6 Ritual Adat Bandung Barat, dari Hajat Arwah sampai Ngamandian Ucing

Masih lestari meski digilas modernisasi

Bandung Barat, IDN Times - Kekayaan adat dan budaya masyarakat Sunda kini dipertarungkan dengan derasnya modernisasi. Satu per satu budaya perlahan mulai ditinggalkan pemiliknya sendiri. Namun demikian, di tengah arus modernisasi produk budaya masyarakat sunda khususnya di Provinsi Jawa Barat masih lestari dijaga segelintir budayawan.

Di Kabupaten Bandung Barat (KBB), upacara adat masih menjadi ritus tahunan bagi para penganutnya. Sebagai bagian dari masyarakat Sunda, tercatat masih ada sejumlah warisan budaya yang kini masih dilestarikan. Tentunya, beragam bentuk upacara adat ini memiliki makna filosofis yang lekat keterkaitannya dengan alam dan kebijaksanaan.

Berikut 6 ritual dan upacara adat di Bandung Barat yang masih lestari:

1. Hajat Arwah

6 Ritual Adat Bandung Barat, dari Hajat Arwah sampai Ngamandian UcingIDN Times/Andra Adyatama

Warga Desa Nyalindung, Kecamatan Cipatat memiliki warisan budaya yang cukup unik. Mereka menjalankan upacara adat berupa ziarah ke sebuah makam yang mereka sebut sebagai 'Hajat Arwah'. Dari namanya saja, kita diantarkan pada ritus tertentu yang melibatkan dimensi lain.

Hajat Arwah ini merupakan warisan budaya yang turun-temurun dengan pola memanjatkan doa secara bersama-sama untuk para leluhur mereka di makam-makam para tokoh yang memiliki peran penting bagi masyarakat Desa Nyalindung. Hajat Arwah ini, biasa digelar pada tanggal 17 Ruwah.

Mengawali acara, warga berkumpul di sebuah rumah tokoh adat, kemudian mereka berpawai dengan diiringi sholawat bersama-sama menuju sebuah makam leluhur mereka. Pawai itu juga berbekal sebuah kendi yang di dalamnya terdapat tanaman hanjuang. Sesampainya di depan makam, rombongan duduk dan mulai memanjatkan doa yang dipimpin oleh Pemangku Adat.

Warisan budaya ini kelak direkomendasikan untuk menjadi warisan budaya tak benda, yang nantinya menjadi ciri khas bagi warga Desa Nyalindung tersendiri atas bentuk konsistensinya dalam mempertahankan ritus ini.

2. Mikul Lodong

6 Ritual Adat Bandung Barat, dari Hajat Arwah sampai Ngamandian UcingDok. Media Indonesia

Bentuk rasa syukur warga di Kampung Cikurutug, Desa Tagogapu, Kecamatan Padalarang terhadap sumber daya alam yang telah tersedia di sana dituangkan dalam ritual Mikul Lodong. Upacara Mikul Lodong ini dilakukan secara beramai-ramai menyisir bukit kemudian berjalan di pematang sawah sembari memikul air dengan gelongan bambu atau yang mereka sebut lodong.

Sesampainya di lokasi, rombongan kemudian memanjatkan doa dan ungkapan syukur kepada Sang Pencipta. Doa-doa yang dipanjatkan berisi ucapan syukur atas air dan sumber daya alam lain yang diberikan untuk menghidupi warga Kampung Cikurutug.

3. Ngamandian Ucing

6 Ritual Adat Bandung Barat, dari Hajat Arwah sampai Ngamandian UcingDok. Kemendikbud RI

Musim kemarau bagi warga Desa Nyenang, Kecamatan Cipendeuy, kerap kali dijadikan momen dimana musim ini, dilaksanakannya Upacara Ngamandian Ucing. Kegiatan memandikan kucing ini digelar dengan harapan bersama agar hujan segera turun di wilayahnya.

Apabila musim kemarau panjang lebih dari enam bulan telah tiba kemudian warga merasa kesulitan air, saat itulah warga Desa Nyenang melakukan ritus Ngamandian Ucing. Rangkaian upacara adat memandikan kucing itu digelar setelah rangkaian solat istisqa. Sesudahnya, warga bersama-sama memanjatkan doa diturunkannya hujan.

Sebelum memandikan kucing, pemangku adat menyiapkan dan mengukur sebatang bambu atau istilah mereka ngadeupa yakni mengukur bambu dengan meletakan ujung jari kanan dan ujung jari kiri pada bmbu. Selanjutnya, warga mulai memandikan seekor kucing di sebuah sungai.

Ritual Ngamandian Ucing mengandung makna komunikasi transendental yang berdimensi mistis, menunjukan masyarakat Kampung Nyenang masih menganut kepercayaan yang bersifat mistis terhadap adanya roh-roh leluhur yang selalu mendampingi segala aktivitas manusia yang masih hidup.Kepercayaan ini diyakini masyarakat setempat dapat memberikan keberkahan lewat hujan yang dinanti-nantikan. Mereka percaya, setelah upacara Ngamandian Ucing itu digelar, tak lama hujan akan turun.

4. Ngertakeun Bumi Lamba

6 Ritual Adat Bandung Barat, dari Hajat Arwah sampai Ngamandian Ucingdpk. ediismail.com

Sang pencipta, telah menganugerahkan dan menyediakan sumber daya alam yang berlimpah. Merupakan suatu keharusan bagi warga setempat untuk mewujudkan rasa terima kasih lewat pelestarian sumber daya alam yang telah tersedia.

Upacara adat Ngertakeun Bumi Lamba memiliki pesan mewujudkan rasa syukur dan berterima kasih masyarakat yang tinggal disekitaran gunung Tangkuban Perahu atas sumber daya alam yang diberikan Sang Pencipta melalui Gunung Tangkuban arahu.

Budaya-budaya kolektif masyarakat memberikan korelasi kehidupan manusia dengan alam, keselarasan tersebut diciptakan oleh masyarakat kolektif sekitar Tangkuban Perahu melalui ritual kebudayaan yang kerap kali dilakukan untuk menjaga keutuhan alam dan lingkungan berikut seisinya yang dianggap berkah dari Tuhan.

5. Irung-irung

6 Ritual Adat Bandung Barat, dari Hajat Arwah sampai Ngamandian UcingIDN Times/Bagus F

Warga Dusun Kancah, Kampung Panyairan, Desa Cihideung, Kabupaten Bandung Barat, memiliki adat istiadat tersendiri untuk menjaga lingkungan. Lewat upacara adat irung-irung masyarakat desa, menjaga kelestarian mata air dan saluran air.

Masyarakat berkumpul di Padepokan Kamuning kemudian berjalan ke arah irung-irung atau yang dikenal dengan sebuah kolam mata air sembari diiringi kesenian sasapian warga mengarak kambing melewati pematang sawah yang sudah ditanami sayur-sayuran.

Lalu menyusuri selokan yang mengarah ke kolam mata air yang sudah dibersihkan oleh warga dari jauh-jauh hari. setelah sampai ditempat ritus, warga menyembelih kambing yang menjadi arak-arakan tadi. kemudian, upacara adat dilakukan dengan menyeburkan diri ke kolam dan melakukan perang air diiringi kesenian sasapian.

Ritus ini dilakukan setahun sekali untuk memelihara sumber air masyarakat setempat, agar dapat menghidupi tanaman, kesuburan, serta meminta keselamatan.

6. Rempug Tarung Adu Tomat

6 Ritual Adat Bandung Barat, dari Hajat Arwah sampai Ngamandian UcingIDN Times/Bagus F

Perang tomat digelar sejak tahun 2012 di Kampung Cikareumbi, RW 03 Desa Cikidang Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat. Upacara ini dilakukan sebagai bentuk rasa syukur atas melimpahnya hasil panen tomat warga setempat.

Perang tomat ini berawal dari perwujudan kreasi seni yang dipadu padankan dengan keresahan petani tanaman tomat. Apresiasi yang minim terhadap hasil panen, diekspresikan melalui semangat kegembiraan dan wujud syukur karena berlimpahnya pasokan air kepada warga RW 03 Kampung Cikareumbi Desa Cikidang.

Melalui perang tomat ini, perkenalan potensi wisata budaya, seni-budaya, alam, begitu pula hasil bumi yang nantinya menjadi tujuan pengenalan terhadap wisatawan.

Baca Juga: 10 Fakta Menarik Tradisi dan Budaya Kampung Naga di Tasikmalaya

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya