Seribu Anak Unjuk Kabisa dalam Lomba Tari BIDC di Kampus Maranatha

Peserta dari berbagai jenis tari unjuk kebolehan

Bandung, IDN Times - Bandung Internasional Dance Competition (BIDC) kembali menggelar lomba tari di Kota Bandung. Acara yang berlangsung di Kampus Maranatha, Jalan Surya Sumantri, Kota Bandung pada Minggu (3/11) malam itu melombakan berbagai jenis atau genre tari. Paling unik dari acara ini adalah, peserta lomba hampir seluruhnya dari kalangan anak-anak kecil.

Dalam acara ini, kurang lebih terdapat seribu peserta tari anak-anak, peserta tari banyak dari daerah di Indonesia bahkan Manca Negara.

Chairman of BIDC, Herman susilo Haslim mengatakan, kegiatan tersebut diselenggarakan dengan semangat menjadikan wadah untuk anak-anak dalam mengembangkan jiwa seni khususnya bidang tari. Jika wadah sudah disediakan, diyakini dia, anak-anak yang senang dengan seni tari akan lebih berkembang.

"BIDC dibuat untuk menjadikan sebuah standar, istilahnya barometer bagi teman-teman yang bergerak di bidang tari," ujar Herman saat ditemui usai acara di lokasi.

1. Berbagai macam genre tarian dilombakan

Seribu Anak Unjuk Kabisa dalam Lomba Tari BIDC di Kampus MaranathaIDN Times

Herman menjelaskan, selain unik karena peserta banyak dari kalangan anak-anak, BIDC juga menghadirkan beragam genre tarian yang bisa disesuaikan dengan permintaan dari peserta. Hal tersebut diyakini dia, bisa menjadi pengetahuan baru untuk anak-anak yang belum mengetahui berbagai macam genre tari.

"Uniknya kali ini kita multigenre, jadi ada beberapa genre untuk tarian yang dipertandingkan. Ada dari tradisional, hip hop, ballet, jazz dan kontemporer," ungkapnya.

"Kenapa banyak genre? tujuannya salah satunya agar teman-teman bisa juga melihat tarian ganre lain," tambahnya.

2. Bisa mengurangi anak bermain gawai

Seribu Anak Unjuk Kabisa dalam Lomba Tari BIDC di Kampus MaranathaIDN Times/Azzis Zulkhairil

BIDC 2019, dikatakan Herman, bisa juga menjadi alternatif untuk sebagian masyarakat yang bosan melihat anaknya bermain gawai. Ikut menari merupakan hal yang dapat membantu motorik dari anak-anak. Menari juga merupakan hal yang positif.

"Anak-anak zaman sekarang itu bukan hanya menggunakan gadget tapi marilah kita kembali lagi istilahnya untuk berkreasi dengan fisik," ucapnya.

3. Lomba tari untuk anak harus dikembangkan

Seribu Anak Unjuk Kabisa dalam Lomba Tari BIDC di Kampus MaranathaIDN Times/Azzis Zulkhairil

Seorang dewan juri sekaligus Founder Of Maniratari Dance Company, Wied Sendjayani mengatakan, banyaknya peserta tari dari kalangan anak-anak membuatnya merasa kagum lantaran bakat menari sejak usia dini sudah dipupuk.

"Ini saya cuman kagum aja, ini anak kecil sudah berbakat tapi karena ini kan diwadahi juga kan, lomba-lomba seperti ini penting sekali. Karena kalau gak dimana mereka mau nari," kata Wied.

Bahkan menurutnya, lomba tari untuk anak memang harus di masif kan, mengingat, jika hanya mencari anak yang berbakat di sanggar-sanggar tari saat ini sudah banyak. Namun untuk mengumpulkan anak-anak tersebut harus menggelar acara seperti BIDC.

"Mereka berbakat tapi mereka masih harus terus berlatih. Menang kalah tidak penting yang penting mereja harus berlatih," jelasnya.

4. Berlatih tari tidak bisa hanya dari internet saja

Seribu Anak Unjuk Kabisa dalam Lomba Tari BIDC di Kampus MaranathaIDN Times/Azzis Zulkhairil

Wied menyebutkan, saat ini sudah banyak anak-anak jago dan lihai dalam berlatih berbagai macam jenis tarian melalui media online. Hal tersebut bukan berarti di haramkan. Melainkan ada baiknya sambung Wied, latihan harus dengan ahli dan pakar dalam bidangnya.

"Anak-anak lebih suka belajar sendiri lewat internet dan sebagainya, itu juga bagus cuman tidak lengkap saya bilang, karena pengalaman itu lebih penting bukan hanya sekedar bisa nari," katanya

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya