Seni Pertunjukan Reak Kuda Renggong Masih Eksis di Jawa Barat
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bandung, IDN Times - Seni pertunjukan reak kuda renggong di Jawa Barat masih hidup dan eksis. Salah satu yang membangkitkan gelaran ini yaitu Ganjar Muda Padjajaran (GMP).
Para pendukung Ganjar itu menggelar kuda renggong di Desa Cinunuk, Kecamatan Cileunyi, Kabupaten Bandung beberapa waktu kemarin. Mereka juga menggandeng sejumlah paguyuban kesenian Jawa Barat.
1. Kegiatan kesenian akan terus digaungkan
Koordinator Nasional GMP, Rendra Wibawa Setiawan mengatakan, kegiatan ini menjadi gelaran kesenian dan budaya yang kesekian dari relawan GMP. Nilai kebudayaan menurut dia harus tetap eksis.
"Kami sudah berkali-kali melakukan kegiatan bersama seniman dan budayawan di Jawa Barat. Ini adalah kegiatan yang kesekian kalinya," kata Rendra, melalui keterangan resmi, Senin (9/10/2023).
2. Kegiatan kesenian budaya jangan hilang
Lebih lanjut, Rendra menjelaskan, reak kuda renggong merupakan kesenian asli Jawa Barat. Namun, pertunjukan tersebut kini mulai tergerus zaman dan jarang ditampilkan, sehingga seni pertunjukan itu jangan sampai pudar oleh zaman.
"Ini biasanya dikhususkan untuk pesta sunatan. Biasanya reak kuda renggong ini mendampingi anak-anak yang baru disunat. Melakukan konvoi di jalanan bersama penari," tuturnya.
3. Pendekatan kesenian akan terus dilanjutkan
Dia berharap, dengan digelarnya pertunjukan ini bisa jadi cara untuk melestarikan kesenian reak kuda renggong. Menurutnya, menjaga kelestarian kesenian dan budaya daerah merupakan tanggung jawab bersama.
"Kami selalu punya prinsip bahwa seni dan budaya ini adalah jati diri bangsa. Dengan GMP bekerja sama dengan para tokoh seni dan budaya, itu adalah salah satu cara GMP yang selain ingin meng-Ganjar-kan Jawa Barat, kami juga ingin seni budaya ini tetap ada, tetap lestari," katanya.
Rendra melanjutkan, relawan GMP akan terus menggelar perhelatan kesenian dan budaya di wilayah lainnya di Jawa Barat. Ini menjadi komitmen mereka untuk melestarikan kesenian di Tanah Sunda.
Baca Juga: Kebudayaan Banten yang Masih Lestari, Yuk Jaga Bersama
Baca Juga: Wisman ke Bali Akan Dipungut Biaya Perlindungan Kebudayaan