Begini Kondisi Bangunan SMP yang Dikepung Proyek KCIC di KBB

Ruang kelas berdebu, lantai retak hingga tiang patah

Bandung Barat, IDN Times - Proyek Kereta Cepat Indonesia-China (KCIC) tidak hanya berdampak pada bangunan SMPN 1 Ngamprah, siswa yang tengah menjalankan kegiatan belajar mengajar pun harus terganggu kenyamananannya karena debu proyek yang masuk ke ruang kelas.

Dari pantauan IDN Times di lokasi, tampak beberapa siswa memakai masker untuk menghalangi debu. Sudut-sudut ruang kelas pun tampak dipenuhi debu dampak dari proyek.

Bangunan sekolah tersebut merupakan bangunan yang pantas harus direnovasi. Beberapa sudut bangunan nampak mengalami retak-retak hingga tiang penyanggah atap patah akibat getaran proyek.

1. Bangunan sekolah alami kerusakan

Begini Kondisi Bangunan SMP yang Dikepung Proyek KCIC di KBBIDN Times/Bagus F

Hal tersebut dibenarkan Wakil Kepala SMPN 1 Ngamprah, Mahfudin Sugandi saat ditemui IDN Times di lokasi. Dia menunjukkan beberapa ruangan yang mulai rusak.

Kerusakan tersebut meliputi lantai yang retak, beberapa tembok yang rapuh, hingga tiang penyanggah yang patah. Namun tiang penyanggah sudah diperbaiki karena dinilai urgen.

"Atap rumah juga beberapa waktu lalu pernah ambrol. Tapi kita sudah perbaiki. Ya kita perbaiki yang kira kira urgen saja," ujar Mahfudin, Senin (7/10).

Dia mengatakan, pihaknya hingga saat ini masih menunggu proses penggantian bangunan yang akan dilakukan oleh PT Wika sebagai pelaksana yang ditunjuk PSBI.

"Di depanpun sudah ada tiang yang patah. Tapi kita sudah perbaiki sementara. Kalau pintu yang rusak dan lantai yang retak mah dibiarkan saja," ungkapnya.

2. Kenyamanan siswa terganggu

Begini Kondisi Bangunan SMP yang Dikepung Proyek KCIC di KBBIDN Times/Bagus F

Mahfudin mengatakan, meski proyek akan menyentuh bangunan dan sejumlah bangunan mengalami kerusakan, kegiatan belajar mengajar tidak terganggu.

Namun, lanjutnya, proyek yang mengepung sekolahnya sangat mengganggu kenyamanan siswa. Debu dan suara bising kerap kali menghantui siswa saat belajar.

"Kalau KBM tidak terhambat karena kelas masih bisa terpakai. Namun dari segi kenyamannan memang ada. Seperti debu proyek mungkin karena sangat dekat sekali, di depan di samping sekolah ada proyek," paparnya.

Menurutnya, kenyamanan kegiatan belajar mengajar terganggu karena bising suara mesin dan getarannya. Ditambah debu proyek kerap kali masuk ke ruang kelas saat siswa sedang belajar.

"Tentu saja saat siang hari, jika ada angin maka debu itu juga masuk ke kelas walaupun tidak terlalu banyak. Suara dan getaran mesin juga sering mengganggu proses belajar siswa," terangnya.

3. Akses sekolah hanya melalui proyek

Begini Kondisi Bangunan SMP yang Dikepung Proyek KCIC di KBBIDN Times/Bagus F

Mahfudin menjelaskan, SMPN 1 Ngamprah merupakan bangunan yang terhimpit proyek KCIC. Akses jalanpun hanya melalui depan sekolah. Sedangkan jalur proyek berada tepat di pintu keluar gerbang sekolah.

"Gangguan lainnya, siswa dan siswi saat pulang sekolahpun harus lebih berhati hati. Karena jalannya pun jalan proyek. Karena akses sekolah hanya mempunyai satu jalur jalan hanya lewat depan saja," jelasnya.

4. Sekolah ingin pengadaan masker bagi siswa

Begini Kondisi Bangunan SMP yang Dikepung Proyek KCIC di KBBANTARA FOTO/FB Anggoro

Atas banyaknya dampak yang harus diterima, Mahfudin menyampaikan, pihak sekolah tidak menuntut kompensasi berupa uang. Pihaknya hanya menuntut pengadaan masker untuk siswa, pemeriksaan kesehatan rutin dan pengadaan makanan bergizi bagi siswa.

"Kalau di masyarakat kan ada kompensasi. Kalau ke anak-anak gak perlu uang lah menurut saya mah. Cukup pengadaan masker, pemeriksaan kesehatan rutin, dan juga penyediaan makanan atau minuman bergizi sebagai pengganti dampak proyek," tutupnya.

Baca Juga: Terdampak Proyek KCIC, Bangunan SMP di KBB Belum Mendapat Penggantian

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya