Masuki Era 4.0, BLK Lembang Ciptakan Pertanian Berbasis Digital

Bertani cukup dengan smartphone

Bandung, IDN Times - Ikuti kemajuan kemajuan teknologi, Balai Latihan Kerja (BLK) Lembang, Ditjen Binalattas, Kementrian Tenaga Kerja Republik Indonesia, berhasil membuat inovasi teknologi pertanian berbasis digital. Teknologi tersebut dinamainya Smart Farming.

Kepala BLK Lembang, Tuti Haryanti, mengatakan teknologi pertanian menggunakan android ini, dapat mengatur kelembaban air, mengatur nutrisi menjadi lebih efisien dan efektif.

"Menggunakan sistem smart farming ini, pekerjaan lima jam dapat dilakukan menjadi lima menit, menyiram atau memupuk langsung kena sasaran melalui instalasi smart farming," ungkap Yanti di Lembang, Minggu (26/1).

1. Petani baru diharapkan lahir

Masuki Era 4.0, BLK Lembang Ciptakan Pertanian Berbasis DigitalIDN Times/Bagus F

Dengan diciptakannya cara bertani yang lebih efisien, Yanti berharap, Smart Farming dapat merangsang anak muda untuk mau bertani. Selain melahirkan petani baru dari kalangan pemuda, BLK Lembang juga siap membantu para petani yang mau menerapkan sistem smart farming.

"Jangan takut bertani. Petani tidak harus kotor-kotoran sekarang bisa memanfaatkan teknologi, Kami BLK Lembang siap membantu yang ingin mengaplikasikan smart farming, Silakan datang ke Lembang. Kami melayani masyarakat seluruh Indonesia," ucapnya.

2. Smart Farming akan ditawarkan ke 44 Desa

Masuki Era 4.0, BLK Lembang Ciptakan Pertanian Berbasis DigitalIDN Times/Bagus F

Sementara itu, Pemkab Bandung Barat melalui Dinas Tenaga Kerja, menggandeng BLK Lembang untuk mensosialisasikan smart farming terhadap kelompok tani dari 44 desa di wilayah selatan KBB.

"Uji coba smart farming ini telah dilakukan di kelompok Sinarhati tahun 2019. Hasilnya bagus sekali. Karena itulah kami di gandeng Pemkab KBB melalui Disnaker untuk mensosilaisakian di 44 desa, Harapannya bisa menggunakan smart farming ini dan hasilnya lebih bagus," kata Yanti.

3. Bisa dikendalikan menggunakan android

Masuki Era 4.0, BLK Lembang Ciptakan Pertanian Berbasis DigitalIDN Times/Bagus F

Pencipta sistem smart farming, Iwan Hermawan mengatakan, cara kerja teknologi pertanian berbasis digital ini dengan diterapkannya beberapa sensor yang dipasang pada areal pertanian, melalui sensor tersebut sistem dapat bekerja dengan di-monitoring melalui smartphone.

"Cara kerja smart farming ini kita pasang beberapa sensor dibeberapa lahan pertanian. Terdiri dari sensor kelembaban udara, kelembaban tanah dan beberapa sensor lainnya. Ini yang dapat bekerja nanti kita dapat monitoring dari teknologi android. Selain dari pada itu kita menerapkan internet of thing. Penyiraman dan pemupukan melalui kendali smartphone," paparnya.

4. Lebih hemat waktu dan tenaga

Masuki Era 4.0, BLK Lembang Ciptakan Pertanian Berbasis DigitalIDN Times/Bagus F

Menurut Iwan, dengan diterapkannya smart farming, waktu dan tenaga yang dikeluarkan petani akan lebih hemat. Hadirnya sistem itu juga akan membantu meningkatkan produktivitas petani, sehingga petani dapat memanfaatkan waktunya untuk melalukan pekerjaan lain.

"Efisiensi waktu akan jauh berkurang. Dengan luasanya area pertanian akan memakan waktu, namun dengan ini dapat diselesaikan hanya beberapa menit saja contoh areal 100 meter proses pemupukan dan penyiraman dengan sistem smart farming hanya memakan tiga menit saja," jelasnya.

Topik:

  • Galih Persiana

Berita Terkini Lainnya