Puluhan Nakes Tumbang, RSUD Cibabat Kewalahan Tangani Kasus COVID-19
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bandung Barat, IDN Times - Jumlah pasien COVID-19 di Kota Cimahi kian hari kian meninggi. Satu per satu tenaga kesehatan di RSUD Cibabat juga tumbang terpapar COVID-19. Sementara tenaga kesehatan yang masih bertahan tampak kewalahan menangani lonjakan kasus.
RSUD Cibabat mencatat, lebih dari 100 pegawai rumah sakit regional yang terkonfirmasi positif COVID-19 sejak Januari 2021. Sementara dalam seminggu terakhir ada sekitar 50 orang. Dari mulai dokter, perawat hingga cleaning service.
1. Setiap hari selalu ada pegawai RSUD positif
Direktur Utama RSUD Cibabat, Sukwanto Gamalyono mengatakan, setiap harinya selalu ada laporan pegawai yang terkonfirmasi positif COVID-19. Mau tak mau pihak rumah sakit harus merumahkan sementara para pegawai yang terpapar virus.
"Setiap hari ada petugas positif, hari ini 9. Petugas kami dalam seminggu 40-50, cukup banyak yang positif mau gak mau harus dirumahkan," ujar Sukwanto, Senin (21/6/2021).
2. RSUD Cibabat kekurangan nakes
Banyaknya tenaga kesehatan di RSUD yang tumbang itu berdampak pada pelayanan kesehatan. Tenaga kesehatan yang kini bertahan terpaksa harus memeras keringat lebih ekstra demi menghadapi ledakan kasus COVID-19.
"Kita kekurangan tenaga kesehatan. Oleh sebab itu kita sedang rekrutmen. Kita minta bantuan provinsi, ikatan profesi," kata Sukwanto.
3. Bed pasien COVID penuh, 18 pasien hari ini antre
Sekwanto mengungkapkan, okupansi tempat tidur pasien COVID-19 di RSUD Cibabat saat ini dinyatakan penuh. 80 bed yang tersedia sudah terisi semua, bahkan per hari ini ada 18 pasien COVID-19 antre.
"Bed kami sudah 80 bed, tidak tertampung. Ada 18 daftar tunggu mau masuk ruangan masih tertunda di IGD," kata Sukwanto.
4. IGD ditutup sementara
Kondisi yang semakin mengkhawatirkan ini memaksa RSUD Cibabat menutup layanan IGD untuk pasien umum hingga 24 Juni mendatang. IGD akan difokuskan untuk melayani pasien COVID-19.
Kebijakan itu dibuat untuk keselamatan pasien dan pegawai rumah sakit. "Jangan sampai pasien datang dengan keluhan mag malah bawa oleh-oleh COVID-19. Jadi saya putuskan tutup dulu IGD, fokus untuk COVID-19," sebutnya.
Meski IGD ditutup sementara untuk pasien umum, terang dia, pasien masih bisa melakukan rawat jalan. Sebab, semua poli yang ada tetap melayani pasien dengan protokol kesehatan yang ketat.
Baca Juga: Tempat Tidur Pasien Penuh, Kasus COVID-19 di Bandung Terus Bertambah
Baca Juga: Ridwan Kamil Ajak Tenaga Medis Bela Negara Jadi Relawan COVID-19