Jabar Selatan Rawan Penyelundupan, Ekspor Komoditas Pertanian Diawasi

Kementan gandeng TNI-Polri awasi ekspor komoditas pertanian

Bandung Barat, IDN Times - Kementrian Pertanian (Kementan) menggandeng TNI-Polri untuk melakukan pengawasan dan penindakan komoditas pertanian ilegal yang keluar masuk wilayah Indonesia. Pelibatan aparat tersebut ditempatkan di lokasi perlintasan transportasi antar negara.

Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo menyampaikan, pengawasan dan pengendalian dilaksanakan baik di airport maupun pelabuhan untuk memastikan bahwa operasi terpadu antara jajaran pemerintah bersama TNI dan Polri dilaksanakan di seluruh Indonesia.

"Temuan-temuan yang berbahaya telah dilakukan pemusnahan, ada 50 lebih tempat pelabuhan yang hari kita gelar pengawasan dan penindakan. Beberapa di antaranya adalah pemusnahan barang impor yang tidak memiliki dokumen jelas, yang dicurigai mengandung sesuatu yang berbahaya," ujar Syahrul di Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Selasa (16/6).

1. Pemusnahan demi menjaga habitat

Jabar Selatan Rawan Penyelundupan, Ekspor Komoditas Pertanian DiawasiIDN Times/Bagus F

Menurut Syahrul, pemusnahan itu penting dilakukan demi menjaga habitat yang perlu dilindungi. Selain itu, pemusnahan tersebut juga demi memaksimalkan fungsi pintu keluar masuk wilayah Indonesia.

"Norma-norma itu terkait pada kepentingan kesehatan manusia, tidak terjangkitnya virus-virus berbahaya bagi kehidupan kita secara nasional. Termasuk melindungi habitat yang menurut undang-undang harus dilindungi dari kepentingan nasional," kata Syahrul.

2. Ada temuan telur invertile

Jabar Selatan Rawan Penyelundupan, Ekspor Komoditas Pertanian DiawasiIDN Times/Debbie Sutrisno

Syahrul juga menyebutkan, pihaknya mendapati adanya peredaran telur invertile di sejumlah pasar tradisional. Namun, ada pula sejumlah laporan palsu terkait temuan telur invertile yang dibeli masyarakat.

"Memang ada temuan telur invertile dan sudah ditindaklanjuti. Tapi ada juga laporan palsu, yang sengaja diembuskan oleh sejumlah pihak untuk mendapat keuntungan dari keributan soal telur itu. Tapi tetap kita awasi," sebutnya.

3. Emil sebut pesisir Jabar selatan rawan penyelundupan

Jabar Selatan Rawan Penyelundupan, Ekspor Komoditas Pertanian DiawasiIDN Times/Bagus F

Sementara itu, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan, wilayah di Jawa Barat bagian selatan rawan terjadi penyelundupan komoditas ilegal. Selain itu perdagangan manusia, peredaran narkoba, pendaratan liar juga kerap terjadi di pesisir Jawa Barat bagian selatan.

"Wilayah selatan menjadi daerah paling rawan terjadinya penyelundupan ilegal karena berbatasan langsung dengan laut. Jadi kita coba perketat pengawasan di wilayah itu," ungkap pria yang kerap disapa Kang Emil.

4. Pertanian adalah pertahanan ekonomi paling tangguh

Jabar Selatan Rawan Penyelundupan, Ekspor Komoditas Pertanian Diawasipertanian.sragenkab.go.id

Dari hasil kajian ekonominya, Emil menyebutkan pertahanan ekonomi paling tangguh di Jabar selama pandemi Covid-19 adalah ekonomi pertanian. Oleh karenanya, Emil mewacanakan kebijakan tahun depan di Jabar bakal lebih banyak diarahkan ke desa dan pertanian yang dilengkapi dengan teknologi 4.0.

"Dan saya laporkan ke Pak Menteri, Covid-19 di Jabar terkendali karena sudah sebulan reproduksi dibawah satu, tiap hari juga jumlahnya hanya belasan. Ini menandakan kami siap membuka lagi ekonomi pertanian yang jadi tulang punggung masyarakat," jelasnya.

"Karena Jabar ini penduduknya paling banyak, keamanan pangannya harus dijaga. Kita ada mini laboratorium di pasar untuk mengecek kualitas pangan, membedakan daging celeng dengan daging sapi, kualitas formalin yang berlebihan dan sebagainya, termasuk telur invertile kita kendalikan," tambahnya.

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya