UKM-UMKM Bandung Tetap Bertahan dari Badai COVID-19 Selama 2021 

Sektor kuliner paling kuat hadapi badai pandemik COVID-19

Bandung, IDN Times - Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dan Usaha Mikro, Kecil, Menengah (UMKM) Kota Bandung tetap bertahan dari badai COVID-19 di 2021. Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung terus melakukan pendampingan agar para pelaku bertahan dari dampak pandemik corona.

Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagin) Kota Bandung, Elly Wasliah mengatakan, UKM binaan Disdagin Kota Bandung ada sebanyak 14-16 ribu. Pada 2021 sempat mengalami penurunan karena dampak pandemik COVID-19.

Meski terdampak, upaya pemberian bantuan dan tanggung jawab dari Pemkot Bandung tetap dilakukan, mulai dari pendampingan hingga membantu pemasaran secara offline dan online. Beberapa yang mengalami dampak ada dari UKM di sektor fesyen, kerajinan, hingga makanan.

"Dari tiga sektor tidak semuanya terdampak, mungkin kuliner agak lebih bertahan karena orang butuh makan meskipun ada beberapa yang mengalami penurunan, cuma masih bertahan," ujar Elly saat dihubungi, Jumat (31/12/2021).

1. Promo UKM digelar di pusat perbelanjaan modern

UKM-UMKM Bandung Tetap Bertahan dari Badai COVID-19 Selama 2021 Ilustrasi Pengusaha/Wirausahawan (IDN Times/Aditya Pratama)

Beberapa upaya agar UKM tetap bertahan, dikatakan Elly, yaitu dengan membuat promosi melalui beberapa program yang sudah dibuat Disdagin Kota Bandung. Program ini ada yang online dan offline.

"Kami buat terobosan pasar kreatif Bandung di pusat perbelanjaan modern dengan 216 pelaku usaha UKM, mereka ditempatkan gratis jadi hanya bawa produk saja," ucapnya.

Dari sembilan pusat perbelanjaan modern atau mal yang menggelar pasar kreatif, Elly bilang, semua sektor UKM banyak mendapatkan untung. Sehingga, menurutnya, hal ini sangat menolong pelaku UKM bertahan di tengah badai pandemik COVID-19.

"Total omzet keseluruhan mencapai Rp 4,295,316,255. Acara ini kami gelar dari September-November 2021, itu hasil omzet para pelaku UKM," katanya.

Selain itu, ada juga kegiatan Bandung Week Market 2021, Elly menjelaskan, kegiatan ini digelar di Provinsi Bali, mulai 15-21 Oktober 2021. Dalam kegiatan itu semua sektor UKM turut memamerkan dan menjual produknya. Adapun total omzet dari kegiatan itu mencapai Rp1,116,959,257.

2. Pemkot Bandung dorong UKM untuk tetap promo di tengah pandemik COVID-19

UKM-UMKM Bandung Tetap Bertahan dari Badai COVID-19 Selama 2021 Ilustrasi UMKM. (IDN Times/Aditya Pratama)

Selanjutnya, Pemkot Bandung juga menggelar Bandung Hijab Festival yang digelar selama dua kali, pada periode pertama, diselenggarakan pada tanggal 14-18 April 2021 bertempat di Atrium Trans Studio Mall (TSM) dengan 36 pelaku usaha.

"Pada periode pertama, total omzet dari kegiatan itu mencapai Rp2,139,446,600," ucapnya.

Sedangkan, untuk Bandung Hijab Festival periode kedua yang digelar pada tanggal 22-24 Oktober 2021 di Atrium TSM dengan 30 pelaku usaha total omzet Rp2,651,984,500.

Selain beberapa strategi itu, Elly mengatakan, Pemkot Bandung juga berikan fasilitas sertifikasi halal juga untuk pelaku kuliner. Menurutnya, program ini sangat membantu karena untuk mengurus sertifikat halal itu tidak murah.

