TBC di Jabar Capai 103.485 Kasus di Semester Pertama 2024

Kabupaten Bogor dan Kota Bandung paling banyak kasus TBC

Bandung, IDN Times - Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Barat menyatakan, penyakit tuberkulosis (TBC) sudah menyentuh 103.485 kasus di semester pertama 2024. Pasien TBC paling banyak melanda Kabupaten Bogor dan Kota Bandung.

Kabupaten Bogor mencapai 13.198 kasus, Kota Bandung 8.672 kasus, Kota Bekasi 6.756 kasus, Kabupaten Bekasi 6.645, dan Kabupaten Bandung 6.049 kasus. Paling kecil ada di Kabupaten Pangandaran 481 kasus dan Kota Banjar 682 kasus.

"Data ini diketahui berdasarkan temuan dan laporan dari 27 kabupaten dan kota yang ada di Jabar, terhitung dari tiga bulan pertama dan kedua," ujar Kepala Dinkes Provinsi Jawa Barat, Vini Adiani Dewi, Sabtu (3/8/2024).

1. Screening TBC tahun ini ditargetkan bisa 100 persen

TBC di Jabar Capai 103.485 Kasus di Semester Pertama 2024ilustrasi orang batuk (Vlada Karpovich)

Vini mengungkapkan, Dinkes Jawa Barat menargetkan bisa melakukan screening hingga ratusan ribu penderita di 2024. Sebab, setiap tahunnya Dinkes diberikan angka perkiraan dari pemerintah pusat untuk menemukan kasus TBC.

"Tahun ini kami diwajibkan melakukan kurang lebih pemeriksaan sekitar 200 ribuan penderitaan TBC. Dan sampai Juni itu kami menemukan kurang lebih 42 persen. Jadi sudah ada kurang lebih 103 ribu yang kami temukan, rata-rata usia dewasa," katanya.

2. Screening akan lebih ditingkatkan

TBC di Jabar Capai 103.485 Kasus di Semester Pertama 2024pinterest

Menurutnya, jika kasus TBC semakin banyak ditemukan dan dilaporkan akan semakin bagus. Artinya pemerintah bisa memutuskan rantai penularan. Dengan begitu Vini memastikan akan terus melakukan screening pada masyarakat guna melakukan pengobatan dan mencegah terjadinya penularan.

Kondisi pelacakan ini berbeda dari tahun sebelumnya, di mana Dinkes Jawa Barat hanya menunggu pasien TBC, sekarang bagi masyarakat yang mengalami batuk akan dilakukan screening.

"Sekarang dalam situasi apapun kami akan lakukan screening baik itu lewat portabel ataupun ketika ada yang batuk walaupun tidak ada yang mengeluh sakit ke arah TBC kami pasti screening lewat pemeriksaan dahak ataupun diagnosa dokter," katanya.

3. Masyarakat masih punya stigma buruk soal TBC

TBC di Jabar Capai 103.485 Kasus di Semester Pertama 2024ilustrasi batuk (freepik.com/jcomp)

Untuk data TBC anak, Vini mengatakan, Dinkes Jawa Barat menargetkan angka pelacakan kurang lebih sekitar 20 ribuan, di mana angka itu sudah tercapai. Pada tahun 2023 Provinsi kita menjadi penemu TBC terbanyak bahkan melebihi target dari pemerintah pusat.

"Karena yang seharusnya 100 persen, tapi kami ada di 117 persen," kata dia.

Dalam menjalankan screening di kalangan masyarakat, Vini menjelaskan, pada dasarnya tidak ada kesulitan. Hanya saja stigma di masyarakat mengenai TBC sulit dihilangkan.

"Jadi orang ketika sudah ditemukan TBC lalu disuruh berobat itu biasanya gak mau karena sering mengaku tidak TBC. Apalagi pada anak TBC itu tidak ada demam, kelenjar getah bening, penurunan berat badan, sehingga banyak orangtua yang menanggap anaknya ini tidak TBC," katanya.

"Jadi sulitnya adalah mengobati ketika masyarkat tidak mau minum obat TBC atau yang kedua putus obat. Nah ini yang paling bahaya karena bisa menyebabkan TBC MBR," ujar Vini.

Baca Juga: Kang Ace: KIM Solid, Golkar-Gerindra Lanjutkan Kemesraan di Pilgub Jabar

Baca Juga: Apindo Jabar Tawarkan Investasi di Rebana pada Delegasi Jepang

Topik:

  • Galih Persiana

Berita Terkini Lainnya