Fosil Gajah Ribuan Tahun Lalu Ditemukan di Bantaran Waduk Saguling

Tak hanya gajah, fosil kerbau, rusa, dan sapi juga ditemukan

Bandung Barat, IDN Times - Sejumlah fosil tulang belulang binatang ditemukan di bantaran Waduk Saguling, Kampung Suramanggala RT 01 RW 02 Desa Baranangsiang, Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat (KBB). Fosil tulang belulang ini diduga merupakan tulang dari hewan-hewan endemik yang hidup ribuan tahun yang lalu.

Sedikitnya paleontolog menemukan 17 titik fosil tulang hewan (vertebrata) berbagai jenis dan bentuk. Mulai dari bagian kaki, tulang belakang, bagian tubuh, gigi dan bagian kepala.

Hasil identifikasi para paleontolog, temuan fosil tulang belulang hewan tersebut merupakan tulang kerbau, sapi, rusa dan tulang yang dominan yakni tulang gajah. Tulang belulang ini selanjutnya harus diteliti untuk mengetahui umur tulang tersebut.

Temuan fosil tulang belulang gajah ini menjadi spesial lantaran saat ini gajah hanya ditemukan di Pulau Sumatera. Dengan temuan itu membuktikan bahwa di Pulau Jawa terdapat gajah sebagai hewan endemik. 

1. Hidup saat Danau Bandung Purba menggenang

Fosil Gajah Ribuan Tahun Lalu Ditemukan di Bantaran Waduk SagulingFosil gajah ditemukan di bantaran Saguling. (IDN Times/Bagus F)

Anggota Masyarakat Geografi Nasional Indonesia dan Kelompok Riset Cekungan Bandung, T. Bachtiar mengatakan, masa genang Danau Bandung Purba diperkirakan sekitar 105 ribu tahun yang lalu dan surut pada 16 ribu tahun yang lalu. Sementara puncak genangnya diperkirakan pada 36 ribu tahun yang lalu dengan ketinggian air 725 mdpl.

"Kehidupan elephas maximus atau gajah asia itu diperkirakan ada saat Danau Bandung Purba menggenang," ujar T. Bachtiar saat dihubungi, Rabu (13/10/2021).

2. Ada dua pendapat soal kehidupan gajah di Jawa

Fosil Gajah Ribuan Tahun Lalu Ditemukan di Bantaran Waduk SagulingFosil gajah ditemukan di bantaran Saguling. (IDN Times/Bagus F)

Menurut T. Bachtiar, ada dua pendapat yang menyebutkan adanya kehidupan gajah di Pulau Jawa. Pendapat pertama menyebutkan gajah merupakan hewan endemik yang berada di sekitar aliran Citarum. Pendapat kedua yakni kehidupan gajah ada saat zaman kerajaan.

"Tapi kalau zaman kerajaan belum jadi fosil. Jadi syarat fosil itu 10 ribu tahun yang lalu. Kalau sudah jadi fosil, itu endemik. Kalau masih berwujud tulang mungkin hipotesa kedua bisa menjadi alternatif. Sebab 10 ribu tahun belum ada kerajaan," kata T. Bachtiar.

3. Kehidupan gajah zaman kerajaan bukan gajah endemik

Fosil Gajah Ribuan Tahun Lalu Ditemukan di Bantaran Waduk SagulingFosil gajah ditemukan di bantaran Saguling. (IDN Times/Bagus F)

Dalam buku Toponimi yang ia tulis, T. Bachtiar juga menyebutkan ada kehidupan gajah di aliran sungai Citarum. Dari nama tempat Leuwi Gajah di Kota Cimahi, menunjukkan ada kehidupan gajah di wilayah itu. Namun kehiupan gajah yang dimaksud berbeda dengan gajah yang hidup saat Danau Bandung Purba menggenang.

Kehidupan gajah di wilayah Bandung saat zaman kerajaan merupakan gajah yang didatangkan dari Pulau Sumatera sebagai hadiah untuk seorang tokoh yang kini dikenal sebagai Dalem Gajah. Gajah tersebut kemudian berkembangbiak dan berkehidupan di sekitar pinggiran aliran Citarum.

"Gajahnya digembalakan dan dimandikan sampai ke daerah Cimahi Selatan, Leuwi Gajah yang dekat dengan jembatan tol sekarang," papar T. Bachtiar.

4. Kehidupan gajah didukung habitat di aliran Citarum

Fosil Gajah Ribuan Tahun Lalu Ditemukan di Bantaran Waduk SagulingFosil gajah ditemukan di bantaran Saguling. (IDN Times/Bagus F)

Kehidupan gajah pada saat Danau Bandung Purba menggenang semakin kuat dengan beberapa indikator lain. Jika melihat pola kehidupan gajah yang cenderung hidup berkelompok dan berhabitat tidak di hutan belantara, maka beberapa topografi di aliran Citarum mengarah pada habitat gajah.

"Gajah itu hidupnya bukan di hutan belantara, tapi hidup di daerah savana. Berarti daerah sekitar Citarum itu dulu ada savana untuk rumputnya, ada rawa, air untuk mereka berkubang. Jadi syarat hidupnya itu bukan berada di hutan yang rapat. Nah syarat itu kan terpenuhi," jelasnya.

Melihat pola hidup yang berkelompok, bisa dimungkinkan ada fosil lain dalam radius tertentu. "Uji coba kemungkinan fosil yang sekarang diduga kemungkinan induk besar atau kecil. Kalau besar berarti dia lagi soliter, kalau remaja bisa dikelilingi. Pertanyaan berikutnya, hewan itu mati di tempat itu atau fosil itu terbawa dari tempat lain," tutupnya.

Baca Juga: Temuan Fosil di Bumiayu Diperkirakan Berusia 1,8 Juta Tahun Lalu

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya