Dekat dengan PLTA Saguling, 400 Rumah di KBB Belum Nikmati Listrik

Warga di Desa Sirnajaya hidup tanpa cahaya saat malam

Bandung Barat, IDN Times - Ditengah masifnya kemajuan teknologi, pelosok Bandung Barat rupanya masih ada yang belum melek cahaya. Meski tidak begitu jauh dengan lokasi Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Saguling, sejumlah perkampungan di pelosok Desa Sirnajaya, Kecamatan Gununghalu, Kabupaten Bandung Barat (KBB) belum teraliri listrik.

Seperti diketahui, PLTA Saguling merupakan pemasok listrik dengan daya tampung cukup besar yang mengaliri listrik untuk pulau Jawa dan Bali.

Kepala Desa Sirnajaya, Suhardi mengatakan, di wilayahnya masih ada sekitar 400 rumah yang belum terpasang stand meter kWh atau meteran listrik. Ratusan rumah itu hingga kini terbiasa hidup dengan pencahayaan seadanya.

"Ada sekitar 400 rumah yang belum ada kWh. Setelah dihitung, agar listrik bisa menerangi sampai pelosok perkampungan di Desa Sirnajaya, dibutuhkan sekitar 60 tiang listrik," ungkap Suhardi, Sabtu (27/6).

1. Untuk dapat penerangan, warga harus sambung sendiri kabel listrik

Dekat dengan PLTA Saguling, 400 Rumah di KBB Belum Nikmati ListrikKabel listrik yang selama ini diinstal di Medan terlihat semrawut. IDN Times/Doni Hermawan

Hingga saat ini, masih terdapat sejumlah warga yang menggunakan penerangan seadanya. Demi mendapatkan aliran listrik, warga harus merogoh kocek lebih dalam untuk membeli kabel panjang yang disalurkan dari rumah ke rumah yang sudah mendapat aliran listrik.

"Sementara ini, untuk mendapatkan aliran listrik, warga harus membeli kabel yang cukup panjang secara mandiri lalu disambungkan dengan rumah yang sudah memiliki kWh atau aliran listrik," sebutnya.

2. Satu kampung masih menggunakan lilin untuk penerangan

Dekat dengan PLTA Saguling, 400 Rumah di KBB Belum Nikmati Listrikpexels.com/Dhivakaran S

Kampung Garunggang Hilir, RT 03 RW 21 di Desa tersebut merupakan satu dari sekian kampung yang masih gelap. Jangankan untuk memiliki peralatan listrik seperti televisi, radio, mesin cuci maupun kulkas, untuk sekadar penerangan rumah saat malam hari saja warga kampung itu hanya mengandalkan cahaya lilin untuk penerangan.

Nanang Abdul Kodir, Ketua RT 03 menyebutkan, sebanyak 16 rumah yang dihuni oleh 30 kepala keluarga atau sekitar 75 jiwa tinggal di kampung Garunggang Hilir.

Kampung itu berlokasi di tengah perkebunan teh Montoya. Hanya ada satu jalan setapak beralas lumpur menyusuri perbukitan dan persawahan demi bisa sampai kampung tersebut. Jaringan listrik terdekat menurutnya berjarak sejauh 2 kilometer.

Mayoritas pekerjaan warga kampung merupakan buruh tani dan berladang singkong maupun sereh wangi. Jika siang mereka sibuk menggarap lahan namun saat malam tiba, warga harus berselimut gelap.

"Ada tiang listrik di kampung sebelah, kurang lebih jaraknya 1,5 kilometer. Kalau nyambung harus modal kabel panjang," ujar Nanang.

3. Warga yang 'nebeng' harus bayar per satu nyala lampu seharga Rp15 ribu per bulan

Dekat dengan PLTA Saguling, 400 Rumah di KBB Belum Nikmati ListrikIDN Times/Hendra Simanjuntak

Saat matahari mulai tenggelam, aktivitas warga pelosok Gununghalu ini hanya berdiam diri di rumah dengan penerangan lilin atau lampu minyak. Malam-malam yang terasa begitu hening, tanpa suara musik dari sound system maupun hiburan dari tontonan televisi.

Menurut Nanang, kondisi tersebut sudah dirasakan sejak warga mulai menghuni perkampungan itu pada dua dekade lalu. Barulah, pada 2 tahun terakhir, tiga warga yang sedikit mampu mengajukan pemasangan jaringan listrik, akhirnya meteran listrik dipasang di kampung sebelah dan kabel membentang ke perkampungannya.

Nanang menuturkan, warga yang tidak mampu terpaksa harus 'nebeng' pada meteran orang lain. Pembagian iuran pun dilakukan dengan musyawarah agar listrik bisa dinikmati sebatas penerangan saja.

"Satu lampu bayarnya Rp15 ribu per bulan kepada yang punya meteran, dengan begitu sekarang ada sedikit penerangan," tuturnya.

4. PLN mengaku belum tahu ada perkampungan yang belum dapat listrik

Dekat dengan PLTA Saguling, 400 Rumah di KBB Belum Nikmati ListrikWarga memeriksa meteran listrik di kompleks rumah susun (Rusun) Petamburan, Jakarta, Minggu (7/6/2020). ANTARA FOTO/Reno Esnir

Dihubungi terpisah, Manager Bagian Jaringan PLN UP3 Cimahi Pilih Kondhang Paramarta mengatakan pihaknya akan melakukan pengecekan terlebih dahulu ke lokasi kampung di pelosok KBB yang belum tersentuh aliran listrik.

"Saya sudah tanya ke Manager PLN Cililin kebetulan belum tahu juga terkait lokasi ini. Jadi rencana nanti kita cek dulu ke lokasi kenapa di sana belum berlistrik," kata Pilih saat dihubungi.

5. Warga diminta ajukan pemasangan listrik secara kolektif

Dekat dengan PLTA Saguling, 400 Rumah di KBB Belum Nikmati ListrikDok. PLN

Pilih menyarankan, warga yang belum tersentuh aliran listrik segera mengajukan untuk pemasangan meteran listrik. Mengenai pengajuan, warga bisa mengajukan secara kolektif dengan rincian jumlah masyarakat yang akan mengajukan.

"Bisa secara kolektif. Khusus untuk perluasan jaringan seperti itu agar dibuatkan surat pengantar dari desa, nanti kami bisa realisasikan melalui program Listrik Desa yang ada di PLN atau bisa melalui program dari Dinas ESDM," pungkasnya.

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya