Dampak Virus Corona, Pariwisata Jabar Turun hingga 5 Persen
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bandung Barat, IDN Times - Kasus virus corona yang terjadi di berbagai negara mulai berdampak terhadap perekonomian, termasuk di Indonesia. Sektor pariwisata di nilai yang paling terdampak terhadap wabah virus mematikan COVID-19.
"Memang ada beberapa negara yang keluar masuknya dilarang. Seperti Itali, Saudi Arabia juga, apalagi Cina," kata Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Jabar, Dedi Taufik saat ditemui di Mason Pine, Padalarang, Rabu (11/3).
1. Kunjungan wisata Jabar turun 5 persen
Berdasarkan data, Dedi mengatakan, penurunan jumlah kunjungan wisatawan di Jawa Barat mencapai 5 persen. Kawasan metropolitan dinilai mendominasi okupansi penurunan itu.
"Ya (ada penurunan). Kurang lebih dari okupansi 5 persen. Ada penurunan terutama di kawasan metropolitan Bandung, kemudian juga ada di Bekasi dan Karawang," ungkap Dedi.
2. Disbudpar pancing wisatawan nusantara
Menyadari ada penurunan kunjungan wisata terlebih wisatawan asing, Dedi menjelaskan Pemprov Jabar merancang beberapa strategi demi kestabilan kunjungan. Kepada pengelola wisata, dia mengimbau agar menghadirkan hiburan yang sifatnya baru untuk mengundang lebih banyak wisatawan domestik.
"Nah, pendekatan kita, strateginya adalah melakukan langkah-langkah bagaimana mendatangkan wisnus (wisatawan nusantara). Kita meningkatkan itu," ujarnya.
"Kemudian juga membuat beberapa atraksi atau festival yang ada di kabupaten kota. Supaya menggeliatkan keberminatan pengunjung," imbuhnya.
3. Sejumlah acara yang melibatkan massa besar harus tingkatkan kewaspadaan
Sebelumnya, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengimbau kepada pihak manapun untuk bisa menunda sejumlah kegiatan yang sifatnya massal atau mendatangkan banyak orang. Ini dilakukan sebagai langkah antisipasi agar penyebaran virus corona (COVID-19) tidak semakin meluas.
Dedi mengatakan, yang dimaksud Emil bukan penundaan acara. Melainkan pihak pengelola harus memiliki langkah waspada.
"Bukan ditunda ya. Saya pikir perlu kehati-hatian. Tapi yang penting kan kita berperilaku hidup bersih dan sehat," paparnya.
4. Alat pengukur suhu tubuh harus disiapkan pengelola wisata
Kepada seluruh pengelola wisata, Dedi mengimbau agar pengelola menyiapkan alat pengukur suhu tubuh. Hal itu merupakan satu dari sekian langkah antisipasi penyebaran virus corona di sektor pariwisata.
"Terutama dari Dinkes Daerah harus punya alat pendeteksi suhu tubuh berapa derajat dan sebagainya," tandasnya.
Baca Juga: Wabah Virus Corona, Pariwisata Kota Bandung Hancur!