Soal Cacar Monyet, Ridwan Kamil Akui Masih Koordinasi Dengan Pusat
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bandung, IDN Times - Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar) turut melakukan tindakan mitigasi mengenai virus cacar monyet atau monkeypox. Langkah yang kini sudah diambil yaitu dengan berkoordinasi dengan pemerintah pusat.
Gubernur Jabar, Ridwan Kamil alias Emil mengatakan bahwa dengan menjalin koordinasi dengan pemerintah pusat diharapkan ada langkah penanganan lanjutan untuk Jabar.
"Ya, apapun penyakitnya Dinkes Jabar tentu sudah siap berkoordinasi dengan pusat, dan ingat ya hasil Kajian ilmiahnya cacar monyet ini tidak seganas COVID-19," ujar Emil, Kamis (28/7/2022).
1. Cacar monyet beda dengan COVID-19
Dalam kondisi saat ini, Emil meminta masyarakat tetap tenang dan jangan panik berlebih. Semua penyakit, kata dia, tentunya akan ada obat dan penanganannya.
"Ini berbeda dari COVID-19, (Cacar monyet) ada cara-cara yang lebih rumit dalam penularannya," ucapnya.
2. Masyarakat harus memilah informasi
Kemudian, Emil menambahkan, masyarakat juga harus bisa memilah informasi dengan cermat. Jika salah mendapatkan informasi, justru akan membuat kepanikan berlebih di kalangan masyarakat.
"Pesan saya, media juga harus proporsional, negara pasti mengantisipasi hal-hal seperti ini," kata dia.
3. Pemerintah pusat menyebut belum ada kasus monkeypox
Sebelumnya, virus cacar monyet (monkeypox) sampai saat ini tidak terdeteksi di Indonesia. Meskipun sempat ada sembilan orang suspek, namun sudah dinyatakan bukan monkeypox usai pemeriksaan laboratorium.
Kemudian, Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin menyatakan bahwa ada dua orang yang melakukan kontak erat dengan pengidap cacar monyet dari Singapura yang transit di Indonesia, di mana akan menuju Malaysia.
"Jadi sampai sekarang Indonesia belum ada kasus monkeypox," ucap Menkes Budi dilansir dari dari laman Kemenkes, Kamis (28/7/2022).
Baca Juga: 5 Fakta Monkeypox yang Ditetapkan sebagai Darurat Kesehatan Global
Baca Juga: Benarkah Adenovirus Simpanse dalam Vaksin COVID-19 Sebabkan Monkeypox?