"Sertifikat halal itu mahal, nah ini ada 150 pelaku usaha kemarin kami berikan, kebetulan sudah diserahkan oleh Pak Yana saat masih menjadi Wakil Wali Kota Bandung," katanya.

3. Bandung Fesyen Week akan digelar pada 2022

UKM-UMKM Bandung Tetap Bertahan dari Badai COVID-19 Selama 2021 Ilustrasi Pengusaha/Wirausahawan (IDN Times/Aditya Pratama)

Pada 2022, Elly menjelaskan, sejumlah program akan tetap dijalankan untuk bangkit dari dampak COVID-19. Selain itu, ada beberapa tambahan kegiatan yang mendukung promosi para UKM untuk bangkit, seperti gerand launching Galeri Dekranasda.

"UKM binaan akan ada tempat, itu nanti di Jalan Jakarta, kami sewa supaya prodak UKM Kota Bandung ada setiap saat. Grand launching akhir Januari 2022," ujarnya.

Kemudian, untuk UKM sektor fesyen yang sudah naik kelas akan ada promo paling besar, yaitu Bandung Fesyen Week. Elly bilang, kegiatan ini dikhususkan untuk para pelaku UKM yang sudah bersekala besar.

"Bandung Fesyen Week, kami arahkan untuk UKM orientasi ekspor, semoga pada 2022 UKM akan terus bertahan meski pandemik belum usai," katanya.

4. UMKM Kota Bandung masih banyak dapat untung

UKM-UMKM Bandung Tetap Bertahan dari Badai COVID-19 Selama 2021 Ilustrasi UMKM. (IDN Times/Aditya Pratama)

Sedangkan, Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (KUKM) Kota Bandung, Atet Dedi Handiman mengatakan, UMKM Kota Bandung pada 2021 sudah mulai bergeliat dibandikan dengan 2020. Banyak UMKM Bandung yang pada 2021 tetap mendapatkan untung.

Pada prinsipnya, dikatakan Atet, Pemkot Bandung dalam menghadapi pandemik merangkul semua masyarakat untuk menjadi UMKM. Karena, menurutnya, UMKM adalah awal dari UKM.

"Kami lakukan pendampingan kami menugaskan para pendamping itu UMKM sendiri 15 orang satu pendamping mewakili 30 UMKM dan dari pendamping yang sudah jalan itu mewajibkan usaha baru, jadi yang tidak usaha jadi usaha dan ini sasaran kami tingkatkan omset naik kelas," ujar Atet, Jumat, (31/12/2021).

Selama 2021, Pemkot Bandung telah melakukan pelatihan pada 500 orang pelaku UMKM. Pelatihan diberikan mulai dari latih dari digital marketing, pemanfaatan platform e-commerce dengan bekerjasama beberapa perusahaan penjualan online terbesar di Indonesia.

Dinas KUMKM Kota Bandung juga membuat Gerai Salapak di Jalan Ir Juanda nomor 10, Dago. Gerai itu berisi produk dari 90 pelaku UMKM Kota Bandung. Ketika produk laku dengan keras, Pemkot Bandung mendorong para UMKM untuk pasar online.

"Kami juga punya sistem informasi sirkuit di situ mulai dari nama jenis jualan, dari sistem itu, dapat dilihat apakah fasilitas memenuhi, keuangan dari mana saja tenaga kerja berapa," ucapnya.

Atet menjelaskan, Pemkot Bandung juga membuatprogram Unit Recovery Center, dalam program ini UMKM dibimbing untuk bertahan di masa pandemik, dan itu ada sebanyak 600 pelaku, "Pembimbingan dilakukan mulai dari perizinan, permodalan, tapi banyak di perizinan," kata dia.

