Kualitas Air Buruk, Waduk Saguling Jadi Septic Tank Limbah Bandung Raya

Petani ikan dan PLTA terdampak pencemaran

Bandung Barat, IDN Times - Perairan Waduk Saguling merupakan muara aliran air dari Sungai Citarum. Berbagai material limbah rumah tangga maupun limbah pabrik dari wilayah Bandung Raya tertampung di Sungai Citarum dan bermuara di perairan Waduk Saguling.

Setidaknya, limbah pabrik maupun limbah rumah tangga dari Kota Bandung, Kota Cimahi, Kabupaten Bandung dan Kabupaten Bandung Barat (KBB) mengalir dan mencemari Sungai Citarum dan bermuara di Waduk Saguling. Dampak dari itu, warga di sekitaran Waduk Saguling tidak bisa menggunakan air waduk untuk beraktivitas apalagi untuk konsumsi.

Bukan hanya tidak layak konsumsi, pencemaran air di perairan Waduk Saguling sudah dinyatakan akut. Dari hasil riset yang dikeluarkan PT Indonesia Power Saguling, air di perairan Waduk Saguling sudah masuk golongan 4. Artinya, air di perairan tersebut hanya bisa untuk pertanian atau pembangkit listrik tenaga air (PLTA) saja.

1. KJA di perairan Waduk Saguling kena dampak pencemaran

Kualitas Air Buruk, Waduk Saguling Jadi Septic Tank Limbah Bandung RayaKJA di perairan waduk Saguling Kabupaten Bandung Barat. (IDN Times/Bagus F)

Manager Sipil Lahan dan Lingkungan PT IP Saguling POMU, Novi Haryanto mengatakan, perairan Waduk Saguling ini seolah menjadi septic tank dari limbah rumah tangga maupun limbah pabrik yang dimuntahkan oleh wilayah Bandung Raya melalui sungai Citarum.

Yang paling terdampak dari pencemaran ini yakni para petani ikan yang menggantungkan hidup di perairan Waduk Saguling. Pencemaran ini berdampak pada kualitas ikan yang diternak menggunakan keramba jaring apung (KJA).

"Air golongan 4 itu sebenarnya hanya bisa untuk proses pembangkit listrik saja, tidak bisa di pakai untuk masyarakat, untuk beraktivitas seperti KJA. Karena bakal berdampak pada kualitas ikannya," ujar Novi, Rabu (22/12/2021).

2. Air hanya bisa untuk pembangkit listrik

Kualitas Air Buruk, Waduk Saguling Jadi Septic Tank Limbah Bandung RayaManager Sipil Lahan dan Lingkungan PT IP Saguling, Novi Haryanto. (IDN Times/Bagus F)

Air golongan 4 ini masih bisa digunakan namun hanya untuk pengairan pertanian atau PLTA. Meski demikian, air golongan 4 ini terhitung buruk untuk proses pengolahan menjadi listrik. Dampak dari kualitas air yang buruk yakni pada jangka waktu guna peralatan mekanik yang tidak bisa bertahan lama.

"Di Saguling sendiri yang paling terpengaruh sebenarnya alat elektro mekaniknya di sisi bahan materialnya," kata Novi.

Kualitas air ini sangat berpengaruh pada usia pakai peralatan atau turbin untuk mengolah air. Saat pembangunan, PLTA Saguling memprediksi lama waktu turbin bisa digunakan sampai pada 15 tahun lamanya.

"Tapi dengan berubahnya kualitas air mengandung banyaknya bahan kimia. Sehingga berdampak pada kerja dan usia pakai peralatan mekaniknya berkurang," papar Novi.

3. Buruknya kualitas air menggerus usia turbin PLTA

Kualitas Air Buruk, Waduk Saguling Jadi Septic Tank Limbah Bandung Rayainstagram.com/jelajahbandung

Novi menjelaskan, perubahan kualitas air di perairan Waduk Saguling ini terjadi dari tahun ke tahun sejak tahun dua dekade lalu. Menjamurnya kawasan industri dan buruknya pengelolaan limbah mengakibatkan pencemaran terjadi dari tahun ke tahun.

"Anggap saja di tahun 80 atau 90-an kondisi air itu masih bagus jadi kita prediksi mesin bisa bertahan 15 tahunan. Tapi ternyata di tahun 2000-an kondisi air memburuk dan mesin pun cepat jelek."

"Yang tadinya bosa diprediksi sampai 15 tahun nyatanya hanya 10 tahunan, yang tadinya 10 tahun ada yang hanya 5 tahun atau 4 tahun sudah harus ganti karena mengalami korosi, kerusakan, kebocoran dan sebagainya," imbuhnya.

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya