Pemusatan Pasien Corona di KBB Dibatalkan, 66 Ruang Isolasi Disiapkan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bandung Barat, IDN Times - Pemerintah Kabupaten Bandung Barat membatalkan rencana pembentukan Ruang Isolasi Darurat pasien COVID-19. Sebelumnya, Pemda KBB mewacanakan skenario lokasi mitigasi pasien COVID-19 di Gedung Diklat Badan Kepegawaian Dan Pengembangan Sumber Daya Manusia KBB.
Sekertaris Dinas Kesehatan (Dinkes) KBB, Nanang Ismantoro mengatakan, pembatalan rencana itu dikarenakan lokasi yang direncanakan dijadikan pusat ruang isolasi di wilayah Lembang itu ditolak warga setempat.
"Rencana ruang isolasi darurat di Lembang tidak jadi dibuat. Karena masyarakat menolak. Akhirnya kita mengalihkan rencana untuk memaksimalkan ruang isolasi di Rumah Sakit," ungkap Nanang saat dihubungi, Rabu (1/3).
1. Ada 66 ruang isolasi di KBB disiapkan
Nanang menerangkan, perubahan rencana itu dengan bentuk menyiapkan ruang isolasi dengan jumlah yang diperkirakan bisa menampung. Saat ini, Dinkes KBB sudah menyiapkan 66 ruangan untuk isolasi. Ruang isolasi itu terdapat di 3 RSUD dan 1 rumah sakit swasta.
"Untuk sekarang existing sudah ada 9 ruangan di RSUD Cililin tapi sedang di siapkan 9 ruangan lagi. Kemudian di RSUD Lembang, disiapkan 7 ruangan. Di Cikalongwetan ada 35 ruangan. Satu lagi di RSCK Padalarang ada 6 ruangan. Jadi total di KBB ada 66 ruang isolasi yang kami siapkan," terangnya.
2. Jika tak ada pemudik, wabah COVID-19 diprediksi reda akhir April
Meski sudah dibangun puluhan ruang isolasi, Nanang mengatakan Dinkes KBB masih belum bisa memprediksi angka pasien puncak COVID-19. Kesulitan menghitung kemungkinan lonjakan pasien itu belum diberlakukannya karantina wilayah.
"Justru kita belum bisa memprediksikannya itu karena takut tidak terkendalinya orang-orang yang mudik itu. Kalau tidak ada pemudik, wabah COVID-19 di KBB akan reda sekitar akhir bulan April," paparnya.
3. Anggaran penangan COVID-19 ditambah
Nanang juga menjelaskan, anggaran untuk melakukan pencegahan dan penanganan wabah COVID-19 ini, Pemkab Bandung Barat sudah menyuntikkan anggaran sampai Rp30 miliar dari APBD.
"Anggaran kita sudah bukan Rp18 miliar, sekarang hampir Rp30 miliar. Anggaran itu dari APBD yang digeser-geser," seebutnya.
"Tapi untuk ke depannya, pak Bupati lagi menyiapkan sampai Rp50 miliar kalau pasien COVID-19 masih terus bertambah," imbuhnya.
4. Masyarakat sebagai gugus terdepan pencegahan virus
Kepada masyarakat KBB, Nanang menekankan agar masyarakat ikut berjuang melawan wabah COVID-19. Menurutnya, masyarakat sebagai gugus terdepan, diimbau untuk melakukan pencegahan penularan virus dengan menerapkan social distancing dan pola hidup sehat.
"Kita Dinkes dan tim medis memang menjadi gugus terdepan dalam penanganan pasien. Tapi gugus terdepan dalam pencegahan, adalah masyarakat yang menjaga social distancing dan pola hidup sehatnya," pungkasnya.