Buang Sampah ke Legok Nangka Mahal, Pemda KBB Akan Buka TPA Sendiri

Biaya buang sampah 8 kali lebih mahal dari TPA Sarimukti

Bandung Barat, IDN Times - Pemerintah Kabupaten Bandung Barat (KBB) berencana membuka sendiri lokasi Tempat Pengolahan dan Pemerosesan Akhir Sampah (TPPAS) di Desa Sarimukti. Hal itu akibat mahalnya biaya tiping fee di TPPAS Legok Nangka, Kecamatan Nagreg, Kabupaten Bandung.

Berdasarkan catatan, sampah regional yang dihasilkan masyarakat KBB setiap harinya mencapai 145 ton. Sedangkan, biaya yang disediakan dalam APBD untuk membuang sampah ke TPPAS Legok Nangka hanya bisa sebanyak 75 ton per hari. 

Persoalan ini membuat biaya buang sampah KBB menjadi delapan kali lebih mahal dibandingkan saat membuang sampah ke TPA Sarimukti. Karena itu, untuk mengantisipasi terkurasnya APBD karena mahalnya biaya buang sampah di Legok Nangka, Dinas Lingkungan Hidup akan membuka TPA baru khusus untuk pembuangan sampah KBB.

1. Lahan untuk TPA baru sudah disiapkan

Buang Sampah ke Legok Nangka Mahal, Pemda KBB Akan Buka TPA Sendirianazkia

Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Apung Hadiat Purwoko mengatakan, Pemda KBB sudah sepakat untuk membuat TPA baru di Desa Sarimukti, Kecamatan Cipatat, KBB.

Pembukaan TPA baru itu sebagai upaya untuk menjaga stabilitas penanggulangan sampah dan keuangan APBD KBB.

"Lahannya sudah ada di Sarimukti. Bukan di TPA yang sekarang. Tapi lahan baru. TPA yang baru ini ya tentu diperuntukan khusus untuk Bandung Barat," ungkap Apung, Senin (4/10).

2. Lahan di Desa Sarimukti dipilih jadi TPA

Buang Sampah ke Legok Nangka Mahal, Pemda KBB Akan Buka TPA Sendirihttps://www.instagram.com/arjunojsp/

Wilayah (RTRW) KBB ada dua lokasi. Pertama di wilayah Desa Sumur Bandung, Kecamatan Cililin kedua di wilayah Desa Sarimukti, Kecamatan Cipatat.

"Kita gak mungkin buang sampah ke Cililin. Sarimukti dipilih karena masyarakat di sana sudah terbiasa dengan adanya TPA," papar Apung.

3. Biaya mahal jadi sebab buka TPA baru

Buang Sampah ke Legok Nangka Mahal, Pemda KBB Akan Buka TPA SendiriDokumen Pribadi

Apung menjelaskan, jika volume sampah di KBB seluruhnya dibuang ke Legok Nangka, Pemda KBB harus menguras anggaran daerah 8 kali lebih besar untuk buang sampah.

"Kita bayar ke Sarimukti sekarang ini cuma Rp50 ribu per ton, nanti di Legok Nangka bayarnya Rp380 ribu per ton. Naiknya hampir 8 kali lipat. Itu yang jadi beban APBD kita," ujar Apung.

Maka, lanjut Apung, karena MoU harus tetap dibangun dengan Pemerintah Provinsi, Pemda KBB hanya mampu membuang sampah 75 ton per hari. Hal itu dilakukan demi APBD tidak terkuras hanya untuk buang sampah.

4. Rehabilitas penutupan TPA Sarimukti harus diperhatikan

Buang Sampah ke Legok Nangka Mahal, Pemda KBB Akan Buka TPA SendiriANTARA FOTO/Risky Andrianto

Sementara, Komisi III DPRD KBB, Iwan Ridwan mengatakan dirinya sepakat dengan rencana Pemda untuk membuka TPA sendiri. Namun, DLH KBB harus menyiapkan rehabilitasi TPA Sarimukti pasca ditutup kelak.

Menurutnya upaya itu harus dilakukan untuk mengubah cara pandang Kabupaten Kota lain terkait keberadaan TPA.

"Jangan sampai menjadi polemik diakhir yang akan berdampak pada Kabupaten Kota lain menolak keberadaan TPA," ujar Iwan.

Iwan menekankan, jika akan dilakukan pembangunan TPA baru di wilayah Sarimukti lagi, jangan sampai ditinggalkan perhatian terhadap masyarakat sekitar, pembangunan infrastruktur dan perhatian terhadap lingkungan. Sebab kata Iwan, perhatian-perhatian itu akan berpengaruh pada kondusifitas masyarakat sekitar.

"Kita bangun bahwa dengan hadirnya TPA akan mendatangkan kesejahteraan ekonomi warga sekitar. Kita satu keinginan dengan DLH bahwa kehadiran TPA ini dijadikan berkah bukan dijadikan masalah," paparnya.

5. Pola 3R harus digalakan untuk mengurangi volume sampah

Buang Sampah ke Legok Nangka Mahal, Pemda KBB Akan Buka TPA SendiriWikimedia

Iwan berharap, ke depannya DLH KBB menggalakan pola 3R (reduce, reuse, recycle) untuk mengurangi beban volume sampah di KBB.

"Sehingga sampah yang dibuang ke TPA merupakan sampah yang sudah tidak produktif. Sampah yang tidak produktif ini kan juga bisa diolah menjadi pupuk," pungkasnya.

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya