baca Juga: Siswa SD di Bandung Barat yang Diduga Keracunan Meninggal Dunia