5. UMKM sektor kuliner bertahan di tengah pandemik COVID-19

UKM-UMKM Bandung Tetap Bertahan dari Badai COVID-19 Selama 2021 Ilustrasi UMKM. (IDN Times/Aditya Pratama)

Selama pendampingan UMKM 2021, Atet mengatakan, memang tidak semua sektor mengalami peningkatan yang signifikan. Namun, untuk sektor kuliner tetap bertahan.

"Dari 450 kami dampingi rata-rata naik omzet ada naik tinggi di 2021 yaitu kuliner jamu itu omzet selama 2021, Rp 2 M. Itu dari berapa ratus juta sekarang miliaran," katanya.

Pada 2022, Atet bilang, pembinaan akan fokus terhadap bimbingan perizinan, mulai dari izin untuk produk dan urusan administrasi lainnya. Hak ini dikatakannya penting karena dasar agar UMKM dapat naik kelas.

"Kami fokus 2022 untuk perizinan, jadi ada kasus UMKM kami, izin belum keluar tapi, produk sudah dijual dan itu samapi di tahan. Jadi kami akan buat pusat konsultasi izin khusus di dinas di lapak dan kami kerja sama dengan Kadin dan Hipmi," kata dia.

6. Pemprov Jabar sebut UMKM banyak terdampak COVID-19

UKM-UMKM Bandung Tetap Bertahan dari Badai COVID-19 Selama 2021 Ilustrasi UMKM. (IDN Times/Aditya Pratama)

Meski begitu, Pemerintah Provinsi Jabar melalui Dinas Koperasi dan Usaha Kecil (Dinas KUK) menyatakan, pandemik COVID-19 telah memberikan dampak buruk terhadap UMKM. Berdasarkan rilis Katadata Insight Center (KIC), mayoritas UMKM (82,9%) merasakan dampak negatif dari pandemi ini dan hanya sebagian kecil (5,9%) yang mengalami pertumbuhan positif.

Kusmana Hartadji, Kepala Dinas KUK Jabar mengatakan, hasil survey dari beberapa lembaga (BPS, Bappenas, dan World Bank) menunjukkan bahwa pandemi ini menyebabkan banyak UMKM kesulitan melunasi pinjaman serta membayar tagihan listrik, gas, dan gaji karyawan.

"Beberapa diantaranya sampai harus melakukan PHK. kendala lain yang dialami UMKM, antara lain sulitnya memperoleh bahan baku, permodalan, pelanggan menurun, distribusi dan produksi terhambat," ujar Kusmana melalui keterangan resminya, Jumat (31/12/2021).

Sepanjang 2020 perekonomian mengalami risesi. Kusmana bilang, pada 2021 pertumbuhan ekonomi mulai mengalami pemulihan. Badan Pusat Statistik (BPS) Jabar mencatat pertumbuhan ekonomi (PDRB) Jabar pada triwulan 2021 secara Year on Year (YoY) tumbuh melejit 6,13 persen.

"Sedangkan secara kumulatif hingga triwulan II/2021 tumbuh 2,54 persen. pada periode yang sama tahun 2020 lalu ekonomi jabar terkontraksi minus 4,93 persen," katanya.

Berbagai upaya dilakukan Pemprov Jabar melalui Dinas KUK dalam rangka pemulihan ekonomi pada pandemi COVID-19. Seperti, program UMKM Juara dan pengurusan legalitas badan usaha melalui Nomor Induk Berusaha (NIB). Terutama dengan menjadikan syarat untuk mendapatkan fasilitas peningkatan produk (Sertifikat Hak Merek, Halal, SNI, BPOM).

"Pada 2021 sebanyak 1 juta UMKM di Jabar mendapatkan NIB kerjasama dengan Dinas PMPTSP. Nasional sebanyak 2,5 juta UMKM memiliki NIB pada 2021," katanya.

Baca Juga: Pemprov Jabar Terus Fokus Selesaikan Vaksinasi COVID-19 di Awal 2022

Baca Juga: Pemprov Jabar Diminta Bikin Aturan Turunan Perda Pesantren

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya