Newlight Bag: Brand Lokal Cimahi yang Mampu Bertahan di Tengah Pandemi

Penjualan melalui daring menjadi alternatif saat pandemi

Cimahi, IDN Times - Hampir semua sektor kehidupan manusia terpukul akibat pandemi. Tak terkecuali sektor ekonomi sebagai urat nadi kehidupan pun harus melemah. Satu per satu perusahaan tak lagi mampu membayar pekerjanya, bahkan tak sedikit bangkrut hingga menutup bisnisnya.

Lain hal dengan Reza Dwi Alamsyah (26 tahun). Pemilik jenama lokal Newlight Bag ini masih kokoh bertahan meski digempur pandemi. Jenama dengan berbagai produk tas miliknya malah semakin melejit bertarung dengan produk internasional.

Meski pandemi COVID belum juga usai di belahan dunia, Reza masih mampu melempar produknya ke berbagai negara di Asia. "Baru-baru ini kita ngirim ke Kuala Lumpur dan Singapura. Tapi kita gak ngirim dengan partai besar karena aturan lebih ketat di kala kondisi (pandemi) seperti ini," ungkap Reza saat ditemui di rumah produksinya di Cimahi, Jumat (9/10/2020).

1. Usung konsep desain tas dengan nilai keindonesiaan

Newlight Bag: Brand Lokal Cimahi yang Mampu Bertahan di Tengah PandemiRumah produksi Newlight Bag di Kota Cimahi. (IDN Times/Bagus F)

Alumni Universitas Parahyangan (Unpar) ini mulai menekuni produksi tas miliknya sejak 2018 lalu. Mengusung konsep ke-Indonesia-an, produk Newlight Bag menyuguhkan batik dan ornamen kota di Indonesia yang disisipkan ke desain produknya. Penamaan produknya pun menggunakan nama-nama daerah di Indonesia.

"Tujuannya sih jelas menjaga dan mengenalkan produk budaya kita ke masyarakat yang lebih luas. Makannya ada batik yang disisipkan pada desain tasnya. Kita usahakan setiap produk kita selalu mengangkat cerita lokal," ungkap Reza.

2. Tas dengan material tahan air sangat cocok untuk orang Indonesia yang mobilitasnya tinggi

Newlight Bag: Brand Lokal Cimahi yang Mampu Bertahan di Tengah PandemiRumah produksi Newlight Bag di Kota Cimahi. (IDN Times/Bagus F)

Tas yang ia suguhkan menurutnya menyasar ke semua kalangan, baik pekerja kantoran, mahasiswa maupun traveller. Dengan nuansa ke-Indonesia-an, Reza mendesain produknya ini dengan penuh ketelitian dan riset yang cukup matang. Alhasil, produk tas yang ia desain pun bukanlah produk abal-abal yang mudah rusak.

"Saya lebih mengincar tas versatile buat diproduksi. Orang Indonesia itu kan mobilitasnya tinggi, jadi kita coba rancang tas yang tahan air namun tetap stylist. Desain yang kita suguhkan ini bisa dipakai outdoor bisa juga dipakai formal," kata Reza.

3. Tak goyah meski dihantam pandemi

Newlight Bag: Brand Lokal Cimahi yang Mampu Bertahan di Tengah PandemiRumah produksi Newlight Bag di Kota Cimahi. (IDN Times/Bagus F)

Untuk menghasilkan produk tas Newlight, Reza mengerahkan sebanyak 16 pekerja. Hebatnya, selama wabah virus corona berlangsung, tak ada satu pun pekerjanya yang harus dirumahkan atau dikurangi.

Meski demikian, pandemi COVID sedikit banyaknya sempat menghambat proses produksi. "Pas ada hantaman pandemi, kami juga awalnya kesusahan untuk cari bahan, karena banyak toko yang tutup. Namun, sebetulnya pembeli itu ada terus. Cuma karena bahan baku kurang, jadi kami sempat kehilangan momentum karena stok kosong," paparnya.

4. Dijual hanya lewat online mulai dari Rp200 ribuan

Newlight Bag: Brand Lokal Cimahi yang Mampu Bertahan di Tengah PandemiRumah produksi Newlight Bag di Kota Cimahi. (IDN Times/Bagus F)

Lantas apa yang membuat brand milik Reza bisa bertahan? Selain keunikan, keunggulan dan kualitas yang dimiliki dan telah teruji, Reza fokus menggenjot pasar daring untuk memasarkan produk tas New Light miliknya.

Menurut Reza, penjualan secara daring merupakan solusi alternatif bagi para pemilik jenama lokal. Hampir di semua kanal daring, New Light selalu tampil dengan katalog dan harga yang menarik.

"Mulai dari sling bag, ransel, weist bag dan hampir semua jenis macam ada. Di semua situs belanja online semuanya ada. Tinggal di-search aja Newlight Bag. Harganya mulai dari Rp200 ribuan sampai Rp3 juta," tuturnya.

5. Lebih tenar di luar daerah

Newlight Bag: Brand Lokal Cimahi yang Mampu Bertahan di Tengah PandemiRumah produksi Newlight Bag di Kota Cimahi. (IDN Times/Bagus F)

Setiap bulan, sedikitnya Reza mampu menjual produk tas lebih dari 300 buah dengan omzet ratusan juta rupiah hanya melalui penjualan daring. Penjualan melalui daring ini patut ditiru sebagai alternatif solusi matinya pusat perbelanjaan di sejumlah kota.

"Tas yang saya produksi justru lebih besar di daerah luar. Dari Jakarta, Medan, Palembang, sampai Kalimantan. Ada juga pembeli dari Singapura, Kuala Lumpur. Dari Bandung Raya justru masih belum banyak yang tahu," pangkasnya

Topik:

  • Galih Persiana

Berita Terkini Lainnya